Kalau kamu berinvestasi, tak terkecuali investasi reksadana, untung bisa didapat saat nilai investasimu naik. Bagaimana bisa naik? Karena dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang sedang baik. Pada titik ini, opsi mencairkan return bisa kamu pilih dengan catatan margin keuntungannya besar ya.
Nah, gimana kalau beli saat investasi saat naik? Mending pikir-pikir dulu deh. Soalnya, harga aset investasi yang kamu incar pun pasti mahal juga. Dalam kasus reksadana pun sama, meski beli saat naik pun sebenarnya nggak ada ruginya. Jadi baiknya, beli reksadana saat turun?
Ya, ini bisa jadi opsi yang baik. Beli reksadana saat turun bisa dianggap kamu sedang membeli reksadana dengan harga diskon. Sebab, kondisi turunnya pasar modal tidak akan terjadi selamanya, dan suatu saat pasti membaik. Dan saat itu terjadi kamu bakal dapat cuan yang menggiurkan.
Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan kalau mau beli reksadana saat turun. Berikut penjelasannya.
Gimana cara memulai investasi untuk pemula? Baca yuk tipsnya di sini
Sesuaikan dengan Kondisi Keuangan
Apa yang tersimpan di balik dompetmu hanya kamu yang tahu. Kalau memang sedang cekak, ya, tahan dulu beli investasi reksadana lagi. Akan tetapi jika punya dana menganggur dan punya tujuan investasi jangka panjang, beli reksadana saat turun adalah kesempatan emas. Pasalnya, sekali lagi kamu sedang membeli reksadana dengan diskon besar-besaran. Sayang dong kalau disia-siakan? Hehe
Menentukan Waktu Yang Tepat Untuk Membeli
Pada penjelasan sebelumnya telah Bibit tekankan mengenai membeli reksadana saat tersedia dana menganggur. Namun tentu saja tidak boleh asal beli saja walaupun kamu mempunyai sejumlah dana. Tetap memerlukan timing atau saat yang tepat untuk membeli suatu produk reksadana. Untuk itu seorang investor pemula harus mengetahui tentang Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan NAB/UP.
NAB/UP sendiri merupakan harga yang menjadi suatu acuan perhitungan dari suatu reksadana. Jadi jika setiap investor ingin melakukan transaksi baik itu pembelian, penjualan maupun pengalihan (switching) , NAB/UP ini bisa dijadikan sebagai tolak ukurnya. Pastinya besar kecilnya NAB/UP masing-masing reksadana berbeda satu dengan lainnya.
Besaran NAB/UP ini juga menjadi ukuran mahal atau murahnya harga reksadana bagi para investor. Karena pada umumnya investor menganggap NAB/UP yang mahal cenderung sulit untuk memberikan imbal hasil yang besar. Sementara itu NAB/UP yang murah investor nilai sebagai investasi yang berpotensi memberikan imbal hasil yang lebih besar.
Bibit menyediakan fitur goal setting yang bisa membantu para investor merencanakan tujuan financial mereka. Fitur ini berguna untuk memantau dan mengetahui berapa besaran yang harus investor tabung setiap bulan guna memenuhi target dana yang sudah investor rencanakan sebelumnya.
Contoh kasusnya bila kamu ingin membeli rumah seharga Rp 1.000.000.000 dalam waktu 5 tahun. Kamu hanya perlu memasukkan jumlah yang harus terkumpul dan target tanggal pencapaiannya, lalu fitur goal setting akan menentukan besaran tabungan rutin per bulannya secara otomatis. Jadi yang harus kamu lakukan hanya disiplin menabung besaran tabungan rutin setiap bulannya.
Investor juga tak perlu khawatir berlebihan apabila unit reksadana yang mereka miliki mengalami penurunan harga. Sebab saat harga reksadana turun, saat itu juga kamu bisa membeli unit reksadana tersebut dengan harga yang rendah. Jadi sebenarnya ini adalah kesempatan emas bagi kamu untuk mendapatkan harga rata-rata dalam jangka panjang.
Yang terakhir kamu bisa memanfaatkan apa itu yang namanya cut-off-time reksadana. Cut-off-time reksadana adalah batas waktu penerimaan transaksi per hari untuk investor melakukan pembelian dan penjualan. Cut-off-time yang berlaku saat ini adalah pukul 13.00 setiap harinya. Jadi dalam satu hari waktu transaksi reksadana terbagi menjadi dua sesi, sesi 1 dan sesi 2, nah cut-off-time reksadana ini adalah jeda antara kedua sesi perdagangan ini.
Mengapa cut-off-time reksadana bisa sangat berguna untuk waktu pembelian reksadana? Karena pembelian dan penjualan reksadana sebelum cut-off-time akan diproses dan masuk pada hari yang sama serta mengikuti harga NAB/UP pada hari itu. Sedangkan pembelian dan penjualan reksadana setelah cut-off-time akan diproses dan masuk pada hari berikutnya. Bila kamu masih kebingungan melakukan pembelian reksadana di Bibit, coba kamu simak dan baca dahulu panduan di sini.
Kenali Profil Risiko Investasimu
Begini, berinvestasi itu bisa tepat saat kamu mengenal profil risikomu. Semisal kalau kamu berprofil agresif, artinya kamu berani mengambil risiko. Boleh deh kamu beli reksadana saham saat harganya sedang turun. Kalau kamu tipe konservatif, beli reksadana obligasi lebih baik karena gejolak harganya sangat minimal. Bagaimana mengetahui profil risiko? Mudah! Di Bibit Reksadana, serahkan itu pada “Robo Advisor” yang akan menganalisis dirimu masuk ke profil risiko mana. Kemudian, “Robo Advisor” pun secara otomatis akan mendiversifikasi uangmu ketiga jenis reksa dana (pasar uang, obligasi, dan saham) sesuai profil risiko kamu tersebut.
Ingin tahu lebih tahu tentang profil risiko investasi? Baca di sini
Jangan Tergesa-gesa!
Gejolak investasi di masa Pandemi ini sedang morat-marit dan sulit sekali diprediksi. Jadi, kalau kamu mau beli reksadana saat turun, lakukan secara bertahap. Sehingga bila jeleknya pasar bursa masih turun dalam jangka waktu lama, kamu bisa berkesempatan mendapatkan rata-rata harga beli yang lebih murah. Selain itu, kamu pun bisa menganalisis dengan sabar dan teliti, mana reksadana yang kira-kira paling bisa bertahan di tengah situasi pasar yang kurang menguntungkan. Kalau sudah menemukan, beli reksadana tersebut, tidak perlu pikir panjang.
Cut Loss?
Mending jangan deh cut loss atau mencairkan seluruh investasimu, kalau nggak terdesak-desak amat. Pilihan ini boleh kamu ambil hanya dengan asumsi bahwa kerugianmu investasi akan semakin besar kalau dibiarkan. Di investasi reksadana hal ini sangat jarang terjadi, karena adanya Manajer Investasi yang memonitor dan bisa meminimalisir kerugian. Selain itu, kalau kamu cut loss dan tiba-tiba pasar membaik dan reksadana naik, kamu harus membelinya lagi dengan harga lebih mahal dong. Rugi kan?
Jadi, kesimpulannya tidak perlu ragu beli reksadana saat turun. Nggak ada ruginya, bahkan bisa bikin cuan. Kapan lagi kan dapat diskon, yekan? Dan ingat konsisten ya. Karena hasil dari harga turun itu, lama-lama akan besar dan optimal. Jangan lupa juga, jatuhkan pilihan ke Bibit Reksadana, investasi reksadana dana online berbasis aplikasi, kalau mau investasi reksadana.. Yuk download aplikasi Bibit di Google Play dan AppStore.