Apa Saja Jenis Reksadana yang Menguntungkan?

Reksadana memang ada beragam jenisnya? Dari sinilah kemudian kamu harus jeli memilih jenis reksadana yang tepat ketika akan berinvestasi. Sebab masing-masing jenis reksadana tersebut memiliki karakteristik tersendiri dengan tingkat return dan risiko yang berbeda-beda. Dari sini maka jika ditanya apa jenis reksadana yang paling menguntungkan? Maka jawabannya adalah tergantung kepentingan dan tujuanmu berinvestasi. Berikut ulasannya.

Reksadana merupakan pilihan tepat sebagai instrumen investasi awal bagi investor pemula. Karena reksadana sendiri bisa kamu mulai dengan dana yang terbilang cukup terjangkau dan memiliki pilihan risiko yang beragam. Jenis instrumen investasi ini memang bertujuan membantu para pemula yang kebanyakan belum memiliki wawasan dan pengelolaan dana investasi yang mumpuni.

Namun hal ini bukan bermaksud untuk meremehkan para investor pemula, karena wajar saja bagi pemula tidak memiliki kemampuan yang cukup dalam mengelola investasi. Karena bagi sebagian masyarakat pasti ada yang memiliki keterbatasan waktu, dana dan pengetahuan dalam dunia investasi. Untuk itulah reksadana hadir sebagai solusi dan salah satu instrumen investasi yang paling mudah dalam pengelolaannya.

Jenis Reksadana yang Menguntungkan

Reksadana banyak menjadi pilihan investor pemula karena pengelolaan dana investasinya dilakukan oleh manajer investasi yang berpengalaman. Selain itu manajer investasi juga bertugas melaporkan hasil investasi tersebut secara periodik. Jadi kamu sebagai investor cukup hanya memantau hasil investasinya kapan saja dan di mana saja. Tapi tentu saja sambil memantau kamu bisa meningkatkan pengetahuan berinvestasi dengan berbagai artikel yang Bibit sediakan. Baik dalam aplikasi Bibit maupun pada web Bibit.

Untuk mencapai berbagai tujuan finansialmu, reksadana bisa menjadi jawaban sebagai kendaraan untuk meraihnya. Reksadana sendiri terbagi ke dalam beberapa jenis sesuai dengan instrumen dan risiko yang berbeda satu sama lain. Tentunya kamu bisa memilih jenis reksadana sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansialmu. Berdasarkan portofolionya reksadana terbagi menjadi 4 jenis investasi yaitu:

1. Reksadana Saham

Jenis reksadana pertama yang dinilai paling berpeluang mendatangkan return atau keuntungan besar adalah reksadana saham. Seperti namanya, maka uang kita pada jenis reksadana ini lebih banyak ditempatkan pada instrumen saham. Namun seperti diketahui dengan adanya prinsip high return high risk, maka pada jenis reksadana saham menyimpan risiko yang besar pula. Untuk meminimalisir risiko reksadana ini kurang cocok diambil oleh tipe investor dengan profil konservatif. Namun, bila kamu sudah berpengalaman dan tidak khawatir berhadapan dengan dinamika nilai reksadana saham, maka dapat mengambil jenis reksadana ini. Jenis reksadana saham ini juga tidak dianjurkan pada investor yang berinvestasi jangka pendek. Namun bila kamu yang ingin berinvestasi pada jangka panjang, pilihan reksadana saham bisa dijadikan opsi.

2. Reksadana Campuran

Di urutan kedua jenis reksadana yang menghadirkan return besar adalah reksadana campuran. Bila kamu merasa khawatir dengan tingkat risiko besar pada reksadana saham, namun masih ingin mendapatkan return tinggi, pilih saja reksadana campuran. Dalam reksadana ini maka uangmu akan ditempatkan pada beberapa instrumen seperti saham, obligasi dan pasar uang. Dari penempatan tersebut maka nilai portofolio akan lebih fleksibel dan lebih rendah risikonya jika dibandingkan reksadana saham. Sementara itu jangka waktu terbaik untuk jenis investasi reksadana ini yaitu 3-5 tahun.

3. Reksadana Pendapatan Tetap

Jika pada reksadana saham, dana yang masuk akan ditempatkan pada instrumen saham, maka dalam reksadana pendapatan tetap, uang kita akan dialokasikan pada surat utang atau obligasi. Kedua instrumen ini memang menawarkan kinerja yang relatif stabil dengan risiko yang lebih rendah dibanding reksadana saham. Dari sini maka reksadana pendapatan tetap sangat tepat dipilih oleh mereka yang memiliki profil risiko moderat dan memiliki tujuan investasi jangka menengah sekitar 1-3 tahun.

4. Reksadana Pasar Uang

Terakhir, jenis reksadana yang menghadirkan keuntungan di urutan paling bawah adalah reksadana pasar uang. Dalam reksadana ini maka uang kita akan ditempatkan pada instrumen pasar uang yang berupa deposito dan juga surat utang. Dibandingkan ketiga jenis reksadana sebelumnya, reksadana pasar uang memang menghadirkan return yang paling rendah. Tapi kamu harus pahami bahwa reksadana ini memiliki risiko yang juga paling rendah. Namun bila dibandingkan dengan investasi pada deposito, maka jenis reksadana ini terbilang lebih baik dalam mendatangkan return karena adanya alokasi lain pada surat utang yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun. Reksadana pasar uang sendiri sangat tepat diambil oleh investor konservatif dengan tujuan jangka pendek dengan jangka waktu sekitar 1 tahun.

Tips Dapat Cuan dari Investasi Reksa Dana 

Tipe atau jenis reksa dana sudah diketahui, saatnya membedah tips hasilkan keuntungan dari investasi reksa dana. Yuk, langsung saja kita bahas satu per satu. 

1. Tentukan Tujuan

Oke, investasi reksadana pasti buat cari untung! Namun untuk apa? Beli mobil? Biaya liburan? Pendidikan? Beli gawai? Mengumpulkan modal usaha? Atau apa? Pertanyaan ini penting dijawab agar aktivitas investasi reksa danamu lebih termotivasi. Mencoba terlebih dulu sebelum punya tujuan sebenarnya boleh-boleh saja, asalkan saat sudah terjun kamu tetap harus belajar dan menjawab pertanyaan: Apa tujuan saya investasi reksa dana? 

Selain membuat lebih semangat, tujuan investasi yang jelas pun bisa menjadi pemicu untuk terus belajar. Mengingat, investasi reksa dana itu memang memiliki istilah-istilah dan strategi khusus yang wajib dipahami

2. Menerapkan Strategi Investasi

Seperti investasi di produk keuangan lain, keuntungan reksa dana dapat diraih dengan reksa dana yang tepat. Menerapkan strategi merupakan salah satu cara investasi reksadana biar untung. Umumnya ada dua yang sering digunakan dalam investasi reksa dana, yaitu Dollar Cost Averaging (DCA) dan Lumpsum.

DCA

DCA bisa dianggap “nabung rutin” tanpa memikirkan apakah prodyk reksadana yang kamu miliki mengalami kenaikan atau penurunan. Untuk pemula strategi ini sangat bagus. Pasalnya, kamu tidak perlu menganalisis pasar dan dapat berinvestasi secara auto debet atau terpotong otomatis setiap bulan. Selain itu, kamu pun tidak perlu dana investasi yang besar untuk melakukan DCA. Seperti di Bibit kamu bisa melakukan DCA mulai dari Rp50.000. Bahkan, kalau sangat cekak, Rp10.000 pun bisa kamu setor reksa dana di Bibit. 

Lumpsum

Lumpsum merupakan kebalikan dari DCA, yakni cara investasi reksadana dengan menginvestasikan seluruh dana yang kamu miliki, tanpa menambah lagi nilainya (top up). Strategi lump sum dekat dengan aktivitas trading di mana kamu membeli saham atau reksadana saat harganya turun. Tahan beberapa waktu, kemudian kamu jual lagi saat harganya naik. Strategi lump sum umumnya diterapkan oleh investor yang sudah mampu menganalisis pasar dan dan memprediksi timing yang tepat untuk membeli dan menjual sebuah produk investasi. 

Micro Investing 

Strategi ini mirip dengan DCA. Akan tetapi, bila dalam DCA investor biasanya sudah mematok berapa nominal dan kapan waktu investasi. Dalam micro investing modal investasi bisa berapa saja, yang berasal dari “uang receh”, uang kembalian, sisa saldo e-wallet dan m-banking, dan lain-lain. Untuk waktu investasi pun tidak terjadwal, atau bisa kapan saja.  Seperti ketika ada dana nganggur, langsung investasikan berapapun nominalnya. 

Selain bisa membuat uang receh sedikit demi sedikit menjadi “bukit”, micro investing juga dapat menumbuhkan kebiasaan berinvestasi. Dengan strategi ini, investasi bukan hanya milik investor bermodal besar. Melainkan bisa dilakukan siapa pun, meski dengan dana terbatas. 

3. Pahami Karakter Reksadana 

Tanpa tahu cara dan karakter reksa  dana, kemungkinan besar kita akan sulit cuan. Ilustrasinya seperti ini, reksadana pasar uang adalah reksa dana dengan risiko kecil dengan potensi untung yang juga tidak terlalu besar. Kalau kamu menginvestasikan seluruh danamu di sana, untung yang kamu dapat mungkin tidak signifikan. 

Selanjutnya, saat kamu menginvestasikan seluruh dana ke reksadana saham. Ingat, reksa dana saham itu paling berisiko dibanding jenis reksa dana yang lain, meski memang potensi untungnya juga besar. Untuk menyiasati risiko kerugian dari setiap reksa dana, kita bisa melakukan diversifikasi investasi dengan memasukkan beberapa jenis reksadana ke dalam satu portofolio. Dengan begini, jika salah satu reksadana turun, yang lain dapat mem-backup-nya. Dan bayangkan kalau semuanya naik, keuntungan tentu menjadi berlipat. 

Baca Juga: 5 Produk Investasi yang Aman buat Pemula

4. Pilih Platform Investasi Terbaik

Kalau ada cara investasi yang mudah, kenapa harus memilih yang sulit? Di era digital yang menuntut kemudahan di segala bidang, investasi reksa dana dapat dilakukan dalam genggaman tangan. Jadi, poin pertama, platform investasi terbaik harus mudah digunakan baik untuk jual maupun beli, Kedua, pastikan platform investasi reksa dana tersebut legal alias sudah diawasi dan terdaftar di OJK. Sebab, platform investasi di luar pengawasan OJK, tidak menjamin dana investasi aman. Bagaimana kalau ternyata investasi tersebut bodong? Untung tak datang, dana melayang. Selain itu, platform investasi terbaik juga pasti memiliki deretan Manajer Investasi terbaik dengan kredibilitas tinggi, seperti di Bibit, yang membuat potensi kerugian semakin kecil.

Aplikasi Bibit

Setelah membaca dan memahami informasi di atas, Bibit berharap kamu bisa mengalokasikan portofolio reksadanamu dengan baik. Kemudian pilihlah jenis reksadana sesuai dengan profil risikomu, apakah kamu tipe konservatif, moderat atau agresif. Tentunya juga mempertimbangkan maksud dan tujuan yang sesuai dengan tujuan awal finansialmu.

Baca juga artikel kita tentang waktu terbaik membeli reksadana di sini.

Demikianlah penjelasan mengenai jenis-jenis reksadana yang menguntungkan. Dari informasi di atas maka bisa diketahui bahwa dalam investasi reksadana berlaku ketentuan atau prinsip high return high risk yang harus selalu dicermati oleh setiap investor pada setiap jenis reksadana. Namun karena peluang return pada investasi reksadana ini juga dipengaruhi oleh kinerja Manajer Investasi (MI), maka kamu perlu juga memilih APERD (Agen Penjual Efek Reksa Dana) yang menghadirkan MI terbaik dan berpengalaman seperti aplikasi Bibit.