Tidak berlebihan kiranya mengatakan kalau semua orang mengetahui, atau setidaknya pernah mendengar Bitcoin dan reksadana. Dua instrumen investasi tersebut memang sedang digandrungi terutama oleh anak-anak muda.
Tren investasi yang bergeser dari konvensional ke digital, membuat investasi semakin mudah. Apalagi kemudian bermunculan platform-platform investasi online yang memungkinkan siapa pun berinvestasi secara online lewat genggaman alias ponsel pintar.
Lantas, kalau disuruh memilih, mau investasi Bitcoin atau reksadana?
Investasi bukan perkara pilih-memilih tanpa pertimbangan. Bisa dikatakan mau investasi di instrumen apa pun, sah-sah saja asal kita sudah tahu kelebihan dan kekurangan dari instrumen tersebut. Satu hal yang tidak boleh dilupakan, sesuaikan investasi dengan tujuan investasimu.
BACA DI SINI: 3 Cara Efektif Mengetahui Tujuan Investasi
Kembali ke Bitcoin vs reksadana, mana kira-kita yang cocok untuk investasi?
Bitcoin lebih dekat ke trading daripada investasi
Sebelum membahas ini lebih jauh Bitcoin vs reksadana, kita pahami Bitcoin itu apa yuk. Bitcoin ini adalah salah satu cryptocurrency atau mata uang digital yang tidak memiliki aset fisik sebagai underlying asset dari bitcoin ini sendiri. Bitcoin diperdagangkan selama 24/7 atau tidak ada liburnya.
Saat ini Bitcoin berharga sangat tinggi. Saat artikel ini ditulis (23 Oktober 2021) harganya menyentuh Rp875 juta. Padahal dua hari yang lalu (21 Oktober 2021) sudah mencapai Rp940 juta. Kenaikan dan penurunan Bitcoin ini sudah biasa terjadi. Bahkan Bitcoin pernah menyentuh angka terendah sepanjang sejarah pada tahun 2011 dengan hanya berharga 2 USD.
Karena itu, Bitcoin kurang cocok dijadikan instrumen investasi karena lebih tepat untuk aktivitas trading. Selain itu, Bitcoin tidak direkomendasikan untuk investor pemula. Alasannya: Pertama, membutuhkan modal yang super besar. Kedua, nilai bergerak sangat cepat yang berpotensi menghanguskan dana.
Reksadana Lebih Cocok untuk Investasi daripada Bitcoin
Investasi adalah aktivitas mencari keuntungan dengan menerapkan strategi tertentu. Keuntungan dari investasi umumnya didapatkan dari pertambahan nilai dari waktu-waktu.
Begitu pula dalam reksadana. Keuntungan reksadana didapat dari pertambahan nilai reksadana yang dikenal dengan nama unit penyertaan atau NAB. Setidaknya ada empat macam reksadana berdasarkan komponen instrumen investasi di dalamnya, yaitu reksadana saham, reksadana obligasi, reksadana pasar uang, dan reksadana syariah.
BACA DI SINI: Pentingnya NAB untuk Investasi Reksadana
Kalau ditanya mana yang lebih cocok untuk pemula, apakah Bitcoin vs reksadana, jawabannya mutlak: Reksadana.
Penyebabnya, tak lain dan tak bukan, di dalam reksadana dikenal Manajer Investasi yang bertugas mengelola dana investor, meracik komponen, menganalisis pasar, membuat laporan keuangan, hingga meminimalisasi kerugian investor reksadana. Bisa disimpulkan, saat investasi reksadana, kita cukup duduk manis untuk menunggu keuntungan datang.
BACA DI SINI: Kenapa Manajer Investasi Jadi Kunci Keuntungan Reksadana? Ini Alasannya
Belum lagi, risiko reksadana terbilang minim jika dibandingkan dengan Bitcoin. Reksadana pasar uang salah satunya, nyaris tidak pernah turun nilainya meski diguncang peristiwa besar seperti pandemi.
Jadi antara Bitcoin vs reksadana, mana yang lebih direkomendasikan? Untuk aktivitas trading yang bersifat spekulatif, silakan pilih Bitcoin dan siap-siap saja dengan segala kemungkinan terburuk. Sementara untuk investasi jangka menengah dan panjang, jangan ragu memilih reksadana.
Bahkan kini, investasi reksadana bisa dilakukan dengan lebih mudah secara online seperti di aplikasi Bibit. Tinggal download aplikasinya melalui Google Play atau AppStore di ponsel pintarmu. Kemudian registrasi dan pilih reksadana yang kamu inginkan. Yuk, mulai investasi.