Berapa Jumlah Produk Reksadana di Indonesia dan Bagaimana Memilih yang Terbaik?

Trend investasi yang semakin digemari membuat banyaknya pilihan-pilihan investasi yang bisa digunakan. Ada dua jenis investasi, yakni riil dan non riil (investasi keuangan). Untuk investasi keuangan sendiri banyak macamnya, mulai dari deposito, reksa dana, obligasi, dan saham. Kalau kamu sudah mulai tertarik dengan yang namanya investasi di sektor keuangan, bisa memilih instrumen yang sesuai dengan kebutuhan. Artinya kenali risikonya terlebih dahulu.

Buat kamu yang sama sekali belum pernah berinvestasi di instrumen tersebut, jangan takut dan mengurungkan niat hanya karena tidak tahu caranya. Salah satu investasi yang bisa dilakukan bagi pemula adalah reksa dana, karena dianggap sebagai investasi yang paling mudah dijangkau dan dilakukan oleh para investor pemula.

Baca juga artikel Keuntungan Reksadana Syariah Yang Wajib Kamu Tahu di sini!

Akan tetapi, setiap produk keuangan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal yang sama pun berlaku juga pada reksa dana. Kalau tidak jeli dan kurang cermat, bisa-bisa investasi reksa dananya tidak maksimal, bahkan tidak memuaskan. Nah, jika Sobit berencana berinvestasi reksa dana, cari tahu dulu jenis-jenis reksa dana dan tips memilih produk reksa dana yang bagus dan sesuai dengan kebutuhanmu sebagai pemula!

Jenis-jenis Reksadana

Ada empat jenis reksadana yang bisa menjadi pilihanmu untuk menginvestasikan uang di instrumen yang relatif aman ini.

  1. Reksadana pasar uang, di mana seluruh uang ditempatkan di deposito, di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan juga di obligasi. Jatuh tempo reksa dana pasar uang ini kurang dari satu tahun. Jenis reksa dana ini juga cenderung lebih aman. Namun kembali lagi, karena resiko kecil maka keuntungannya pun juga relatif lebih kecil.

  2. Reksa dana pendapatan tetap, di mana dana dialokasikan ke obligasi minimal 80%. Keuntungan yang diperoleh pun lebih tinggi dan bisa mencapai lebih dari 10% per tahunnya.

  3. Reksa dana campuran, sesuai namanya maka reksadana ini menggunakan berbagai peraturan dari jenis-jenis sebelumnya. Sangat berisiko namun jika berhasil maka reksadana akan menghasilkan keuntungan yang tinggi dan juga mengagumkan. Tentunya meskipun menghasilkan dalam jumlah sedikit atau banyak, anda sebagai pemula haruslah berhati-hati dalam mengambil keputusan dan melakukan reksadana agar tidak merugi.

  4. Reksa dana proteksi atau biasa disebut reksa dana pendapatan tetap. Di mana reksa dana ini menempatkan sebagian dana dalam instrumen obligasi yang bisa memberikan perlindungan sesuai namanya. Artinya reksa dana ini memiliki risiko yang lebih rendah dibanding reksa dana saham dan campuran.

Ada Berapa Jumlah Produk Reksadana di Indonesia?

Menurut data yang sudah terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) ada sekitar 3962 produk reksadana di Indonesia. 

Bagaimana Cara Memilih Reksadana Yang Terbaik?

Ada banyak jumlah produk reksadana di Indonesia, tentunya membuat pemula kebingungan, lalu bagaimana kita memilih reksadana terbaik? Tenang, di aplikasi Bibit para pemula akan direkomendasikan reksadana yang baik karena sudah ada fitur Robo Advisor.

Menyesuaikan dengan Profil Risiko

Setiap investor memiliki profil risiko yang berbeda. Ada 3 tipe investor, misalnya investor dengan profil risiko agresif bisa menerima gejolak harga yang lebih tinggi sehingga penempatan investasinya akan lebih dominan pada reksadana saham.

Sedangkan investor dengan profil risiko moderat atau konservatif tidak bisa menerima gejolak harga yang terlalu besar, sehingga penempatan investasinya akan dominan pada reksadana obligasi dan pasar uang yang lebih stabil daripada reksadana saham.

Menyeleksi Manajer Investasi Terbaik

Sebelum Bibit kerjasama dengan Manajer Investasi, kita sudah melakukan analisa dan hanya seleksi manajer investasi dengan track record dan reputasi yang baik. Setelah itu kita bantu riset dan seleksi reksadana yang cocok untuk investor pemula dan kita masukkan ke list Top Reksadana kami. Kami ingin investor Indonesia tidak bingung lagi dalam memilih reksadana dan bisa segera mulai investasi dengan tenang.

Merekomendasikan Reksadana Terbaik

Bibit lebih mengutamakan kualitas dibanding kuantitas. Reksadana sudah kami seleksi per masing-masing jenis reksadana dan yang paling baik kami tampilkan di dalam List Top Reksadana. Kami percaya bahwa list Top Reksadana kami sudah kurang lebih yang terbaik di Indonesia. Untuk yang masih bingung, bisa tinggal pilih salah satu diantara 5 top reksadana yang ada. Kami juga menambahkan tanda bintang di salah satu reksadana yang paling cocok untuk kamu sesuai dengan profil resiko kamu.

Bagaimana Cara Bibit Menyeleksi Reksadana yang Terbaik sesuai Kebutuhanmu?

Reputasi Manajer Investasi Reksadana

Reputasi Manajer Investasi reksadana menjadi kriteria utama dan terpenting dalam seleksi reksadana di Bibit. Bibit hanya bekerja sama dengan Manajer Investasi yang telah terbukti memiliki track record dan tata kelola yang baik dalam jangka panjang.

Tingkat Return

Kita juga memperhatikan (return) keuntungan namun belum tentu semakin tinggi keuntungan itu lebih baik. Kita tidak berfokus terhadap keuntungan jangka pendek semata, kami sangat memperhatikan konsistensi kinerja selama 5 atau 10 tahun kebelakang dan isi Top Holdings dari reksadana tersebut. Kita juga memperhatikan resiko yang diambil oleh pengelola reksadana supaya seimbang dengan potensi keuntungan. Mencetak keuntungan secara konsisten dalam jangka panjang menurut kami jauh lebih penting dan jauh lebih susah dari pada keuntungan dalam setahun saja.

Tingkat Resiko

Setiap instrumen investasi pasti selalu ada resikonya. Semakin besar keuntungan semakin besar pula resikonya (high return, high risk). Dari aplikasi Bibit, kamu bisa mengukur resiko menggunakan Max Drawdown.

Max Drawdown adalah penurunan maksimum suatu reksadana dari titik puncak ke titik rendah, sebelum puncak baru tercapai selama periode tertentu. Max Drawdown adalah indikator risiko penurunan dari suatu reksadana selama jangka waktu tertentu. Jika Max Drawdown suatu reksadana adalah 10% dalam setahun, maka artinya reksadana tersebut pernah turun paling besar 10% dari titik tertinggi satu tahun terakhir. Jadi Max Drawdown membantu kamu mengukur apakah resiko reksadana ini masih bisa kamu terima atau tidak.

Memahami Isi Prospektus Reksadana

Dalam setiap proses pembelian produk reksadana pasti terdapat prospektus. Isi dari prospektus ini tidak boleh diabaikan dan harus benar-benar kamu pahami. Sederhananya prospektus seperti halnya buku petunjuk yang berisi informasi seputar produk reksadana terkait. Seperti bagaimana nanti pengelolaan dana investasimu serta rekam jejak hingga likuiditas dari reksadana tersebut. Contoh hal-hal yang terkandung dalam prospektus reksadana adalah sebagai berikut ini:

1.       Manajer Investasi

Seperti yang sudah Bibit jelaskan sebelumnya pentingnya mengetahui rekam jejak dari manajer investasi. Rekam jejak ini terkait prestasi, pengalaman serta pihak-pihak yang terafiliasi dengan manajer investasi

2.       Tujuan, Kebijakan dan Pembatasan Investasi

Poin ini lebih fokus kepada tujuan dari produk reksadana dan kebijakan terkait strategi dalam pengalokasian aset reksadana.

3.       Manfaat dan Faktor Risiko Utama Investasi

Menjelaskan manfaat instrumen investasi reksadana yang berkaitan dengan profesionalitas pengelolaan reksadana, pertumbuhan nilai aset, diversifikasi investasi, dan transparansi dalam investasi. Kamu juga bisa memonitor atau memprediksi reksadanamu menggunakan metode CAGR, penjelasan lebih detailnya bisa kamu baca di sini.

Selanjutnya adalah risiko reksadana, seperti instrumen investasi yang lain, tentu reksadana mempunyai risiko seperti risiko penurunan harga atau Nilai Aktiva Bersih (NAB). Ada juga risiko seperti risiko likuiditas, risiko perubahan kondisi politik dan ekonomi, dan perubahan tingkat suku bunga.

4.       Alokasi dan Imbalan Jasa

Berisi rincian tentang jenis dan besaran biaya untuk biaya reksadana, biaya manajer investasi, dan biaya pemegang unit penyertaan reksadana.

5.       Hak-hak Pemegang Unit Penyertaan

Hak yang dimaksud adalah hak memperoleh informasi akurat mengenai Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana. Kemudian mengenai penjualan seluruh atau sebagian unit penyertaan reksadana dan memperoleh pembagian hasil investasi.

Mendapatkan Surat Konfirmasi Transaksi (SKT) setiap kali bertransaksi dan laporan akun bulanan mengenai perkembangan investasi reksadana dari Bank Kustodian.

6.       Pembubaran dan Likuidasi

Menekankan bahwa investor perlu mengetahui sebab dan tindakan serta prosedur yang akan diberlakukan Manajer Investasi apabila terjadi pembubaran reksadana.

7.       Persyaratan dan Tata Cara Pembelian, Penjualan Kembali, dan Pengalihan Investasi

Pada poin terakhir ini tercantum mengenai jumlah minimum pembelian, penjualan dan pengalihan unit penyertaan pada reksadana. Poin ini juga mengandung persyaratan dan ketentuan dalam pembelian dan penjualan reksadana. 

Dana Kelolaan (AUM)

Dana kelolaan atau sering disebut AUM (Asset Under Management) adalah dana yang dikelola oleh reksadana tersebut. Dana kelolaan bisa digunakan untuk mengukur seberapa besar reksadana ini dipercaya oleh investor. Semakin besar dana kelolaan reksadana, maka semakin tinggi juga tingkat kepercayaan investor terhadap kualitas Manajer Investasi reksadana tersebut.

Expense Ratio

Expense Ratio mengukur seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk mengelola reksadana. Management fees, Biaya Kustodian, Biaya Trading, Biaya Marketing adalah bagian dari perhitungan expense ratio. Lebih kecil expense ratio tersebut mencerminkan kepiawaian Manajer Investasi dalam mengelola reksadana untuk investornya secara efisien.

Bagi kamu yang ingin mulai berinvestasi di reksadana yang aman dan terpercaya, pilih saja produk reksadana yang ada di aplikasi Bibit. Karena di Bibit sudah jelas akan ada Robo Investasi yang merekomendasikan kamu produk reksadana terbaik sesuai profil risikomu. Yuk, mulai investasi sekarang dengan dana serendah Rp 100.000 saja di aplikasi Bibit!