Berinvestasi di reksadana itu mudah loh. Karena, kamu punya dana Rp50.000-100.000 pun sudah bisa melakukannya. Satu di antara banyak jenis investasi reksadana adalah reksadana obligasi.
Hah, emangnya ada ya reksadana obligasi? Bukannya obligasi itu instrumen investasi tersendiri? Ada dong. Simak nih pengertiannya!
Secara definitif, reksadana obligasi adalah jenis reksa dana yang minimal investasinya 80% ke instrumen obligasi. Instrumen obligasi sendiri merupakan surat berharga berbasis utang yang memberikan pendapatan tetap secara berkala dalam bentuk pembayaran kupon. Kupon inilah yang bisa dicairkan oleh investor sebagai return.
Lebih jelasnya reksadana obligasi itu merupakan cara yang lebih efisien untuk berinvestasi pada obligasi daripada membeli obligasi yang investor kelola sendiri. Tidak sama dengan obligasi individu, reksadana obligasi tidak memiliki jatuh tempo untuk pembayaran kembali dana pokok investasinya. Sehingga jumlah dana pokok reksadana obligasi akan berfluktuasi seiring berjalannya waktu.
Pembayaran bunga jenis reksadana obligasi juga mencerminkan komposisi campuran dari semua obligasi yang berbeda dalam reksadana tersebut. Dengan kata lain distribusi pendapatan bunga yang akan investor terima jumlahnya akan bervariasi setiap bulannya.
Reksadana obligasi juga terdiri dari jenis obligasi tertentu, seperti obligasi korporasi maupun pemerintah. Obligasi juga bisa ditentukan oleh jangka waktu hingga jatuh temponya yaitu jangka waktu pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Beberapa reksadana obligasi mempunyai komposisi yang hanya terdiri dari obligasi yang paling aman, seperti obligasi pemerintah. Kenapa obligasi pemerintah lebih aman? Sebab jenis obligasi ini pembayaran return atau imbal hasilnya telah mendapat jaminan dari pemerintah dalam Undang-undang.
Sedangkan reksadana obligasi yang terdiri dari obligasi korporasi yang mendominasi memiliki risiko yang lebih tinggi. Karena imbal hasil obligasi ini tergantung dari bagaimana usaha perusahaan itu berjalan, apakah mendapatkan keuntungan atau mengalami kerugian. Kelebihan obligasi korporasi adalah tingkat fluktuatifnya melebihi obligasi pemerintah serta menawarkan potensi pengembalian yang lebih besar.
Ada juga reksadana obligasi campuran, reksadana yang memiliki berbagai jenis campuran agar tercipta risiko yang beragam pula. Jadi karena komposisinya terdiri dari jenis obligasi berbagai bidang usaha. Maka hal ini juga akan meminimalisir risiko kerugian yang mungkin terjadi. Untuk penjelasan sederhana mengenai pengertian apa itu reksadana obligasi bisa kamu tinjau melalui artikel Bibit di sini.
Reksadana obligasi sering disebut juga sebagai reksadana pendapatan tetap atau fix income funds. Setelah kita tahu pengertiannya, kita tinjau kelebihan dan risikonya yuk.
Belum tahu reksadana syariah? Yuk baca uraiannya di sini.
Kelebihan
Dibandingkan berinvestasi langsung pada obligasi atau investasi lain seperti deposito, reksadana obligasi memiliki beberapa kelebihan. Pertama, besaran pajak yang lebih kecil dibanding obligasi. Mengingat, dalam investasi obligasi investor akan dikenakan pajak penghasilan final sebesar 15%. Sedangkan dalam obligasi melalui reksadana, berdasarkan peraturan perpajakan, besaran pajak yang harus dibayarkan investor hanya 5% hingga 2020 dan 10% untuk tahun 2021.
Kedua, dana bisa dicairkan kapan saja. Seperti yang sudah kita ketahui, saat berinvestasi di deposito, ada jangka waktu yang disyaratkan oleh bank penerbit, apakah itu 6 bulan, 1 tahun atau 3 tahun. Dan kalau tiba-tiba kamu ingin mencairkan dana sebelum jangka waktu yang telah dipilih (jatuh tempo) itu, biasanya kamu akan dikenakan denda berupa penalti.
Nah, di reksadana obligasi, tak terkecuali reksadana lainnya, hal ini tak ada. Sebab, kamu dapat mencairkan dana kapanpun tanpa harus kena penalti. Kelebihan lain adalah, berinvestasi di reksadana obligasi nggak bikin dompet kempes. Berbeda dengan investasi di obligasi secara langsung yang umumnya butuh dana minimal Rp5.000.000 untuk membeli satu lembar obligasi.
Reksadana juga memberikan diversifikasi instan yang mudah bagi para investor yang memiliki dana terbatas. Karena reksadana obligasi biasanya terdiri dari kumpulan berbagai obligasi yang berbeda dengan jatuh tempo yang bervariasi juga.
Karena seperti yang kita tahu, bila berinvestasi pada satu obligasi tunggal mempunyai risiko yang lebih besar. Maksudnya jika penerbit obligasi tidak mampu atau gagal dalam memenuhi pembayaran pokok dan bunga obligasi. Untuk itu reksadana obligasi merupakan solusi yang tepat bagi para investor dengan dana terbatas.
Risiko
Setiap investasi memiliki risiko. Dalam konteks ini tentu saja kerugian yang diakibatkan penurunan nilai investasi. Hal ini pun berlaku di reksadana obligasi di mana keuntungan yang dihasilkan bergantung pada suku bunga dan inflasi. Sederhananya, kalau inflasi dan suku bunga naik, kinerja reksadana obligasi biasanya kurang baik. Dan sebaliknya, saat inflasi stabil dan suku bunga turun atau rendah, kinerja reksadana obligasi akan baik.
Meski begitu, reksadana obligasi masih lebih kecil kok risikonya dibanding reksadana saham yang berfluktuasi tinggi. Karena itu, reksa dana pendapatan tetap cocok untuk investor berprofil moderat yang memiliki tujuan keuangan yang ditargetkan bisa tercapai dalam jangka waktu 1 – 3 tahun dengan return yang biasanya berkisar antara 7-10%.
Namun, kalaupun kamu pemula dan tetap ingin berinvestasi di reksadana obligasi, fine-fine aja kok. Nggak ada masalah. Yang jelas, pilih lah investasi reksadana terpercaya dan bisa memberikanmu kemudahan seperti Bibit.id yang punya fitur “Robo Advisor” untuk membantu memilihkan reksadana yang tepat sesuai dengan profil, pendapatan, dan tujuanmu. Belum lagi investasi reksadana di Bibit dilakukan secara online lewat aplikasi di smartphone. Kamu bisa dapat cuan di dalam genggaman. Yuk download aplikasi Bibit di Google Play dan App Store.