Seiring dengan banyaknya platform untuk berinvestasi, berarti semakin banyak masyarakat yang mulai aware dengan investasi. Dan bisa jadi investasi adalah bagian dari gaya hidup yang tidak bisa ditinggalkan, karena orang-orang mulai tahu bahwa memiliki masa depan yang cerah adalah impian semua orang, ingin hidup bebas finansial, dan tentunya kebutuhan keluarga terjamin hidupnya.
Tapi apakah investasi reksadana aman? Mungkin inilah pertanyaan pertama yang muncul dari investor pemula, termasuk kamu. Reksadana hadir untuk menawarkan kemudahan dalam berinvestasi. Apalagi sekarang juga sudah tersedia aplikasi reksadana online yang bisa kamu akses langsung dari smartphone. Walaupun begitu, tidak sedikit juga orang yang masih mempertanyakan apakah reksadana aman.
Pertanyaan tersebut muncul karena mereka bingung akan nasib uang yang nantinya disetorkan untuk investasi. Apakah uang tersebut dikelola oleh Manajer Investasi (MI)? Atau justru masuk ke rekening penyedia layanan reksadana? Mana yang benar? Agar kamu tidak khawatir, cek penjelasan selengkapnya di bawah ini, ya!
Uang Disimpan di Bank Kustodian
Sama seperti jenis investasi lainnya, reksadana juga mengharuskan kamu untuk menyetorkan sejumlah uang ke penyedia layanan investasi. Hanya saja, uang tersebut tidak disimpan oleh perusahaan reksadana maupun MI, melainkan oleh bank kustodian. Buat yang belum tahu, bank kustodian adalah pihak yang berwenang untuk menyimpan modal reksadana dari para investor. Ada tiga tugas utama yang mereka emban, yaitu mengawasi, administrasi, dan menjaga aset investor.
Tentunya bank kustodian bekerja tidak hanya dengan izin dari perusahaan reksadana yang terkait. Idealnya, penyedia reksadana aman bekerja sama dengan bank kustodian yang sudah ditunjuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan mengantongi izin khusus dari Bank Indonesia. Di Indonesia, sudah ada sekitar 24 bank kustodian yang mendapatkan kedua izin resmi tersebut. Beberapa di antaranya seperti Bank CIMB Niaga Tbk., Bank Danamon Indonesia Tbk., dan Bank Central Asia Tbk.
Baca juga: Rutin Setor Dengan Strategi DCA, Lalu Apa Reksadana Harus Membayar Tiap Bulan?
Bedakan dengan Manajer Investasi
Sekarang kamu sudah tahu bahwa uang yang kamu setorkan untuk reksadana bakal disimpan secara aman oleh bank kustodian. Namun, jangan samakan dengan MI, ya. Bank kustodian dan MI memiliki tugas yang berbeda walaupun keduanya bekerja secara berdampingan. Kalau bank kustodian menyimpan uang investasi kamu, maka MI berjasa dalam mengelola uang tersebut. MI bakal memantau pergerakan produk-produk reksadana dan membantu kamu memilih produk reksadana sesuai tujuan finansial.
Dalam pelaksanaannya, bank kustodian juga mengawasi aktivitas MI. Misalnya, kalau MI menyalahi aturan dalam pengelolaan uang investor, maka bank kustodian berhak memberikan peringatan. Karenanya, pastikan kamu memilih perusahaan reksadana aman yang bekerja sama dengan MI profesional.
Aman Selama Sudah Terdaftar di OJK
Sebetulnya, selama kamu memilih perusahaan investasi yang sudah terdaftar di OJK, idealnya kamu bisa melakukan investasi reksadana aman. Jika sebuah perusahaan reksadana sudah terdaftar di OJK, artinya perusahaan tersebut telah memenuhi segala syarat, ketentuan, dan standar yang ditentukan oleh OJK. Hal ini mencakup pula ketentuan dan standar terkait penyimpanan uang investor, yang idealnya dilakukan oleh bank kustodian.
Karenanya, sebelum memilih perusahaan penyedia reksadana, pastikan perusahaan tersebut sudah mengantongi izin dari OJK. Khusus untuk penyedia reksadana online, contohnya seperti Bibit telah mengantongi ijin resmi sebagai Agen Penjual Reksa Dana dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Bagaimana sistem atau proses pengelolaan dana di reksadana?
Pengelolaan reksadana sepenuhnya diserahkan pada manajer investasi. Ia akan memutuskan aset apa saja yang akan dibeli untuk mencetak keuntungan bagi investor. Meski begitu, manajer investasi tetap harus berdiskusi dan meminta persetujuanmu sebagai investor. Manajer investasi wajib membuat laporan nilai posisi reksadana tiap harinya. Ia juga harus membuat laporan perkembangan reksadana dari hari ke hari. Untuk keputusan penting menyangkut investasi, manajer investasi juga akan meminta persetujuanmu terlebih dulu.
Dimana Bisa Beli Reksadana secara Online?
Saat ini, banyak platform yang bisa digunakan untuk membeli reksadana secara online. Namun, kamu harus memperhatikan mana yang paling mudah dan sesuai untuk kamu gunakan, khususnya investor pemula.
Sebagai pemula, sebaiknya kita mencari platform online yang tidak hanya sekedar menjual produk yang lengkap, tapi juga merekomendasikan reksadana terbaik berdasarkan profil risiko investasi agar bisa berinvestasi dengan tenang.
Nah, salah satu aplikasi yang sudah menyeleksi reksadana secara ketat dan merekomendasikan produk yang paling sesuai adalah aplikasi Bibit. Bahkan melalui Bibit, kamu juga disarankan alokasi investasi yang sesuai pada setiap jenis reksadana. Jadi, semuanya udah dibantuin oleh Bibit, kamu tinggal mulai aja. Kalau bingung gimana caranya, langsung aja download Bibit di sini.
Baca juga: Aplikasi Nabung Reksadana Terbaik 2023
Kapan Waktu yang Tepat Membeli Reksadana?
Tidak ada waktu tertentu yang terbaik atau terburuk. Banyak orang berpendapat kalau yang terbaik adalah beli disaat harganya jatuh di titik terendah, kemudian jual di saat harga tertinggi, dan ulangi terus seperti itu.
Ya seperti itu memang bisa, namun bukan yang terbaik. Kenapa? Pergerakan harga reksadana sangat dipengaruhi pasar dan tidak ada yang mampu menebak harga pasar secara akurat. Profesional pun tidak bisa menebak dengan benar. Bahkan dengan market timing seperti ini, kamu bisa emosional mengambil keputusan investasi yang sering bikin kerugian.
Sebaiknya kamu melakukan nabung rutin, misalnya saat mendapat gaji bulanan. Kamu tetap berinvestasi saat harga naik maupun turun, efeknya kamu akan dapat harga rata-rata dalam jangka panjang. Kondisi pasar sedang terus naik, maka dengan harga rata-rata sudah bisa memetik keuntungan optimal dalam jangka panjang. Jangan tertunda lagi resolusi keuanganmu di tahun 2023 ini, mulai segera investasi reksadanamu di Bibit!
Reksa Dana yang Aman untuk Mencapai Tujuan Keuangan
Sebenarnya memilih reksa dana yang aman sekaligus menguntungan tidaklah sulit. Sebagai sebuah produk investasi yang diterbitkan oleh Manajer Investasi, dengan dana investor yang disimpan di bank Kustodian, reksa dana bisa dipastikan aman. Belum lagi agen penjual reksa dana yang kredibel dan juga sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), salah satu contohnya Bibit, membuat investasi reksa dana semakin aman.
Namun, jika memang berniat menjadikan reksa dana sebagai kendaraan untuk mencapai berbagai tujuan (goals), itu lain soal. Dengan kata lain ada beberapa tips yang harus dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut. Berikut tips investasi reksa dana yang aman dan menguntungkan.
1. Tentukan Tujuan Investasi
Apakah kamu berinvestasi reksa dana untuk masa pensiun, dana darurat, atau untuk tujuan jangka pendek seperti liburan, beli gawai, dan seterusnya? Tujuan-tujuan atau sesuatu yang ingin kamu capai melalui investasi ini penting karena bisa lebih memotivasimu berinvestasi. Saat sudah konsisten dan semakin rajin berinvestasi reksa dana buat mencapai goals, seiring berjalannya waktu keuntungan pun akan datang.
2. Ketahui Profil Risiko
Ketahui seberapa besar risiko yang dapat kamu terima. Reksa dana memiliki berbagai tingkat risiko, mulai dari konservatif hingga agresif. Reksa dana saham misalnya. Dikenal fluktuatif dan berisiko tinggi sehingga cocok buat kamu yang berprofil risiko agresif. Selanjutnya, reksa dana pendapatan tetap atau obligasi, dikenal berisiko cukup besar namun tidak sebesar reksa dana saham sehingga cocok buat kamu yang berprofil moderat.
Terakhir, reksa dana pasar uang yang minim risiko. Reksa dana ini sangat cocok buat kamu yang berprofil risiko konservatif atau masih “ingin aman” tanpa harus menghadapi gejolak harga. Mengetahui bahwa diri cenderung ke arah risiko yang mana, akan menghindarkanmu dari memilih reksa dana yang salah. Investasi reksa dana tepat sesuai profil dan tujuan keuangan, cuan pun datang kemudian.
3. Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi adalah kunci dalam investasi. Langkah ini dapat mengurangi potensi kerugian sekaligus memaksimalkan keuntungan. Dalam reksa dana yang aman, kamu bisa melakukan diversifikasi dengan membagi porsi reksa dana dalam portofolio. Sebagai contoh kamu investor pemula yang konservatif. Komposisi portofolio investasi reksa danamu sebaiknya, 60% reksa dana pasar uang, 25% reksa dana obligasi, dan 15% reksa dana saham. Pun sebaliknya, jika kamu investor agresif. Meski reksa dana saham tentu dominan, jangan lupakan pula reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang ya. Misalnya, 60% reksa dana saham, 25% reksa dana obligasi, dan 15% reksa dana pasar uang.
Di aplikasi investasi reksa dana seperti Bibit, melakukan diversifikasi sebenarnya lebih mudah. Karena platform investasi online ini memiliki fitur “Robo Advisor” yang akan membuat diversifikasi otomatis, sesuai dengan profil risiko, tujuan investasi dan kemampuan finansial.
Baca Juga: Tips Untung Investasi Reksa Dana bagi Pemula
4. Investasi Rutin
Salah satu strategi investasi dalam investasi reksa dana yang aman adalah dilakukan secara rutin. Dalam dunia investasi dikenal dollar-cost averaging (DCA) yang paling mudah dilakukan. DCA bisa dianggap sama dengan “rajin menabung” tapi nabungnya dengan membeli reksa dana dengan rajin.
Tidak perlu dengan nominal besar, namun yang penting konsisten. Sisihkan pendapatanmu setiap hari untuk investasi reksa dana, dan lihat hasilnya 1 sampai 3 tahun ke depan. Selain bisa datangkan untung, strategi ini juga sangat bermanfaat dalam menumbuhkan kebiasaan berinvestasi, dan menghindarkan kita dari sifat impulsif saat berbelanja.
Bagaimana, sudah semakin yakin investasi reksa dana? Aman, sudah pasti. Cuan lagi! Tak perlu banyak nunggu yuk segera investasi reksa dana yang aman di Bibit.