Dalam investasi reksadana, kita mengenal istilah pembelian (subscription) dan penjualan (redemption). Dua istilah ini harus khatam dulu buat kamu yang mau investasi reksadana. Selain itu, ada satu istilah lain yang juga harus kamu pahami yaitu switching.
Bahasa sederhana switching adalah pengalihan dari satu reksadana ke reksadana lain dalam satu Manajer Investasi yang sama.
Kenapa seorang investor melakukan switching? Pasti banyak alasannya. Namun biasanya tak jauh-jauh karena mendapati produk reksadana lain yang lebih potensial. Atau bisa juga disebabkan, reksadana yang dipilih dirasa kurang sesuai dengan tujuan investor.
Apa pun alasannya, switching reksadana sah-sah saja kok. Karena setiap investor berhak menentukan mana produk reksadana yang terbaik untuknya. Nah, bagaimana cara switching reksadana di Bibit kalau sudah berinvestasi di reksadana online ini? Mudah! Yuk ikuti panduannya berikut ini.
Belum tahu cara daftar di Bibit Reksadana? Baca panduannya DI SINI.
Pilih Produk yang akan Ditukar atau Dialihkan
Penting bagimu untuk memilih dulu produk reksadana mana yang akan di switch. Karena switching ini hanya bisa dilakukan pada Manajer Investasi yang sama, kamu perlu tahu dimana portofolio reksadana mu berada. Tidak perlu khawatir di Bibit, ada kok daftarnya. Cek ya DI SINI.
Masuk ke Halaman Portofolio
Di sebelah kanan atas halaman portofoliomu di aplikasi Bibit, ada “titik tiga” yang bisa kamu klik. Klik “titik tiga” tersebut dan nanti akan keluar tiga menu: nabung rutin, pindah portofolio, switch produk. Di sini kamu pilih “switch produk” ya.
Nah perlu dijelaskan sedikit, takutnya kamu bingung apa sih perbedaan antara pindah portofolio dan switch produk.
Pindah portofolio itu berkaitan dengan perpindahan yang berkaitan dengan tujuan investasi. Misalnya pindah portofolio dari “dana pensiun” ke “dana tabungan”. Kamu bisa baca panduannya di sini.
Sementara switch produk reksadana di Bibit, berkaitan dengan perpindahan dari satu produk reksadana ke reksadana lainnya. Ilustrasinya, semisal kamu ingin menukar reksa dana saham Sucorinvest Sharia Equity Fund ke Sucorinvest Equity Fund. Atau kamu mau switch produk yang ada di Manajer Investasi Manulife Aset Manajemen Indonesia, Danareksa Investment Management, dan BNI Asset Management.
Bagaimana memilih reksadana terbaik? Baca cara-caranya DI SINI
Pilih Nilai yang Akan Ditukar atau Pindahkan
Setelah kamu memilih “switch produk” nanti akan muncul berapa nilai yang bisa kamu pindahkan. Pilih nilai tersebut dan klik switch dan order switch out pun diterima dan akan diverifikasi oleh Manajer Investasi. Switch produk reksadana di Bibit ini terbilang singkat kok. Umumnya, tidak lebih dari satu hari. Enaknya, kalau mau switch produk apa pun, kamu tidak dikenakan biaya alias GRATIS! Untuk detail step by step switch produk reksadana di Bibit, kamu bisa ikuti panduannya di sini
Alasan Switching Reksadana
Bila sebelumnya sudah ada penjelasan sekilas mengenai alasan switching reksadana. Maka kali ini kita akan membahas alasan umum dan biasa menjadi penyebab seorang investor melakukan switching pada reksadana miliknya. Mari langsung saja kita masuk pada pembahasannya.
1. Tujuan Awal Tercapai
Alasan yang pertama adalah karena tujuan awal investor sudah tercapai, dengan alasan tersebut dia melakukan switching. Misalnya awal tujuannya adalah untuk biaya renovasi rumah, investor merencanakan investasi untuk pemenuhan biaya tersebut selama 5 tahun.
Namun kenyataannya hanya dalam 2 tahun reksadana miliknya menghasilkan imbal hasil yang nilainya sudah bisa memenuhi biaya yang investor targetkan. Dengan alasan inilah investor biasanya melakukan switching reksadananya ke jenis reksadana yang mempunyai tingkat risiko lebih rendah.
2. Kinerja Produk Reksadana
Bila alasan sebelumnya karena tujuan awal yang sudah tercapai, kali ini alasannya berbeda lagi. Walaupun sekilas langkah yang diambil sama, namun sebenarnya kedua alasan ini berbeda. Alasan kedua itu adalah mengubah tingkat risiko. Bukannya sama dengan alasan yang pertama? Jelas berbeda, jadi alasan kedua ini penyebab awalnya umumnya muncul dari kinerja produk reksadana yang tidak sesuai ekspektasi investor.
Misalnya investasi dengan tujuan dana pensiun, namun persentase imbal hasil dari produk reksadana yang dimiliki tidak sesuai dengan yang investor harapkan, bahkan mungkin malah mengalami penurunan nilai investasi. Maka dari itu langkah yang investor ambil adalah melakukan switching reksadananya ke risiko yang lebih rendah namun dengan imbal hasil yang stabil seperti reksadana pasar uang.
3. Diversifikasi
Langkah ini tentu investor ambil untuk meminimalisir risiko yang bisa mereka terima. Caranya tentu saja membagi portofolionya ke dalam beberapa jenis produk reksadana. Nah bila saat ini kamu hanya memiliki portofolio pada satu jenis produk reksadana. Kamu bisa melakukan switching sebagian dana investasimu ke dalam jenis produk reksadana yang berbeda.
Tapi diversifikasi portofolio tidak melulu hanya soal meminimalisir risiko. Bisa juga karena investor ingin memanfaatkan momentum yang terjadi pada pasar yang sedang mengalami tren bullish. Sebaliknya saat pasar sedang mengalami momentum bearish, kamu juga bisa melakukan langkah switching dengan tujuan mengamankan profit yang sudah kamu dapatkan.
Itu dia alasan umum yang biasanya menjadi penyebab seorang investor melakukan switching reksadana. Ya switching ini juga menjadi salah satu solusi bagi kamu untuk mengamankan dana investasimu selain melakukan penjualan reksadana. Namun bila kamu melakukan penjualan juga tidak ada salahnya, itu kembali pada keputusan masing-masing individu. Nah untuk cara melakukan penjualan unit reksadana pada aplikasi Bibit bisa kamu baca di sini.
Mudah bukan investasi reksadana online di Bibit? Investasi reksadana tinggal modal aplikasi dan jaringan internet, mau pindah reksadana juga tinggal klik menu “switch produk”. Namun ingat, ya, sebelum mengalihkan reksadana mu, pastikan langkah yang kamu ambil ini memang baik, bukan sekadar ikut-ikutan. Yuk, tunggu apalagi, download aplikasi Bibit di Google Play atau AppStore.