Setiap upaya dalam mencari keuntungan memiliki risiko. Bahkan hidup yang kita jalani tak lepas dari berbagai risiko. Sebut saja risiko keselamatan, risiko sakit, hingga risiko kehilangan pekerjaan.
Itu berlaku juga dalam dunia investasi tak terkecuali investasi reksadana. Meski terbilang investasi yang minim risiko, tetap saja reksadana punya risiko kerugian. Dilihat dari sudut pandang investor, reksadana rugi bisa disebabkan kesalahan dalam memilih produk reksadana.
Sebagai contoh, karena kamu masih pemula kamu memilih produk reksadana secara random. Tanpa mempertimbangkan karakteristik reksadana yang ada. Atau bisa juga kamu tergiur keuntungan besar dan pasti yang ditawarkan, padahal, perusahaan Manajer Investasi atau agen penjual reksadana (APERD) yang menjual reksadana tersebut, belum terdaftar OJK. Alhasil, kamu tidak mendapat keuntungan yang diharapkan, dan investasi reksadanamu rugi karena investasi bodong.
Daftar reksadana terdaftar OJK, bisa kamu temukan DI SINI
Jangan sampai hal seperti itu terjadi pada kalian, ya, Sobit. Caranya, perhatikan tips-tips berikut yuk biar reksadana nggak rugi.
Diversifikasi
Secara sederhana, strategi ini berarti menambah investasi reksadana tapi dengan tipe berbeda. Kita tahu bahwa reksadana ada beberapa jenis, seperti reksadana saham, pasar uang, pendapatan tetap, hingga campuran. Reksadana saham bisa dibilang reksadana dengan risiko tertinggi walau menjanjikan imbal hasil yang juga menggiurkan. Untuk meminimalisir reksadana saham ini rugi. lakukanlah diversfikasi dengan memiliki jenis reksadana yang berisiko rendah, seperti reksadana pasar uang. Tujuannya, ketika di satu titik reksadana sahammu mengalami penurunan, kamu masih punya back up di reksadana yang nyaris tidak pernah turun.
Di Bibit, melakukan diversifikasi ini sangat mudah karena Bibit punya “Robo Advisor” yang akan membagi investasimu ke dalam berbagai reksadana dengan mempertimbangan profil risiko investasi dan tujuan investasimu. Jadi, di Bibit dengan “Robo Advisor”, kamu nggak akan salah pilih reksadana.
Kenali tiga reksadana yang ada di Bibit DI SINI
Pilih Reksadana Paling Minim Risiko
Langkah ini bisa juga menjadi opsi alternatif apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini yang membuat pasar bursa kebakaran. Kalau kamu memang masih berprofil konservatif atau khawatir investasi reksadana rugi, tidak ada salahnya kamu pilih reksadana yang paling minim risiko, yaitu reksadana pasar uang. Karena dibanding reksadana lainnya, reksadana pasar uang memang yang paling stabil, walau keuntungan yang ditawarkan pun tidak begitu besar. Jenis reksadana ini sangat cocok untuk “menyelamatkan” danamu atau untuk tujuan keuangan jangka pendek.
Bagaimana mewujudkan impian dengan investasi jangka pendek? Baca yuk DI SINI
Pelajari Seluk Beluk “Faktor Eksternal”
Pasar bursa itu sangat volatil atau cepat sekali berubah. Reksadana sebagai salah satu instrumen investasi dalam pasar bursa, tak ayal sering kali terpengaruh dengan kondisi eksternal, misalnya pasar bursa kebakaran karena sebuah peristiwa bencana, atau sedang merah karena iklim politik yang tidak mendukung dan krisis ekonomi, dan sebagainya. Mengetahui update informasi berita seperti ini bisa membantumu untuk mengambil keputusan yang tepat, kapan waktu terbaik untuk beli dan jual reksadana.
Selain ketiga tips dan trik di atas, mengetahui tujuan investasi pun menjadi hal penting untuk menghindari reksadanamu rugi. Sebab, dengan ini kamu jadi lebih termotivasi dan tahan banting dalam berinvestasi karena ada goal yang ingin dicapai. Di Bibit, hal ini bisa dilakukan dengan “Goal Setting” di mana kamu dapat menyusun portofolio investasi sesuai dengan tujuan yang ingin kamu wujudkan. Di Bibit, kamu juga tidak perlu khawatir reksadana rugi. Pasalnya, semua Manajer Investasi di Bibit sudah melewati proses seleksi yang ketat dan menawarkan produk-produk reksadana terbaik. Jadi tunggu apa lagi, yuk, download aplikasi Bibit Reksadana di Google Play dan AppStore