Investasi reksa dana memang mudah dilakukan namun untuk meraih keuntungan, itu lain persoalan. Tetap diperlukan strategi investasi yang tepat serta pemilihan produk-produk reksa dana terbaik agar cuan. Lalu, apa saja contoh reksa dana terbaik untuk investasi?
1. Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana pasar uang menawarkan keuntungan yang lumayan. Reksa dana yang dikenal stabil ini menempatkan dana investor pada instrumen pasar uang berupa deposito dan juga surat utang jangka pendek.
Selain stabil, risiko reksa dana pasar uang juga rendah. Pasalnya, dibandingkan saham dan obligasi, nilai reksa dana pasar uang relatif tahan goncangan. Meski sedang terjadi isu-isu sosial, ekonomi, dan politik yang umumnya mempengaruhi pasar bursa.
Kemudian bunga reksa dana pasar uang pun umumnya lebih besar dari bunga deposito dan produk-produk tabungan lainnya. Return reksa dana pasar uang sendiri berkisar 5-6% dan tidak kena pajak. Reksa dana ini bisa menjadi pilihan reksa dana terbaik untuk investasi yang aman bagi siapa pun.
2. Reksa Dana Obligasi (Pendapatan Tetap)
Kini kita beranjak ke reksa dana obligasi atau dikenal pula reksa dana pendapatan tetap. Jika reksa dana pasar uang menempatkan dana investor ke instrumen pasar uang, reksa dana obligasi menempatkan sebagian dana investor ke surat utang.
Reksa dana ini cukup populer di kalangan investor karena keuntungan yang lebih besar daripada reksa dana pasar uang, yaitu berkisar di persentase 7-10% pertahun. Namun, perlu diingat pula reksa dana obligasi lebih berisiko terutama ketika terjadi perubahan tingkat suku bunga deposito dan adanya risiko gagal bayar.
Karena itu, saat mau memilih reksa dana obligasi untuk investasi, pilih produk reksa dana terbaik yang diterbitkan oleh Manajer Investasi berpredikat terbaik juga. Misalnya reksa dana obligasi yang ada di Bibit, antara lain Danamas Stabil, Sucorinvest Stable Fund, Eastspring IDR, Fixed Income Fund Kelas A, ABF Indonesia Bond Index Fund, dan Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A.
3. Reksa Dana Saham
Pernah dengan high risk high return? Ungkapan ini sesuai untuk reksa dana saham. Sebabnya, potensi keuntungan reksa dana saham lebih besar daripada dua reksa dana yang telah dibahas sebelumnya. Return reksa dana saham terbaik bisa mencapai 20% per tahun. Mantap bukan?
Namun, tak boleh dilupakan pula bahwa reksa dana ini juga berisiko. Karena menempatkan sebagian besar dananya pada instrumen saham, secara otomatis nilai reksa dana saham juga fluktuatif. Ini membuat nilainya bisa berubah setiap waktu. Banyak pakar keuangan menyarankan reksa dana saham untuk investor berprofil agresif.
Meski begitu, investor pemula pun dapat berinvestasi reksa dana saham. Asal, mulai dulu dengan nominal kecil sambil mempelajari lebih dalam keuntungan dan risikonya. Jika sudah mulai mengerti seluk-beluknya, tingkatkan investasi reksa dana saham secara perlahan sesuai kemampuan dan tujuan keuangan. Perpaduan terkait pengetahuan, kemampuan keuangan, dan goals, bisa menjadikan reksa dana saham sebagai kendaran terbaik dalam meraih keuntungan.
Baca Juga: Reksa Dana yang Aman dan Cuan untuk Mewujudkan Goals
Menerapkan Strategi Investasi Reksa Dana agar Cuan
Seperti investasi di produk keuangan lain, keuntungan reksa dana dapat diraih dengan reksa dana terbaik. Namun, sekali lagi harus ditegaskan, cuan reksa dana yang optimal pun harus didukung oleh strategi investasi reksa dana yang tepat. Beriku beberapa strategi investasi reksa dana yang bisa kamu lakukan.
1. DCA (Dollar Cost Averaging)
DCA bisa dianggap “nabung rutin” tanpa memikirkan apakah produk reksadana yang kamu miliki mengalami kenaikan atau penurunan. Untuk pemula strategi ini sangat bagus. Pasalnya, kamu tidak perlu menganalisis pasar dan dapat berinvestasi secara auto debet atau terpotong otomatis setiap bulan. Selain itu, kamu pun tidak perlu dana investasi yang besar untuk melakukan DCA. Seperti di Bibit kamu bisa melakukan DCA mulai dari Rp50.000. Bahkan, kalau sangat cekak, dengan Rp10.000 pun kamu sudah bisa investasi reksa dana di Bibit.
2. Lumpsum
Lumpsum merupakan kebalikan dari DCA, yakni cara investasi reksadana dengan menginvestasikan seluruh dana yang kamu miliki, tanpa menambah lagi nilainya (top up). Strategi lump sum dekat dengan aktivitas trading di mana kamu membeli saham atau reksadana saat harganya turun. Tahan beberapa waktu, kemudian kamu jual lagi saat harganya naik. Strategi lump sum umumnya diterapkan oleh investor yang sudah mampu menganalisis pasar dan dan memprediksi timing yang tepat untuk membeli dan menjual sebuah produk investasi.
3. Micro Investing
Strategi ini mirip dengan DCA. Akan tetapi, bila dalam DCA investor biasanya sudah mematok berapa nominal dan kapan waktu investasi. Dalam micro investing modal investasi bisa berapa saja, yang berasal dari “uang receh”, uang kembalian, sisa saldo e-wallet dan m-banking, dan lain-lain. Untuk waktu investasi pun tidak terjadwal, atau bisa kapan saja. Seperti ketika ada dana nganggur, langsung investasikan berapapun nominalnya.
Selain bisa membuat uang receh sedikit demi sedikit menjadi “bukit”, micro investing juga dapat menumbuhkan kebiasaan berinvestasi. Dengan strategi ini, investasi bukan hanya milik investor bermodal besar. Melainkan bisa dilakukan siapa pun, meski dengan dana terbatas.
4. Strategi Average Up dan Buy and Hold
Selain diterapkan pada investasi saham, strategi average up dapat diterapkan di reksa dana. Strategi ini dilakukan dengan cara: Beli reksa dana secara bertahap sampai reksa dana tersebut mengalami kenaikan. Reksa dana yang disarankan untuk average up adalah saham dan obligasi di mana keduanya bisa menghasilkan margin yang besar saat membeli dan menjual. Tantangan menjalankan strategi ini, yaitu kamu wajib mencatat dan menghitung harga beli reksa dana, kenaikan nilai reksa dana, sampai harga jualnya.
Baca Juga: 5 Tips Meraih Keuntungan Maksimal dalam Investasi
Lalu, ada juga strategi buy and hold buat kamu dengan tujuan finansial jangka panjang. Konsep buy and hold sekilas seperti perpaduan antara DCA dan lump sum, yaitu mendiamkan (hold) reksa dana dalam waktu yang cukup lama tanpa memerhatikan pergerakan harga di pasar lalu jual saat nilainya naik. Namun ada perbedaannya, buy and hold sebaiknya disesuaikan dengan waktu investasi di atas 10 tahun. Selama kurun waktu tersebut usahakan dana investasi reksa danamu tidak dijual dan di-switch, dengan alasan apa pun.
Itulah dia beberapa contoh reksa dana terbaik untuk investasi, beserta strategi yang bisa dijalankan agar investasi reksa dana menguntungkan. Untuk investasi reksa dana yang mudah, aman, dan menguntungkan, kamu bisa memilih Bibit. Puluhan reksa dana terbaik bisa kamu temukan dan pilih melalui aplikasi Bibit sesuai dengan budget investasi serta tujuan keuangan.