Seiring dengan banyaknya platform untuk berinvestasi, berarti semakin banyak masyarakat yang mulai aware dengan investasi. Dan bisa jadi investasi adalah bagian dari gaya hidup yang tidak bisa ditinggalkan, karena orang-orang semakin tahu bahwa memiliki masa depan yang cerah adalah impian semua orang, ingin hidup bebas finansial, dan tentunya keluarga terjamin hidupnya. Percayalah, jangan menunggu hari tua untuk mulai investasi. Bisa dibilang investasi merupakan salah satu cara membangun masa depan keuangan yang lebih baik.
Jika kamu sudah memutuskan untuk investasi reksadana, tapi masih bingung bagaimana cara kerja reksadana? Dan bagaimana mengetahui kalau itu adalah reksadana yang aman? Yuk, simak penjelasan Bibit berikut ini!
Reksadana merupakan kumpulan dana yang dikelola guna melakukan investasi seperti membeli saham, obligasi dan instrumen keuangan lainnya. Reksadana juga merupakan salah satu investasi yang mudah karena tidak memerlukan modal yang sangat besar,dapat dilakukan secara individu maupun institusi, dan terdapat manajer investasi yang membantu Anda.
Reksadana sendiri sudah diatur oleh Undang-Undang. tertera pada Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995. Aktivitas reksadana juga sudah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga kamu tidak perlu khawatir dalam memilih investasi reksadana. Sebelum melakukan investasi reksadana, kamu perlu memahami cara kerjanya, di antaranya adalah sebagai berikut:
Masyarakat menanamkan modal investasi.
Manajer investasi menghimpun seluruh dana dari investor, termasuk juga dana investasimu.
Dana yang dihimpun dikelola dalam bentuk portofolio efek.
Manajer investasi akan menginvestasikan dana himpunan ke dalam sejumlah instrumen investasi. Dalam proses ini, uang yang kamu investasikan sudah bukan lagi dalam bentuk cash, namun beberapa surat-surat berharga.
Nasabah mendapat laporan investasi dari manajer investasi yang mengelola dana. Isi laporan ini berupa portofolio efek, komposisi aset, dan kinerja produk.
Jika kamu ingin memulai investasi reksadana, sangat penting untuk tahu bagaimana cara kerja reksadana seperti di atas. Tujuannya agar mengerti investasi reksadana mana yang benar, mana yang bodong. Setelah memahaminya, kamu bisa terhindar dari reksadana abal-abal dan memilih reksadana yang baik. Mau tahu apa saja jenis-jenis reksa dana? Yuk, simak langsung penjelasannya berikut ini.
Jenis-jenis Reksa Dana
Keuntungan bisa datang saat kita memahami produk investasi apa yang kita pilih. Tentu kamu tidak mau membeli kucing dalam karung, bukan? Atau membeli instrumen investasi tanpa tahu karakter, keuntungan, sampai risikonya. Karena itu, sebelum beranjak ke tipe-tipe reksa dana, kita bahas dulu yuk pengertian, keuntungan, sampai risiko reksa dana.
Pengertian Reksa Dana
Merujuk dari situs www.idx.co.id atau situs resmi Bursa Efek Indonesia, reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Dengan kata lain, reksa dana dihadirkan bagi masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.
Sementara apabila mengacu pada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.
Sementara investor.gov mengatakan, reksadana adalah:
“A mutual fund is a company that pools money from many investors and invests the money in securities such as stocks, bonds, and short-term debt. The combined holdings of the mutual fund are known as its portfolio. Investors buy shares in mutual funds. Each share represents an investor’s part ownership in the fund and the income it generates”
Jika disederhanakan, reksadana tak lain dan tak bukan adalah produk investasi yang keluarkan oleh perusahaan Manajer Investasi untuk mengelola dana masyarakat investor kemudian menginvestasikan ke dalam efek-efek, seperti saham, obligasi, pasar uang, dan utang jangka pendek. Kepemilikan terhadap gabungan reksadana dikenal dengan portofolio investasi reksa dana. Lalu, apa aja tipe-tipe reksa dana? Langsung yuk simak.
Reksa dana sendiri, berdasarkan buku Pasar Modal Indonesia Pendekatan Tanya Jawab karya T Darmadji dan Hendry M Fakhrudin, ada beberapa tipe reksa dana yaitu:
Reksadana Berdasarkan Bentuknya:
Reksadana berbentuk Perseroan (corporate type)
Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (contractual type)
Reksadana Berdasarkan Sifatnya:
Reksadana Tertutup (Closed-End Fund)
Reksadana Terbuka (Open-End Fund)
Reksadana Berdasarkan Portofolionya:
Reksadana Pasar Uang (money market fund)
Reksadana Pendapatan Tetap atau Obligasi (fixed income fund)
Reksadana Saham (equity fund)
Reksadana Campuran (discretionary fund)
Baca Juga: Jenis-Jenis Reksa Dana dan Keunggulannya
Keuntungan Reksa Dana
Tanpa potensi keuntungan, tentu investasi tidak ada artinya. Begitu pula dengan reksadana yang punya sederet keuntungan. Untuk investor pemula reksadana bisa menjadi andalan investasi. Karena investasi reksadana benar-benar anti ribet. Apalagi kini zaman digital di mana investasi reksadana dapat dilakukan melalui platform online atau aplikasi mobile. Dihimpun dari berbagai sumber berikut, sederet keuntungan investasi reksadana.
1. Dikelola oleh Profesional
Pengelolaan portofolio suatu reksadana dilaksanakan oleh perusahaan Manajer Investasi yang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana investor. Peran Manajer Investasi sangat penting mengingat investor individu pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam menganalisa harga efek serta mengakses informasi ke pasar modal. Disinilah investasi reksadana menjadi mudah lantaran analisis, penempatan dana, hingga pengoptimalan keuntungan reksadana dilakukan oleh profesional yang ahli. Investor sendiri cukup menunggu keuntungan datang.
2. Diversifikasi Investasi
Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam portofolio akan mengurangi risiko kerugian. Pasalnya, dana investor akan ditempatkan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila seorang membeli satu atau dua jenis saham atau efek secara individu. Di dalam produk reksadana sendiri, ada berbagai tipe reksadana yang bisa kamu pilih untuk diversifikasi. Sebagai contoh dalam satu portofolio reksadana, kamu menempatkan dana pada reksadana saham, reksadana pasar uang, dan reksadana pendapatan tetap.
3. Transparansi Informasi
Reksadana wajib memberikan informasi atas perkembangan portofolionya dan biayanya secara berkelanjutan sehingga pemegang Unit Penyertaan dapat memantau keuntungan reksadana, biaya, dan risiko reksadana setiap saat. Pengelola reksa dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) nya setiap hari serta menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus secara teratur sehingga Investor dapat memonitor perkembangan investasinya secara rutin.
4. Likuiditas Tinggi
Agar investasi yang dilakukan berjalan lancar, setiap instrumen investasi harus mempunyai tingkat likuiditas yang cukup tinggi termasuk reksadana. Dengan demikian, investor dapat mencairkan kembali reksadananya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing Reksadana sehingga memudahkan investor mengelola portofolio investasinya. Reksadana sendiri memang dikenal punya likuiditas tinggi, atau mudah diperoleh juga mudah dijual.
5. Biaya Rendah
Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak investor pemodal dan kemudian dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi tersebut akan menghasilkan efisiensi biaya transaksi. Biaya transaksi akan menjadi lebih rendah dibandingkan apabila investor individu melakukan transaksi sendiri di pasar bursa.
Ilustrasi Cara Investasi Reksa Dana
Hal utama yang harus dipahami adalah berinvestasi reksadana berarti mempercayakan uang kamu kepada pengelola investasi profesional yaitu manajer investasi. Manajer investasi memahami bagaimana cara kerja reksadana secara keseluruhan. Tugas investor memastikan sudah memilih manajer investasi dengan track record baik dan cara pengelolaan reksadananya sesuai gaya investasi yang diinginkan.
Seseorang yang ingin memulai berinvestasi pada reksadana dapat memilih manajer investasi yang memiliki keahlian di bidang ini. Mari kita simak contoh berikut untuk semakin memahami cara kerja reksadana.
Seorang pemodal ingin berinvestasi dalam reksa dana, tetapi hanya memiliki uang sebanyak Rp. 500,000.00 untuk mulai berinvestasi. Pemodal ingin menginvestasikan uang tersebut ke dalam bentuk saham blue chip sebanyak 50%, obligasi korporasi sebanyak 30% dan tunai sebanyak 20%. Namun Ia tidak bisa melakukannya sendiri karena keterbatasan modal awal.
Oleh sebab itu, pemodal memutuskan untuk mengajak salah satu rekannya untuk berinvestasi bersama dirinya. Manajer investasi lalu mengolah dana tersebut dan melakukan kegiatan investasi dengan mengingat satu tujuan akhir, yakni untuk mendapatkan return atau pendapatan terbaik bagi masing-masing pemodal. Pada akhirnya, tergantung pada jumlah kontribusi yang dibuat oleh masing-masing pemodal, pemodal akan mendapatkan keuntungan mereka di akhir durasi investasi. Begitulah kira-kira cara kerja reksadana.
Tips Aman Investasi agar Mendatangkan Keuntungan
Kalau kamu saat ini sudah tahu bagaimana cara kerja reksadana dan ingin mulai investasi, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menghindari investasi bodong.
Lihat profil perusahaan yang menawarkan investasi reksadana. Pastikan perusahaan tersebut sudah terdaftar resmi di OJK. Perusahaan juga hendaknya memiliki izin sebagai Perusahaan Sekuritas, Izin Agen Penyelenggaraan Sistem Elektronik, Izin Agen Penjual Reksadana, dan Izin Penasihat Investasi.
Cek jumlah dana kelolaan. Kalau angkanya sudah mencapai minimal 10 triliun bisa dibilang termasuk yang stabil dan tepercaya.
Kinerja yang tertera dalam prospektus reksadana. Ini adalah hal krusial karena jika kinerja reksadana ini tidak stabil atau perbedaannya terlalu jauh dengan indeks, maka patut dicurigai. Jangan hanya tertarik saat kinerjanya naik. Misalnya, IHSG naik 30%, tapi ia naik 100%. Lalu saat indeks turun 1%, ia justru naik 3%. Kalau seperti ini, kamu harus hati-hati karena perlu dicari tahu mengapa jaraknya jauh dari IHSG.
Tips Meminimalisir Kerugian dan Risiko Investasi Reksadana
Semua instrumen investasi pasti memiliki risiko dalam pelaksanaannya, tidak terkecuali dengan reksadana. Oleh karena itu penting bagi kamu untuk tahu bagaimana cara meminimalisir risiko yang ada dalam investasi reksadana. Berikut ini langkah-langkah untuk meminimalisir risiko reksadana:
1. Diversifikasi
Memang benar jika kamu berinvestasi dengan reksadana maka secara langsung sudah melakukan diversifikasi investasi. Namun tidak ada salahnya juga mengalokasikan dana investasimu ke beberapa jenis reksadana yang berbeda. Tujuannya agar meminimalkan kerugian apabila kinerja salah satu produk tidak sesuai harapan.
2. Memiliki Reksadana Risiko Rendah
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya mengenai diversifikasi. Jika kamu memiliki investasi reksadana risiko tinggi seperti reksadana saham, maka tidak ada salahnya membaginya atau membeli reksadana rendah risiko seperti reksadana pasar uang.
Tujuannya agar portofoliomu risikonya terbagi, dan produk lainnya bisa menjadi back up apabila ada produk reksadana yang mengalami penurun. Reksadana rendah risiko juga bisa menjadi produk awal kamu untuk investasi reksadana sekaligus sambil mempelajari mengenai seluk beluk di dalamnya.
3. Amati Faktor Eksternal
Sudah Bibit jelaskan sebelumnya bahwa prinsip dasar reksadana adalah investasi yang pengelolaannya diserahkan ke Manajer Investasi (MI) professional. Memang MI ini memiliki keahlian untuk mengelola dana investor untuk mendapatkan keuntungan. Namun faktor eksternal tetap menjadi salah satu penyebab naik turunnya nilai reksadana.
Mengapa bisa begitu? Sebab seperti yang kita tahu bahwa pergerakan dalam pasar sangat volatil, terutama pasar modal. Jadi kamu harus selalu aware terhadap faktor eksternal seperti isu global, krisis ekonomi dan iklim politik yang sedang terjadi. Ini berguna sebagai bahan pertimbanganmu dalam pengambilan keputusan dalam investasi reksadana.
4. Berinvestasi Bukan Hanya Ikut-ikutan
Saat ini memang mulai banyak generasi muda yang mulai tertarik dan terjun ke dunia investasi, tak terkecuali reksadana. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya informasi dan begitu mudahnya informasi tersebut tersebar pada zaman yang serba digital ini. Selain memberikan dampak positif, ternyata ada dampak negatifnya juga.
Dampak negatif dari informasi yang mudah dan cepat didapatkan ini adalah banyak investor pemula yang mengalami Fear Of Missing Out atau FOMO. Salah satu penyebabnya adalah mereka takut kehilangan momen untuk mendapatkan keuntungan dari informasi yang mereka dapatkan dari content creator investasi yang diikutinya.
Untuk itu penting bagi investor pemula untuk belajar lebih banyak hal tentang dunia investasi. Hal ini agar mereka memiliki literasi keuangan yang memadai sehingga mampu mengambil keputusan sendiri, bukannya malah berinvestasi mengikuti tren dan pendapat orang lain.
OK itu dia beberapa tips yang bisa kamu terapkan agar bisa berinvestasi reksadana dengan baik. Jangan lupa juga untuk berinvestasi di Bibit, karena Bibit telah bekerja sama dengan manajer investasi terbaik, untuk informasi lebih jelasnya bisa kamu baca di sini. Dan tentu dengan hal tersebut menjadi jaminan keamanan berinvestasi di Bibit, sebab Aplikasi Bibit (PT Bibit Tumbuh Bersama) berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Cara kerja reksadana yang sudah terbukti benar, tepercaya, dan resmi terdaftar di OJK bisa kamu temukan di aplikasi Bibit. Bibit adalah aplikasi investasi reksadana tempat kamu bisa memercayakan uang investasi untuk dikelola di pasar uang oleh manajer investasi dengan track record dan reputasi yang baik. Di Bibit, kamu bisa pantau, top up, menabung rutin, dan cairkan reksadanamu melalui satu aplikasi dalam genggaman.