Siapa sih yang nggak mau dapat cuan tinggi. Namun dalam dunia investasi, cuan yang tinggi juga identik dengan risiko yang tinggi pula. Dalam investasi saham sebagai contoh. Kamu bisa saja tiba-tiba kaya raya karena saham perusahaan tempatmu investasi saham untung sehingga kamu juga layak dapat dividen (pembagian keuntungan).
Atau kamu seperti dapat durian runtuh saat saham yang kamu beli dulu murah, dan berselang beberapa tahun kemudian harganya jadi sangat tinggi. Tanpa pikir panjang, kamu pun melakukan trading saham.
Tak ada yang salah memang. Tapi dalam trading saham kamu tidak bisa selalu mengandalkan cuan dari keberuntungan semata. Beberapa trik harus kamu kuasai biar nggak rugi. Lebih dari itu, bisa dapat cuan yang menjamin masa depan. Mari simak trik trading saham berikut.
Kenapa saham bisa rugi? Baca informasi lengkapnya DI SINI
Kesabaran
Mungkin terdengar normatif dan kurang relevan. Tapi kesabaran adalah salah satu trik penting yang nggak bisa diabaikan. Misalnya seperti ini, kamu beli saham 10 lot (1000 lembar) dengan harga perlembarnya Rp1.500. Dan tiba-tiba karena pasar bursa memburuk, harga saham yang hold anjlok jadi Rp900 perlembar. Karena tidak sabar, kamu malah menjualnya dan berani rugi.
Dalam trading saham sikap seperti ini wajib dihindari. Soalnya, banyak hal yang bisa kamu lakukan daripada impulsif menjual ketika harganya turun, salah satunya analisis apakah karena kinerja perusahan yang sedang jeblok, peristiwa politik dan ekonomi yang menyebabkan negara krisis, atau yang lainnya. Kalau disebabkan oleh kinerja perusahaan yang kurang baik, tidak ada salahnya kamu bersabar dulu untuk menunggu. Sebab, jika perusahaan belum dinyatakan pailit dan masih melantai di bursa, harapan saham tersebut untuk naik kembali masih besar
Belum tahu cara analisis teknikal saham? Baca penjelasannya DI SINI
Selanjutnya, jika pun terjadi krisis ekonomi terjadi, jangan fokus pada sahammu yang jeblok. Kalau punya dana menganggur lebih baik beli lagi saham yang harganya turun. Dengan catatan, pilih-pilih perusahaan dengan fundamental yang baik. Cara mudahnya, di Indonesia kamu bisa mencari saham-saham dari perusahaan blue chip atau perusahaan dengan saham stabil. Kalau orang Jawa bilang, trading saham iku ojo kesusu, Sobit.
Teliti & Analitis
Begini, investasi saham itu ada dua orientasi, jadi trader atau investor. Kalau jadi investor kamu cukup mendiamkan saja saham yang kamu beli dan mengharapkan dividen secara berkala. Selain itu, kamu pun tidak harus terlalu peduli dengan pergerakan saham-saham lain, atau saham apa yang sedang in di pasar bursa, kondisi sosial, politik, juga ekonomi, dan sebagainya. Fokus di salah satu saham dan terus menerus top up sudah cukup kalau kamu mau jadi investor.
Namun kalau kamu mau trading saham atau mau jadi trader beda lagi urusannya. Ketelitian merupakan modal utama karena menjual dan membeli dalam timing yang tepat adalah kuncinya. Kamu tidak bisa sesederhana ketika nilai sahammu naik dan kamu bisa langsung menjualnya saat itu juga. Lagi-lagi, analisis dulu, apakah kemungkinan besar saham tersebut bisa lebih naik lagi. Kalau bisa tahan dulu. Kalau hasil analisismu mengatakan sebaliknya, dijual tidak ada salahnya. Asalkan, kamu sudah punya bidikan saham lain sebagai penggantinya, dengan potensi keuntungan yang sama.
Trading saham bisa dianggap sebagai tahap lanjut ketika kamu sudah melewati predikat newbie. Dengan kata lain, kamu bukan pemula lagi. Untuk pemula jauh lebih baik kamu jadi investor daripada trader. Selain itu, kalau kamu mau investasi lain yang lebih rendah risikonya daripada trading saham, kamu bisa trading reksadana saham. DI samping keuntungan yang didapat nggak kalah menjanjikan, investasi reksadana saham pun lebih mudah karena bisa melalui aplikasi online seperti di Bibit Reksadana. Yuk download aplikasi Bibit di Google Play dan AppStore.