Ada Nggak Sih Risiko Investasi di Obligasi?

Berinvestasi merupakan salah satu kegiatan yang kini banyak diminati kalangan masyarakat karena dianggap menguntungkan secara finansial. Salah satu jenis investasi yang banyak diminati publik tersebut adalah obligasi. Obligasi sendiri merupakan instrumen di pasar modal yang berwujud surat utang berharga dalam mata uang rupiah atau valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia. Sama seperti investasi lain, obligasi juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Nah berikut ini akan dijelaskan kekurangan sekaligus risiko yang bisa saja muncul pada investasi obligasi. Berikut penjabarannya.

1.      Risiko Gagal Bayar

Risiko pertama dalam investasi obligasi adalah gagal bayar. Risiko gagal bayar ini muncul ketika investor tidak memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit saat produk investasi jatuh tempo. Dengan kata lain penerbit obligasi tidak dapat membayarkan kembali utang kepada investor sampai waktu jatuh tempo yang disepakati. Munculnya risiko gagal bayar ini sendiri sangat mungkin dilakukan oleh perusahaan yang menerbitkan obligasi. Jika kamu mengalami hal ini maka memang kerugianlah yang harus ditanggung. Tapi risiko gagal bayar ini bisa diminimalisir atau bahkan dihilangkan dengan cara kamu ikut obligasi negara yang memang menjamin pembayarannya dari dana yang disediakan APBN setiap tahunnya.

2.      Risiko Pasar

Risiko berikutnya yang bisa muncul dari investasi obligasi yakni risiko pasar. Risiko pasar sendiri adalah risiko yang muncul karena dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi pasar keuangan yang berpotensi merugikan (capital loss). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pasar keuangan ini antara lain perubahan suku bunga serta keadaaan ekonomi, sosial dan politik yang tidak menentu. Tidak hanya itu capital loss ini juga bisa dipicu oleh investor yang menjual obligasi sebelum jatuh tempo ke pasar sekunder dengan harga jual yang lebih rendah dibanding harga belinya. Untuk mengantisipasi risiko obligasi karena capital loss yang terakhir ini maka kamu sebagai investor tidak boleh menjual obligasi sampai dengan jatuh tempo atau menjual obligasi dengan harga jual yang lebih rendah.

3.      Risiko Likuiditas

Terakhir, risiko yang bisa muncul dalam investasi obligasi adalah risiko likuiditas atau liquidity risk. Risiko likuiditas sendiri bisa muncul ketika pemilik obligasi atau investor yang membutuhkan dana dalam waktu cepat namun surat obligasi tidak dapat dijual dengan harga yang wajar. Dari sinilah kamu sebagai investor akan mendapati risiko kerugian dalam investasi obligasi ini. Supaya menghindari kerugian karena risiko likuiditas ini maka kamu bisa menjadikan obligasi sebagai agunan atau jaminan. Dengan menjadikan obligasi sebagai agunan atau jaminan maka kamu tak perlu takut rugi akibat menjual obligasi dibawah standar atau harga beli.

Baca juga artikel kita tentang apa saja yang mempengaruhi naik/turunnya harga reksadana di sini.

Demikianlah beberapa risiko yang bisa muncul dari investasi obligasi. Jadi dari sini maka dapat diketahui bahwa investasi obligasi ini juga memiliki risiko yang harus diantisipasi. Dari risiko-risiko inilah maka kamu sebagai investor sudah seharusnya bisa meminimalisir atau mencegahnya guna menghindari kerugian. Bagi kamu yang memang ingin mendapatkan sebuah solusi untuk investasi yang aman dan menguntungkan maka carilah yang kredibel dan profesional. Nah salah satu investasi yang kredibel dan profesional tersebut bisa kamu dapatkan dari investasi reksadana bersama Bibit.