“The real key to making money in stocks is not to get scared out of them”
Kutipan di atas berasal dari Peter Lynch, investor kawakan asal negeri Paman Sam. Intinya, kutipan tersebut berisi ajakan bahwa untuk menghasilkan uang dari saham, kamu juga harus sudah siap kehilangan semuanya.
Ungkapan dari chairman Lynch Foundation ini memang benar. Investasi saham itu berpotensi untung besar sekaligus berisiko tinggi. Karena itu, secara psikologis kita pun sudah semestinya siap merugi. Tidak adakah jalan tengah, terutama untuk pemula untuk investasi saham agar tidak rugi? Adakah rekomendasi saham yang aman?
Tentu saja ada! Namun, sebelum itu tak ada salahnya kita ketahui dulu apa investasi saham.
Pengertian Investasi Saham
Saham adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan. Saham diperjualbelikan secara bebas di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bentuk investasi saham adalah berupa lembar-lembar surat berharga yang biasanya dijual minimal satu (1) lot atau 100 lembar saham. Saat kamu membeli lembar-lembar saham tersebut, kamu sudah bisa disebut investor yang berinvestasi di bidang saham.
Di BEI kita bisa tahu daftar-daftar perusahaan yang menjual saham ke publik lengkap dengan kodenya. Sebagai contoh, ada PT Bank BTPN Tbk dengan kode saham BTPN, Bumi Resources TBK dengan kode saham BUMI, Smartfren Telecom Tbk dengan kode FREN, dan masih banyak lagi. Tercatat hingga artikel ini ditulis (11 September 2022), ada 810 saham perusahaan yang tercatat di BEI
Buat kamu yang baru memulai investasi saham, maka harus membuka rekening sekuritas atas nama kita sendiri terlebih dulu. Di investasi saham, bisa dibilang kamu melakukan segalanya secara mandiri mulai dari mengelola dana, mengamati pergerakan pasar, kinerja perusahaan, hingga menganalisis laporan dan perencanaan keuangan perusahaan. Cukup jelas, ya? Sekarang kita lanjut ke rekomendasi saham yang oke bagi semua kalangan.
Rekomendasi Saham
Penting diketahui bahwa saham tetap berisiko. Artinya, nilai saham bisa berubah setiap saat seiring perkembangan ekonomi, sosial, dan politik. Untuk saham dari fundamentalnya kuat, biasanya relatif tahan goncangan. Oleh karena itu, rekomendasi ini akan berisi beberapa saham yang berasal dari perusahaan besar yang telah teruji “makan asam garam” di pasar bursa. Sehingga rekomendasi saham yang akan dibahas bermanfaat tidak saja bagi investor pemula tapi juga buat semua kalangan.
Saham-saham Blue Chip
Saham Blue Chip cocok buat pemula atau siapa pun yang ingin investasi saham. Saham blue chip adalah jenis saham dari perusahaan dengan kondisi keuangan prima, serta beroperasi selama bertahun lamanya. Di Indonesia, saham-saham yang masuk dalam kategori blue chip berada pada daftar indeks LQ45. Berikut rekomendasi saham blue chip yang bisa kamu pilih pada tahun 2022, seperti dilansir dalam situs www.idxchannel.com
Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)
Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Bank Jago Tbk (ARTO)
Astra International Tbk (ASII)
Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN)
Bank Mandiri Tbk (BMRI)
Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)
Barito Pacific Tbk (BRPT)
Bukalapak.com Tbk (BUKA)
Charoen Pokphand Indonesia (CPIN)
Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK)
Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)
XL Axiata Tbk (EXCL)
GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
H.M Sampoerna Tbk (HMSP)
Harum Energy Tbk (HRUM)
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
Vale Indonesia Tbk (INCO)
Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
Indika Energy Tbk (INDY)
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP)
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
Kalbe Farma Tbk (KLBF)
Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)
Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)
Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA)
Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)
Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
Bukit Asam Tbk (PTBA)
Semen Indonesia Tbk (SMGR)
Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)
Timah Tbk (TINS)
Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)
Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)\
United Tractors Tbk (UNTR)
Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Baca juga: Cara Beli Saham Luar Negeri yang Aman
Kendati mendapat label blue chip, tetap saja saat investasi saham kamu tidak boleh asal-asalan. Tips-tips ini bisa kamu praktikkan agar investasi saham mu berjalan lancar.
Siapkan Dana Dingin
Langkah pertama, jangan pernah investasi saham dengan utang. Tidak terkecuali dengan uang yang masih digunakan untuk berbagai keperluan hidupmu. Jauh lebih baik, gunakan dana dingin yang kamu sisihkan atau uang pribadi yang tidak terpakai alias nganggur. Tujuannya, agar sisi psikologismu lebih tenang untuk belajar lebih jauh. Dan satu lagi, hindari memulai dengan dana yang besar ya, untuk meminimalisir kerugian kalau kamu salah langkah.
Belajar dan Konsultasi
Media untuk belajar investasi saham di era digital ini sangat banyak. Mulai dari forum Telegram, workshop, buku-buku investasi, hingga training. Hal yang perlu kamu lakukan adalah pastikan bahwa tempat atau media belajar yang dipilih kredibel dan terpercaya.
Lalu, lebih baik kamu juga berkonsultasi ke investor-investor yang sudah berpengalaman, antara lain tentang bagaimana cara menganalisis pasar saham, memilih perusahaan berfundamental baik, hingga kapan sebaiknya menambah modal. Kalau di antara circle pergaulanmu ada senior investor saham, tak perlu ragu belajar sama dia ya.
Rajin Mengikuti Berita
Anggap kamu sudah membeli saham. Itu artinya, kamu bisa dianggap memiliki saham sebuah perusahaan. Dan dunia perusahaan ini rentan dengan perubahan yang diakibatkan faktor eksternal, seperti kondisi politik, ekonomi, atau peristiwa-peristiwa besar baik di dalam negeri maupun luar negeri. Tipsnya, rajin-rajinlah menyimak berita bisnis, ekonomi, dan politik dengan tujuan mengamati pergerakan harga saham dan menghubungkannya dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Pasalnya, berita-berita tersebut bisa jadi terkait kebijakan pemerintah yang berpengaruh terhadap masa depan perusahaan yang sahamnya kamu pegang.
Baca juga: Belum Tahu Beda Saham dan Reksadana Saham? Temukan Penjelasan Lengkapnya di Sini
Itulah rekomendasi saham blue chip yang bisa kamu pilih. Sekali lagi ingat, walau berlabel blue chip investasi saham tetap berisiko. Dan, apabila kamu belum siap dengan risiko fluktuasi yang cepat sehingga berpotensi mengalami kerugian, ada instrumen investasi yang lebih aman tapi masih berhubungan dengan saham yakni reksadana saham.
Investasi reksadana saham berbeda dengan saham lantaran kamu tidak perlu melakukan analisis. Dengan kata lain, semua investasimu dikelola oleh Manajer Investasi. Apalagi kini reksadana saham bisa didapatkan secara online seperti melalui aplikasi Bibit. Cukup bermodal ponsel pintar dan akses internet, kamu bisa membeli reksadana saham yang diinginkan.