Bagaimana Pengaruh IHSG Terhadap Reksadana? Begini Penjelasannya

Buat investor pemula, mungkin kata IHSG cukup asing. Padahal, memahaminya sangat penting apalagi kalau kamu mau investasi saham.

Secara harfiah IHSG adalah kependekan dari Indeks Harga Saham Gabungan. Okezone.com melansir, IHSG adalah satu-satunya komponen penting yang wajib digunakan dalam memantau pergerakan harga saham di Indonesia. Para investor biasanya menggunakan parameter dalam IHSG untuk membaca perkembangan harga dan menjadikan acuan pada portofolio.

Selain itu, IHSG bisa dianggap sebagai cermin pergerakan harga seluruh saham yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI). Itu kan buat saham. Apakah ada pengaruh IHSG terhadap reksadana? Ada dong pastinya!

Belum tahu manfaat IHSG untuk investasi? Baca artikelnya di sini

Sudah sering dibahas di artikel-artikel terdahulu bahwa reksadana itu ada banyak jenisnya. Ada reksadana pasar uang, ada reksadana obligasi, dan ada reksadana saham. Nah, untuk yang disebut terakhir, pengaruh IHSG terhadap reksadana saham memang cukup signifikan.

Bagaimana memilih reksadana saham terbaik? Baca caranya di sini. 

Pasalnya, 80% portfolio reksadana saham diinvestasikan di instrumen saham. Jadi, dalam konteks ini, IHSG merupakan faktor penting dalam pengambilan keputusan yang dibuat oleh investor: Apakah reksadana saham yang dimilikinya akan ditahan atau dilepas?

Di dalam kondisi lain, saat IHSG turun, beberapa analisis keuangan dan pakar investasi menganggap momen yang tepat untuk top up atau menambah reksadana saham. Sebab, fluktuasi IGHS biasanya tidak bertahan lama dan biasanya terus naik apabila kondisi perekonomian sedang baik. Dan top up seperti memberi jalan kepada para investor untuk mengamankan dana investasinya untuk mendapat cuan di kemudian hari, di saat IHSG terkerek naik.

Namun, kalau kamu seorang pemula yang ingin terhindari dari risiko, bisa tunda dulu beli atau top up reksadana saham saat IHSG turun. Jauh lebih baik dari itu, kamu melakukan penyesuaian portofolio dengan memberikan bobot yang lebih besar pada reksadana pasar uang agar aman dari guncangan.

Nah, dari sini pun sudah dapat disimpulkan bahwa pengaruh IHSG terhadap reksadana selain saham nyaris tidak ada. Lalu bagaimana tips investasi reksadana saat IHSG turun?

Kuatkan Tujuan Investasi untuk Jangka Panjang

Kalau tujuan investasi reksadana sahammu jangka pendek, saat IHSG turun, kamu mungkin bakal kebakaran jenggot. Namun tidak halnya saat kamu investasi reksadana saham untuk jangka panjang. Berapa tahun hitungan investasi jangka panjang itu? Lima tahun ke atas!

Sebab, balik lagi ke hakikat investasi bahwa investasi itu adalah peningkatan aset atau keuntungan di masa yang akan datang. Jadi, yakin deh kalau IHSG turun, lama-lama akan membaik, dan saat itu terjadi nilai investasimu akan berkali-kali lipat.

Nggak percaya IHSG akan membaik? Kita kilas balik sejarah sedikit seperti dilansir Detik.

“Sejarah penurunan nilai IHSG biasanya diikuti lagi dengan kenaikan. Pada 2007, level tertinggi IHSG mencapai 2745. Sekitar 10 kali dari nilai terendahnya di tahun 1998. Begitu juga saat tahun 2008, IHSG mencapai nilai terendah dibawah 1.100 kemudian memecahkan rekor hingga 5.214 di bulan Mei 2013. Kenaikan hingga 5 kali lipat dalam 5 tahun”

Bisa disimpulkan secara historis, investasi pada komponen saham termasuk reksadana saham di IHSG dalam jangka panjang bisa dapat cuan cukup signifikan. Dan itu tidak didapatkan di bawah lima tahun karena idealnya kamu investasi reksadana saham di atas lima tahun. Lebih bagus lagi di atas 10 tahun dengan tujuan investasi untuk dana pendidikan, kesehatan atau pensiun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG

Sebagai investor tidak ada salahnya juga kamu mengetahui tentang apa saja faktor yang bisa mempengaruhi pergerakan IHSG. Berikut ini faktor-faktor yang biasanya sangat berpengaruh pada pergerakan IHSG:

1.       Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah memegang peran utama dalam keberlangsungan IHSG. Karena apapun regulasi ataupun kebijakan yang pemerintah keluarkan pada suatu industri akan berdampak langsung terhadap kinerja emiten yang berhubungan dengan industri yang bersangkutan.

Contohnya saat pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan ekspor batu bara ke luar negeri. Kebijakan ini pemerintah ambil karena berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan batubara dalam negeri yang belum tercukupi. Tentu larangan ekspor ini akan langsung berdampak ada harga emiten perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri batu bara.

2.       Makro Ekonomi

Maksud dari makro ekonomi yang mempengaruhi IHSG adalah dari segi nilai tukar, tingkat suku bunga dan volume perdagangan saham. Mengapa hal ini bisa berpengaruh terhadap IHSG? Sebab ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi investor khususnya asing untuk menanamkan modalnya. Karena seperti yang kita tahu bahwa inflasi dan tingkat suku bunga Indonesia cukup fluktuatif.

Tingkat suku bunga BI ini berpengaruh negatif terhadap IHSG. Maksudnya Bagaimana? Jadi hubungan IHSG dengan BI Rate itu saling berkebalikan. Maksudnya bila suku bunga BI turun maka IHSG naik dan begitu juga sebaliknya bila suku bunga BI naik maka IHSG akan turun.

Mengapa bisa demikian? Karena tingkat suku bunga BI merupakan acuan dasar dari bank-bank konvensional di Indonesia. Sehingga produk-produk dari bank seperti tabungan, deposito dan giro besaran bunganya akan mengikuti tingkat suku bunga BI.

3.       Hubungan Pelaku Pasar Dengan Fundamental Perusahaan

Masih terkait dengan pelaku pasar atau investor dalam pasar modal. Dalam faktor ini lebih menekankan pada persepsi pelaku pasar dalam mengamati corporate action dan kebijakan suatu perusahaan.  

Contoh sederhananya bila suatu emiten merilis laporan keuangan dalam periode waktu satu tahun misalnya. Keuntungan atau bahkan kerugian yang perusahaan alami akan menjadi salah satu bahan pertimbangan, bersama-sama dengan fundamental yang dimiliki perusahaan tersebut.

Begitulah penjelasan faktor-faktor yang umumnya berpengaruh signifikan pada pergerakan IHSG. Dengan begini kamu bisa mengantisipasi bila sewaktu-waktu terjadi kondisi yang tidak diinginkan, tentunya dengan berbagai tips yang sudah Bibit berikan sebelumnya.

Bibit sebagai salah satu perusahaan fintech yang sudah menyandang status APERD akan sangat membantu untuk mengembangkan investasimu. Untuk penjelasan mengenai apa itu APERD bisa kamu baca lebih lanjut di sini.

Tips lainya, kalau kamu mau investasi reksadana saham saat IHSG turun, pastikan bahwa reksa dana saham yang dipilih merupakan produk dari Manajer Investasi yang memiliki kinerja baik dan berpengalaman menangani krisis. Seperti Manajer Investasi yang ada di Bibit Reksadana Online. Bahkan MI di Bibit selalu meraih predikat terbaik setiap tahunnya. Yuk, investasi reksadana di Bibit, dengan download aplikasinya di Google Play dan Appstore, dan dapatkan cuan lewat genggaman.