Apa Return Reksadana Dalam Investasi?

Dalam investasi reksadana banyak istilah-istilah yang harus kita tahu dan kuasai, salah satunya adalah return reksadana. Apalagi, ketika menjalankan investasi tentu kamu ingin mendapatkan cuan atau keuntungan dari dana yang ditanamkan. Nah untuk bisa mencapai keuntungan ini kamu perlu memahami apa itu return reksadana atau hasil imbal. Tapi seperti apa peran return dalam investasi reksadana? Apakah memang return ini menjadi faktor paling penting dan harus diutamakan? Berikut penjelasannya.

Return Reksadana dan Jenis-jenisnya

Return reksadana adalah keuntungan yang diperoleh saat Anda melakukan investasi reksadana. Return reksadana  bisa dibilang adalah perubahan harga atas sebuah investasi setelah beberapa periode waktu. Pengembalian investasi atau return juga bisa kamu representasikan dalam bentuk selisih harga atau persentase. Return inilah tingkat keuntungan yang investor dapatkan dalam melakukan investasi.

Misalnya kamu menanamkan dana 1 juta kemudian mendapatkan pengembalian sebesar 1.5 juta, maka return yang diterima yaitu 50%. Return sendiri kebanyakan dijadikan satu-satu alasan seseorang memilih sebuah investasi reksadana. Tapi benarkah sikap tersebut? Sebelum menjawabnya kita coba jabarkan jenis-jenis dan faktor-faktor yang ada pada sebuah return investasi reksadana, yaitu :

1. Return Realisasi

Return realisasi yaitu pengembalian yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data pengembalian historis. Bisanya return ini akan dijadikan indikator ukuran kinerja perusahan serta untuk mengukur return ekspektasi di masa mendatang.

2. Return Ekspektasi

Sementara itu return ekspektasi adalah pengembalian yang diharapkan akan diperoleh investor di masa depan pada investasinya di perusahaan emiten. Jika return realisasi sudah terjadi maka return ekspektasi ini belum terjadi karena bersifat harapan. Biasanya jenis return ini akan dipengaruhi oleh prospek perusahaan tersebut di masa yang akan datang.

3. Risk and Return

Dalam risk and return ini terdapat risiko yang merupakan ketidakpastian pada sebuah investasi untuk mencapai hasil imbal yang diharapkan. Karena dalam reksadana terdapat risiko maka sebaiknya investor mencermatinya serta siap dengan untung dan rugi. Biasanya dalam risk and return ini ada istilah semakin tinggi tingkat return maka akan semakin besar pula tingkat risikonya. Dan sebaliknya semakin rendah return maka semakin kecil juga tingkat risikonya.

4. Risk Adjusted Return

Terakhir, ada risk adjusted return yang merupakan return yang disesuaikan dengan risiko melalui sebuah formula tertentu. Dalam risk adjusted return ini maka sebuah investasi bisa dilakukan perbandingan dengan investasi lain pada tingkat resiko yang sama.

Return Reksadana Dalam Investasi

Faktor Pemilihan Reksadana Terbaik

Karena ada banyak faktor dalam investasi reksadana maka menjadikan faktor return saja sebagai acuan bukanlah sikap yang bijak. Maka dari itu kamu yang ingin mendapatkan reksadana terbaik perlu melihat beberapa faktor lain seperti :

1. Risiko

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa setiap investasi ada risikonya. Maka return dalam investasi reksadana ini harus disesuaikan dengan risiko yang ada di dalamnya. Dari sini maka Risk adjusted return menjadi indikator terbaik yang digunakan memilih reksadana.

2. Likuiditas

Reksadana memang punya beberapa produk. Nah dari sinilah faktor likuiditas dalam setiap produk reksadana juga akan mempengaruhi tingkat return yang didapat.

3. Usia

Perlu kamu ketahui bahwa semakin lama usia reksadana maka punya peluang mencapai return yang baik karena telah melewati cycle perekonomian.

4. Dana Kelolaan

Dalam faktor ini maka berlaku ketentuan semakin besar dana kelolaan reksadana, maka akan semakin bagus untuk mencapai return terbaik.

5. Objektivitas

Untuk bisa mendapatkan angka cuan atau return yang tepat maka harus dilakukan perhitungan oleh pihak yang independen secara objektif dan bertanggungjawab.

Risiko dan Return dalam Investasi

Seorang investor tentu tidak hanya akan memperhatikan nilai pengembaliannya saja. Melainkan juga harus bisa memperhitungkan dan mempertimbangkan tingkat risikonya.

Dengan melakukan perbandingan tingkat pengembalian dan tingkat risikonya, maka kamu bisa mengambil keputusan yang bijak dalam berinvestasi. Risiko yang ada dalam investasi ini merupakan segala ketidakpastian yang terjadi dalam investasi namun tetap bisa mencapai pengembalian yang sesuai dengan harapan.

Selain itu, risiko dalam investasi ini juga mampu mempengaruhi tingkat pengembalian investasi. Beberapa diantaranya adalah risiko suku bunga, risiko inflasi, hingga risiko nilai tukar. Dalam investasi tersebut, seorang investor harus bisa menghadapi berbagai risiko dari berbagai sumber. Jadi, tujuan investor melakukan investasi yaitu untuk memaksimalkan nilai pengembalian dan menghindari risiko yang ada.

Baca juga artikel kita tentang cara kerja reksadana agar mendatangkan keuntungan di sini.

Return Reksadana Dalam Investasi

Cara Dapat Return Reksa Dana yang Maksimal 

Pasar bursa akan terus berubah. Dan kecenderungan ini berpengaruh terhadap perkembangan nilai produk-produk reksa dana. Namun, sama halnya dengan sebuah goals, return reksa dana tetap dapat dikejar walau kondisi pasar bursa sulit diprediksi. 

Karena berbeda saham, reksa dana dikelola oleh Manajer Investasi (MI). MI inilah yang bertugas menganalisis pasar, menempatkan dana investor ke efek-efek berkualitas, sekaligus meminimalisasi kerugian dan mengoptimalkan return reksa dana.

Dengan kata lain, memilih Manajer Investasi terbaik menjadi salah satu cara agar return reksa dana bisa didapatkan dengan maksimal. Lalu, adakah cara lainnya? Tentu saja! Yuk, langsung simak di bawah.

1. Terapkan Micro Investing 

Sebagian besar dari kamu tentu sudah tahu, bahwa untuk dapat return reksa dana yang maksimal, kita harus berinvestasi dengan rajin dan konsisten. Ini benar, namun bagaimana caranya? Apa strategi investasinya? Nah, salah satu strategi yang bisa kamu terapkan adalah micro investing. 

Dilansir dari Thebalancemoney.com, micro investing adalah aktivitas investasi yang melibatkan uang dalam jumlah kecil untuk membeli saham, reksa dana, dan produk sekuritas lainnya melalui aplikasi investasi online. 

Investasi mikro terkait erat dengan sebuah kebiasaan untuk menginvestasikan uang recehan, dan tidak bisa terpisahkan dari bermunculannya platform investasi yang memungkinkan setiap orang berinvestasi kapan pun dan di mana pun melalui aplikasi mobile. Paling penting, platform investasi online ini menawarkan produk-produk investasi yang bisa dibeli dengan harga terjangkau. 

Keuntungan Metode Micro Investing: 

  • Micro investing membuka kesempatan lebih luas bagi banyak orang untuk berinvestasi. Produk-produk sekuritas menjadi bukan lagi milik advanced investor, karena para pemula pun kini bisa mendapatkannya. 

  • Uang kembalian, sisa belanja, dan sisa saldo di rekening mungkin nilainya tidak seberapa. Namun, jika dikumpulkan kemudian diinvestasikan rutin produk-produk investasi, lama-lama uang recehan akan bertumbuh. Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi duit. 

  • Micro investing yang konsisten akan membentuk kebiasaan positif. Layaknya aktivitas keseharian, investasi bakal menjadi aktivitas yang tak boleh ditinggalkan. Hasilnya, keuntungan pun menunggu di masa depan.

Dalam konteks investasi reksa dana, micro investing sangat mudah dilakukan. Misalnya Bibit, sebagai salah satu platform investasi reksa dana online di Indonesia, menawarkan banyak produk reksa dana yang dapat diperoleh dengan modal Rp10.000. Ya, sepuluh ribu! Kamu tak salah dengar.  Karena itu, kamu bisa memulai micro investing dengan cara: Menyimpan uang kembalian, mengumpulkan saldo mengendap di rekening, memanfaatkan cashback, buat membeli reksa dana di Bibit. Tidak apa-apa kecil dulu, namun upayakan konsisten setiap hari atau setiap minggu. Lalu, secara bertahap tingkatkan besaran nominal tersebut. Nanti, kamu akan kaget saat mengecek portofolio investasi reksa danamu dalam waktu satu, dua, sampai lima tahun.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Portofolio dan Manfaatnya

2. Buy and Hold

Selanjutnya, kamu pun bisa menerapkan strategi buy and hold. Strategi ini merupakan strategi yang paling umum dilakukan. Caranya, yaitu dengan membeli sejumlah reksa dana kemudian menahannya dalam jangka waktu tertentu. Saat melihat performanya bagus atau mencapai return yang sesuai, kamu kemudian bisa mencairkan reksa dana tersebut. 

Buy and hold efektif diterapkan dengan cara rajin mengecek kinerja portofolio reksa dana yang dimiliki. Selain itu, kamu pun perlu mengetahui pergerakan pasar agar market timing untuk menjual reksa dana tepat.  Langkah ini cukup mudah kok. Karena aplikasi reksa dana seperti Bibit sudah menyediakan data kinerja reksa dana pasar uang dalam satu hari, satu bulan, tiga bulan, year to date, sampai 10 tahun ke belakang, lengkap dengan grafik perkembangan nilai (NAV/NAB) reksa dana.

Baca Juga: Jam Update NAV di Bibit

Itulah penjelasan mengenai return reksadana dan peranannya dalam investasi. Dari sinilah maka menjadikan return reksadana sebagai satu-satunya faktor dalam memilih dan menjalankan investasi bukanlah sesuatu yang tepat. Ini dikarenakan ada banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat return reksadana. Nah bila kamu masih bingung untuk mendapatkan tempat terbaik dengan beberapa kriteria atau faktor yang disebutkan, kamu bisa menjadikan Bibit sebagai pilihan berinvestasi, karena aplikasi Bibit akan membantumu untuk memilih manajer investasi dan produk reksadana yang baik sesuai track record.