Cari Tahu Beda Saham dan Obligasi Biar Investasimu Nggak Rugi

Saham dan obligasi pasti tidak asing buat para investor. Banyak orang berinvestasi dengan membeli saham ataupun obligasi. Tujuannya, mendapatkan keuntungan secara berkala atau biasa kita kenal dengan istilah passive income. Baik saham maupun obligasi adalah instrumen investasi yang banyak diminati oleh investor. Sebabnya, sering kali keuntungan keduanya lebih besar daripada bunga bank atau investasi lainnya.

Namun, apakah kamu sudah tahu apa perbedaan saham dan obligasi? Yuk simak biar kalau kamu mau investasi tidak seperti beli kucing dalam karung alias sudah tahu kelebihan dan kekurangan produk yang dibeli. Sehingga bisa menghindari rugi.

Ketahui apa portofolio investasi untuk hindari rugi di sini

Saham

Secara umum adalah bentuk kepemilikan suatu perusahaan, biasanya dalam bentuk dokumen atau surat-surat saham yang dijual belikan secara terbuka. Kalau kamu punya saham di perusahaan tertentu kamu berhak mendapat persentase keuntungan yang jumlahnya bergantung dari jumlah kepemilikan sahammu. Keuntungan ini disebut dividen.

Di Indonesia, perusahaan yang menerbitkan saham disebut sebagai Perusahaan Terbuka. Cirinya, bisa kamu lihat dari pencantuman singkatan “Tbk.” setelah nama perusahaan yang artinya punya saham terbuka yang dijualbelikan.

Perusahaan terbuka wajib membagikan dividen ke semua pemegang sahamnya setiap durasi waktu yang sudah disepakati, misal tiap satu bulan, enam bulan, setahun, semua tergantung kesepakatan semua pemegang saham. Umumnya, harga saham juga berbanding lurus dengan skalanya: Perusahaan-perusahaan besar dan yang memiliki laba tinggi tentunya memiliki saham yang harganya relatif tinggi. Begitu juga berlaku sebaliknya.

Ilustrasi Investasi Saham

Ilustrasinya Perusahaan X mengeluarkan 10000 lembar saham, dengan nilai Rp10.000 perlembarnya. Lalu kamu membeli 1000 lembar saham. Itu artinya kamu harus membeli seharga Rp10.000.000. Sekarang kamu sudah bisa dianggap "memiliki" 10% dari Perusahaan X, dan berhak mendapatkan 10% keuntungan bersih perusahaan. Perusahaan X juga memiliki tambahan modal sebesar Rp10.500.000,- dari kamu. Namun kalau perusahaan rugi, kamu tidak akan dapat keuntungan tersebut. Bahkan nilai uang investasimu pun bisa menurun mengikuti harga saham perusahaanmu di pasar bursa.  Karena itu, investasi saham itu high risk, high reward. Tidak begitu cocok buat investor pemula.

Cari tahu cara efektif belajar saham di sini 

Untuk mengetahui daftar perusahaan terbuka yang menjual sahamnya, kamu bisa mengunjungi situs Bursa Efek Indonesia atau klik di sini

Obligasi

Definisi obligasi adalah surat utang yang keluarkan oleh pemerintah ataupun swasta sebagai bentuk peminjaman uang dan sebagai janji untuk membayar kembali sejumlah harga pokok hutang beserta bunganya yang disebut kupon.

Bisa juga dikatakan, penerbit obligasi adalah pihak yang berutang dan pemegang obligasi adalah pihak yang berpiutang. Dalam obligasi, selalu dituliskan jatuh tempo pembayaran utang beserta bunganya (kupon) yang menjadi kewajiban penerbit obligasi terhadap pemegang obligasi. Di Indonesia, jangka waktu obligasi yang berlaku di Indonesia umumnya 1 hingga 10 tahun.

Sama halnya dengan saham, tujuan sebuah instansi mengeluarkan obligasi juga untuk menambah modal. Perbedaannya, tidak banyak perusahaan mengeluarkan obligasi di Indonesia. Karena itu, obligasi lebih identik dengan pemerintah yang lebih aktif dalam menerbitkan berbagai macam obligasi seperti Surat Utang Negara (SUN) dan Obligasi Ritel Indonesia (ORI).

Ilustrasi Investasi Obligasi

Pemerintah menerbitkan 1000 lembar obligasi dengan harga pokok Rp10.000.000 per lembar. Jangka waktunya sendiri 10 tahun dengan kupon bunga sebesar 15%. Pembagian kupon obligasi adalah semester. Kalau obligasi yang dikeluarkan di  terjual habis, artinya pemerintah mendapatkan modal uang sebesar 1000 x Rp 10.000.000 = Rp 10.000.000.000 (10 miliar rupiah).

Kamu lalu membeli selembar obligasi ini dan membayar harga pokok obligasi senilai Rp10.000.000. Kamu artinya berhak mendapatkan bunga 15% pertahun yaitu Rp1.500.000 yang akan dibayarkan pemerintah setiap semester (enam bulan) sebesar Rp750.000. Setelah 10 tahun masa obligasi ini akan habis dan kamu berhak mendapatkan uangmu kembali senilai Rp10.000.000.  

Investasi obligasi termasuk low risk low reward karena pemegang obligasi pasti mendapatkan sejumlah keuntungan setiap tahunnya meski tidak sebesar saham. Namun jumlah modal besar yang diperlukan, obligasi kiranya kurang cocok buat investor pemula.

Kesimpulannya, bukannya melarang ya. Akan tetapi, kalau kamu pemula yang baru mau investasi lebih baik berinvestasi di reksadana sebelum langsung investasi di saham dan obligasi. Selain minim risiko, investasi reksa dana juga mudah dilakukan dan bisa dimulai dengan nominal kecil tapi dengan keuntungan yang kompetitif seperti di Bibit.id. Kamu tinggal download aplikasinya di smartphone-mu, registrasi, dan dapatkan kesempatan cuan lewat genggaman tangan.