Biar Cuan, Yuk Pahami Apa Makna dari Return Reksadana Ini!

Return adalah istilah yang familiar di dunia investasi. Bukan return secara harafiah ya, berupa kata bahasa Inggris yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “kembali”

Return investasi bermakna nilai imbal hasil dari sebuah instrumen investasi baik bertambah maupun berkurang dalam jangka waktu tertentu.  Tentu sering kita dengar high risk high return yang bermakna semakin tinggi risiko sebuah investasi, semakin tinggi pula imbal hasil yang didapat, seperti dilansir Kompas.com

Return sendiri bisa berwujud uang, persentase, atau wujud imbal hasil bersih, setelah keuntungan dikurangi biaya administrasi, pajak, dan inflasi.

Dari penjelasan ini, bisa disimpulkan jika return merupakan perubahan harga atas sebuah aset, investasi, dan proyek, yang bisa diperoleh investor dalam bentuk selisih harga atau persentase. Bila hasil perhitungan return positif, artinya investasi tersebut untung. Sebaliknya, bila perhitungan return investasi negatif, artinya investasi yang dilakukan rugi.

Apa Makna dari Return Reksadana?

Investasi reksa dana juga mengenal return yang merupakan hasil kinerja reksa dana yang dikelola oleh Manajer Investasi (MI) berdasarkan nilai modal investasi dan akan diperbarui setiap hari kerja bursa.

Angka return reksadana bisa saja berubah setiap hari berdasarkan harga NAB yang dipengaruhi oleh harga pasar Bursa Efek Indonesia, IHSG, maupun kondisi ekonomi luar negeri dan dalam negeri.

Komponen Utama Return Reksadana

Setidaknya ada dua komponen utama return investasi termasuk reksadana, yakni yield dan capital gain.

Yield adalah persentase kas yang diterima investor secara periodik terhadap suatu investasi. Beberapa contoh dari yield antara lain bunga deposito, bunga obligasi, dividen, dan sebagainya.

Sementara capital gain adalah keuntungan yang akan diperoleh dari selisih nilai investasi sekarang, dengan nilai investasi yang ditanamkan pada harga periode yang lalu. Namun, pada kondisi turunnya nilai investasi yang membuat investor mengalami kerugian, istilah yang sering digunakan yaitu capital loss.

Pada praktiknya, tidak semua instrumen investasi yang dipilih bisa memberikan return. Artinya, capital gain sangat bergantung pada harga pasar instrumen investasi yang diperdagangkan di pasar bursa.

Beberapa contoh investasi yang bisa memberikan capital gain adalah saham dan obligasi. Sementara investasi yang tidak menghasilkan capital gain, sebut saja sertifikat deposito, tabungan, dan sebagainya.

Tips Hasilkan Return Reksadana

Reksadana dikelola oleh Manajer Investasi. Mereka lah yang mengelola dana investor dan menempatkannya pada efek-efek yang bisa menghasilkan keuntungan. Jadi, kita tinggal duduk diam dan cuan datang kalau investasi reksadana? Ya, kurang lebih begitu. Namun, kamu juga tetap kesempatan mengoptimalkan return reksadana yang dimiliki dengan beberapa tips di bawah ini.

Kenali Return Setiap Reksadana

Keuntungan investasi reksadana berbada-beda setiap tipenya. Reksadana saham misalnya. Reksadana ini dikenal menjanjikan return yang besar, yaitu bisa lebih dari 10-20% pertahun. Namun, jangan lupakan juga risikonya yang tinggi. Lalu, ada reksadana pasar uang yang minim risiko dan reksadana obligasi yang berkarakter moderat. Dengan mengetahui hal ini, kamu jadi bisa menentukan kira-kira reksadana mana yang sesuai dengan profil investasi kamu.

Jika semisal profil kamu risk seeker atau siap rugi, reksadana pasar saham dan obligasi adalah pilihan tepat. Karena keduanya menjanjikan return yang besar. Sebaliknya, kalau kamu risk averter atau belum siap pada goncangan nilai. Reksadana pasar uang sangat cocok lantaran nilainya yang stabil.

Terapkan Strategi Dasar Investasi

Ada dua strategi yang dapat kamu praktikkan agar return reksadana maksimal, yaitu.

1.  Nabung Rutin atau DCA

DCA singkatan dari Dollar Cost Averaging. Sederhananya, DCA adalah menabung atau investasi rutin ke suatu produk investasi. Strategi ini bisa kamu terapkan dalam reksadana dengan mengabaikan fluktuasi atau naik-turunnya nilai instrumen tersebut. Berbekal keyakinan bahwa pada akhirnya tipe reksadana apa pun akan mengalami kenaikan, DCA cocok buat investor berpenghasilan rutin. Untuk investor pemula sebaiknya memilih reksadana pasar uang dan obligasi saat akan mempraktikkan strategi reksadana ini.

2.  Lumpsum

Strategi reksadana ini kebalikan dari DCA, yaitu strategi untuk menginvestasikan seluruh dana yang kamu miliki, tanpa menambah lagi nilainya (top up) dalam periode tertentu. Strategi lump sum dekat dengan aktivitas trading di mana kamu membeli saat harga unit reksadana turun dalam jumlah besar. Tahan beberapa waktu, kemudian kamu jual lagi saat nilainya naik. Untuk menerapkan lumpsum memerlukan dana yang tidak sedikit. Selain itu kamu juga harus sudah mampu menganalisis pasar dan memprediksi timing. Kapan saat yang tepat untuk beli, dan kapan saat yang pas buat jual.

Baca juga: Penting Dipahami! Ini Dia Pengertian Reksadana hingga Keuntungannya

Return reksadana bisa berupa keuntungan dan kerugian. Namun, mengingat reksadana dikelola oleh Manajer Investasi berpengalaman dan profesional, return yang berupa kerugian relatif lebih kecil dibandingkan jenis investasi lainnya. Seperti saham dan valas.  Jadi, tidak perlu lagi buat investasi reksadana untuk dapatkan imbal hasilnya ya.