Nabung Berapa Persen dari Gaji yang Sebaiknya Disisihkan?

Memiliki gaji bulanan yang tidak terlalu besar tentu saja harus pandai dalam mengatur keuangan. Apalagi kebutuhan biaya pendidikan anak yang terus meningkat sementara sumber pendapatan tak kunjung bertambah. Kamu perlu cermat mengatur gaji bulanan agar tidak tergoda berhutang, apalagi untuk kebutuhan sekunder yang kurang penting.

Sebenarnya besar atau kecilnya gaji tidak menjamin kebahagiaan keluarga dan tercukupinya semua kebutuhan hidup. Persoalan utama ada pada bagaimana kamu mengelola atau mengatur keuangan. Ada orang yang gajinya ratusan juta setiap bulan tetapi tetap saja mengeluh kurang. 

Padahal, gaji di bawah Rp10 juta tetap bisa tenang jika kamu bisa mengatur keuangan dengan baik. Agar hasil kerjamu tidak hanya habis begitu saja setiap bulannya, kamu perlu pandai-pandai dalam menyisihkan gaji untuk ditabung. Tapi, apakah kamu sudah tahu bagaimana cara menghitung besaran yang harus masuk tabungan? 

Nah, agar memudahkan kamu dalam menyisihkan gaji untuk ditabung dan tahu berapa jumlah pastinya. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu kamu ketahui. 

Membuat anggaran

Tips menabung yang pertama adalah membuat anggaran karena inti dari setiap rencana tabungan adalah anggaran. Penganggaran membantu kamu memprioritaskan pengeluaran dan menemukan keseimbangan antara pengeluaran dan tabungan sepanjang tahun. Dengan memeriksa laporan kartu kredit, tagihan, laporan bank, dan kwitansi, kamu dapat menghitung semua pengeluaran rutin, seperti sewa atau pinjaman rumah, transportasi, asuransi, dan listrik.

Saat menyusun prioritas keuangan kamu, pikirkan barang mana yang kamu perlukan untuk keperluan hidup mendasar sehari-hari dan mana yang merupakan tambahan atau tidak bersifat wajib dibeli, sehingga kamu bisa berhemat dan mengalokasikannya untuk ditabung. Sebaiknya perbarui anggaran keuangan setidaknya setahun sekali atau bisa lebih sering jika keadaan kamu berubah secara signifikan (misalnya kehilangan pekerjaan atau berumah tangga dan memiliki bayi).

Baca juga : Tips Sukses Nabung Untuk Qurban

Gunakan Peta Alokasi Persentase Gaji

Dalam dunia keuangan, ada teori populer yang dipakai banyak orang untuk menabung. Teori ini disebut aturan 50/30/20. Sebenarnya, besaran ini bukanlah angka mutlak. Kamu tidak wajib membagi 20 persen dari gajimu khusus untuk tabungan, 30 persen untuk hiburan, serta sisanya untuk biaya hidup. Jika pendapatanmu besar, dan ingin menabung lebih banyak, itu sah-sah saja dilakukan. Jumlah tabungan ideal setiap orang tergantung pada keputusanmu masing-masing dalam pengaturan keuangan. 

Praktisi bisnis dan keuangan, GodoTjahjono menilai besaran 20 persen itu masih masuk akal.  Bahkan, ia menyarankan setidaknya para pekerja menabung sepuluh persen dari gaji. Namun tak menutup kemungkinan, kamu bisa menyisihkan hingga 50 persen gaji untuk ditabung.  

Buat kamu yang merasa kurang cocok atau kurang bisa menyesuaikan dengan pola persentase pembagian gaji di poin pertama di atas, bisa mencoba formula lainnya yakni 40-30-20-10, apa saja poin dari persentase tersebut?

Alokasikan 40% gaji kamu untuk biaya hidup dan pengeluaran bulanan rutin seperti biaya makan, transportasi, pulsa, listrik, dan sebagainya.

Alokasikan 30% gaji untuk membayar cicilan, misal cicilan rumah, kendaraan, atau hutang-hutang yang lain. Prioritaskan penyelesaian hutang pertama lebih dulu, jangan menambah hutang sebelum lunas.

Alokasikan 20% gaji untuk tabungan dan simpanan. Dalam hal ini mungkin untuk biaya pendidikan anak di masa akan datang atau dalam waktu dekat.

Jangan habiskan semua gaji untuk kebutuhan pribadi, jadi 10% dari gaji bisa kamu salurkan untuk kebaikan, terutama zakat bila sudah tercapai jumlah nisabnya. Bersedekah pun harus dilakukan agar rezeki menjadi berkah.

Membedakan Kebutuhan dan Keinginan

Hal yang seringkali menjebak orang dalam hutang dan hutang lagi adalah keinginan yang sulit dibedakan dengan kebutuhan. Coba perhatikan berapa jumlah tagihan hutang bulanan kamu? Jika angkanya semakin besar ini menjadi hal penting yang harus serius diperhatikan. Menekan tagihan hutang akan memperluas jumlah alokasi biaya hidup yang lain. Apa yang dibutuhkan bukanlah apa yang diinginkan. Tahan selera sejenak jika kamu ingin lebih bisa menikmati jumlah gaji bulanan yang lebih besar.

Nabung Rutin Reksadana di Bibit

Fitur Nabung Rutin dibuat untuk membantu kamu melakukan investasi secara konsisten setiap bulan pada tanggal yang telah kamu set di aplikasi Bibit. Untuk membuat suatu komitmen dan mengingatkan kamu supaya tidak lupa berinvestasi.

Baca juga : Apa Saja Jenis Pembiayaan Syariah?

Fitur Nabung rutin ini akan mengirim push notification dan email pada tanggal yang telah kamu set, sekaligus membuat order pembeliannya. Kamu tinggal melakukan pembayaran/transfer saja di order yang telah di set. Ini dia cara set pembelian Nabung Rutin!

  1. Klik Nabung Rutin di halaman Home, lalu klik Buat Baru

  2. Atur pembelian rutin kamu

  3. Pilih Portofolio dan Produk Reksa Dana

  4. Masukkan Nilai Investasi dan Pilih Metode Pembayaran Autodebit, Instant Payment atau Virtual Account

  5. Tentukan Frekuensi Nabung Rutin kamu, bisa harian, mingguan atau bulanan, dan Masa Berlaku nabung rutin kamu. setelah itu bisa Klik Lanjut

  6. Bibit akan menampilkan rincian nabung rutin kamu, klik Konfirmasi Setelah semua prosesnya selesai.

  7. Nabung rutin kamu sudah berhasil di set

  8. Nabung rutin berhasil di-set, nanti setiap tanggal yang kamu set akan ada notifikasi di HP kamu untuk melakukan pembayaran pembelian reksadana, tak perlu melakukan order, tinggal transfer dana ke rekening di menu Transaksi.

Note: Khusus metode pembayaran GoPay AutoPay dan Jago Autodebit, Bibit akan mengirimkan Reminder sehari sebelum hari autodebit.