Investor pemula biasanya merasa bingung memilih apa investasi yang paling cocok untuknya, tak terkecuali ketika akan berinvestasi di reksa dana. Cara memilih jenis reksa dana memang bisa menjadi masalah mengingat reksa dana memiliki banyak tipe dengan karakteristik yang berbeda-beda. Sebut saja reksa dana pasar uang, reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana campuran.
Dan sebagai pemula kamu tidak perlu malu mengakuinya loh ya. Semua orang bakal bingung juga kok terhadap suatu hal yang baru baginya, iya kan? Nah, biar nggak bingung dan jenis reksa dana yang kamu pilih itu tepat, caranya cukup mudah. Yaitu dengan mengenal tiga profil risiko investasi. Wah apaan tu? Yuk simak bareng-bareng penjelasannya berikut ini.
Cari tahu 5 Investasi Tepat buat Pemula di sini
Profil Risiko Tipe Konservatif
Tipe ini memiliki profil risiko yang rendah dan cenderung menghindari risiko (risk averse). Tipe konservatif berdasarkan profilnya cocok untuk reksa dana pasar uang. Selain reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap atau obligasi pemerintah juga dapat menjadi pilihan investor berprofil risiko ini. Sebab, kedua aset tersebut berpotensi menghasilkan imbal hasil lebih tinggi dengan risiko yang relatif rendah dalam jangka menengah hingga panjang.
Profil Risiko Tipe Moderat (sedang)
Tipe ini memiliki karakteristik yang siap menerima fluktuasi jangka pendek dengan potensi keuntungan yang diharapkan dapat lebih tinggi dari inflasi dan deposito. Pilihan jenis reksa dana yang cocok untuk tipe investor moderat adalah reksa dana campuran yang risikonya masih relatif rendah, dibandingkan reksa dana saham. Namun, reksa dana campuran ini juga memiliki potensi keuntungan yang tidak kalah dari reksa dana jenis lainnya loh.
Profil Risiko Tipe Agresif
Profil risiko ini sangat siap untuk kaya dan juga siap untuk jatuh miskin, hehe. Sederhananya, tipe agresif adalah risk taker yang siap berinvestasi di seluruh instrumen keuangan seperti reksa dana saham. Selain itu, tipe ini juga biasanya memiliki keberanian untuk terjun langsung ke dunia bisnis dan properti. Tipe agresif biasanya adalah investor tingkat lanjut yang sudah bisa menganalisis pasar.
Investor pemula biasanya masuk ke tipe konservatif. Seperti yang telah dijelaskan di atas, cara memilih jenis reksa dana yang cocok untuk profil risiko ini, antara lain reksa dana pendapatan tetap dan deksa dana pasar uang. Mengapa cocok untuk pemula? Tentu saja karena memiliki risiko kerugian yang lebih rendah. Pada tahap belajar memahami proses kerja reksa dana, hal ini bertujuan hindari kerugian berlebih agar semangat untuk belajar tetap terjaga. Jika sudah piawai memahami detail produk reksa dana, barulah kamu bisa memulai untuk memilih produk dengan risiko lebih tinggi.
Hal Dasar Yang Harus Investor Pemula Miliki
Setelah kamu mengetahui profil risiko diri sendiri tentu ada upaya lain yang harus kamu miliki sebelum memilih jenis reksa dana. Upaya tersebut adalah menentukan tujuan investasimu, ini bertujuan untuk mengetahui berapa jangka waktu investasi yang akan kamu jalankan.
Misalnya untuk membeli rumah, mobil atau persiapan pendidikan anak. Berbagai tujuan ini tentu mempunyai rentan jangka waktu yang berbeda-beda. Bila sudah menentukan tujuan investasi, maka bisa kamu sesuaikan pilihan reksa danamu sesuai profil risiko yang kamu miliki.
Selanjutnya adalah memilih mitra investasi reksa dana yang baik dan terjamin keamanannya. Baik dalam hal ini maksudnya mampu mengelola dana investor dengan baik sehingga memberikan keuntungan yang konsisten. Bibit sudah terbukti menjalin kerjasama dengan manajer investasi yang mempunyai track record baik sehingga menjadi aplikasi fintech yang paling digunakan masyarakat untuk berinvestasi reksa dana.
Sementara itu keamanan juga tidak bisa kamu abaikan, karena segala sesuatu mengenai legalitas perusahaan financial harus sudah terdaftar dan OJK awasi. Caranya cukup mudah yaitu kamu hanya perlu mengunjungi website resmi OJK dan mengecek daftar perusahaan yang sudah memiliki legalitas dari OJK. Tentu saja Bibit juga sudah mengantongi ijin legalitas yang merupakan syarat penting untuk Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD).
Keunggulan lainnya dari aplikasi Bibit adalah minimum dana untuk membuka investasi reksa dana terbilang cukup kecil yaitu hanya sebesar Rp 100.000. Lalu untuk membeli produk reksa dananya, kamu juga hanya perlu mengeluarkan dana sebesar Rp 10.000. Jadi tidak ada alasan lagi untuk menunda melakukan investasi reksadana, karena memang minimal dana yang Bibit tawarkan sangat terjangkau untuk berbagai kalangan. Untuk cara registrasi pembukaan akun reksadana Bibit bisa kamu baca di sini.
Selain itu dalam aplikasi Bibit tidak ada pengenaan fee beli, jual maupun saat melakukan switching reksa dana. Hanya saja bila rekening bank kamu berbeda dengan rekening bank penampung reksa dana, terdapat biaya transfer antar bank senilai Rp 3.500 per reksa dana ketika melakukan pencairan. Biaya transfer ini bukanlah kebijakan dari pihak Bibit, melainkan kebijakan dari pihak Bank.
Kabar baiknya, kalau kamu berinvestasi reksa dana di Bibit, Bibit memiliki fitur “Robo Advisor” yang akan membantumu memilihkan jenis reksadana terbaik sesuai profil risiko kamu dalam berinvestasi. Jadi nggak perlu bingung lagi gimana cara memilih jenis reksa dana yang tepat. Dengan “Robo Advisor”, kamu nggak bakal salah memilih reksa dana.