Resesi ekonomi akibat pandemi bikin semua sektor ekonomi ketar-ketir. Tidak terkecuali dunia investasi. Sudah bukan rahasia lagi, efek-efek atau produk-produk pasar modal mengalami volatilitas yang sangat tinggi. Bisa seketika naik, kemudian tiba-tiba turun. Investasi saham sebagai contoh, beberapa waktu lalu benar-benar mengalami “kebakaran”, seiring dengan beberapa daerah Indonesia yang memberlakukan PSBB kembali.
Namun di tengah ketidakpastian, selalu ada titik terang. Ternyata, keuntungan nabung saham sama sekali tidak hilang. Justru, di masa pandemi ini saham bisa dianggap salah satu instrumen yang disarankan untuk dimiliki. Mengapa? Berikut beberapa poin keuntungan nabung saham di tengah pandemi.
Diskon Besar-besaran
Merah atau turunnya harga saham memang bisa membuat gelisah. Sisi psikologis kamu bisa kena, sehingga mengambil langkah drastis, misalnya dengan menjual semua aset saham yang kamu miliki meski harus menderita rugi.
No, no, no, Sobit. Tinggalkan kebiasaan itu dan lihat dari sudut pandang lain. Sebab, turunnya harga saham artinya sedang saham diskon besar-besaran. Dengan kata lain, kamu bisa beli saham-saham dengan harga murah. Itu bisa menjadi keuntungan nabung saham buatmu untuk tujuan investasi jangka panjang.
Ketahui risiko dan keuntungan investasi jangka panjang DI SINI
Investor Meningkat dan IHSG Naik
Peribahasa badai pasti berlalu berlaku di dunia investasi. Di mana saat pasar modal turun drastis, cepat atau lambat akan berangsur membaik. Indikator perbaikan ini biasanya ditandai dengan meningkatnya investor dan penguatan IHSG. Di masa pandemi ini buktinya, berdasarkan informasi dari Kompas dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), terjadi peningkatan jumlah investor di tahun 2020 ini. Pada awal tahun investor pasar modal baru 2,48 juta investor. Namun akhir September 2020 terjadi peningkatan di angka 3,28 juta investor.
Belum lagi, penguatan IHSG pun terjadi. Sempat terpuruk di titik terendah akibat sentimen krisis pandemi pada Maret 2020 di level 3.937, IHSG pada penutupan perdagangan Selasa (20 Oktober 2020) IHSG sudah kembali menguat di posisi 5.099,84 dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 5.931 triliun. Ini artinya, ketika kamu beli saham murah sekarang, yakin deh, nanti harga saham itu akan naik signifikan di masa depan. Oleh sebab itu, usahakan investasi saham di masa pandemi untuk jangka panjang atau tujuan finansialmu pasca pandemi
Belum tahu apa itu IHSG? Yuk, temukan jawabannya DI SINI
Pilih Saham Bluechip
Di Indonesia ada istilah saham bluechip yang merujuk pada saham-saham perusahaan besar seperti BCA, BRI, Astra, Unilever, Indofood, Telkom, dan sebagainya. Saham-saham bluechip ini dikenal tahan goncangan, berkapitalisasi pasar besar, sehingga meski mengalami penurunan, akan cepat naik kembali walah di tengah pandemi dan resesi. Berdasarkan fakta ini, saham bluechip cocok untuk kamu investor pemula. Keuntungan nabung saham pun tidak akan berkurang kalau kamu investasi di saham ini. Hanya, untuk mendapatkan saham blue chip memang membutuhkan dana yang cukup besar. Saham BCA sebagai contoh, kamu bisa mendapatkannya dengan minimal pembelian Rp25.000.000.
Males banget rugi pas trading saham? Baca trik-triknya DI SINI
Semakin Mudah
Dulu nabung saham harus datang ke perusahaan sekuritas atau membelinya dari pialang. Kini, di tengah ekosistem digital saham bisa dibeli secara online lewat platform aplikasi. Investasi saham artinya bisa sambil ongkang-ongkang kaki. Buat kamu yang masih ragu dengan keuntungan nabung saham secara online, bisa memilih instrumen investasi lain yang juga mengandung saham di dalamnya. Sebut saja reksadana saham. Dengan risiko yang lebih kecil karena dikelola Manajer Investasi, kamu tidak perlu melihat satu persatu perusahaan emiten. Kamu cukup beli saja lewat agen penjual reksadana (APERD) online seperti Bibit Reksadana. Di sana berbagai produk reksadana saham dan reksadana lainnya bisa kamu dapatkan dengan mudah ibarat belanja online.
Yuk download aplikasiBibit Reksadana diGoogle Play atauAppStoresekarang juga!