Saat ini, investasi reksadana menjadi pilihan beberapa orang untuk masa depan yang lebih baik. Di antara banyak pilihan jenis reksadana yang bisa dipilih, reksadana saham adalah salah satu jenis reksadana yang paling banyak diminati. Pasalnya, reksadana ini menawarkan return (imbal hasil) yang cukup besar dan menjanjikan keuntungan berlipat. Meski begitu reksadana saham juga berisiko tinggi (high risk), dalam arti potensi meruginya lebih besar dibanding reksadana yang lain.
Jika kamu ingin berinvestasi di reksadana saham tapi niat masih maju mundur karena takut fluktuasi pasar saham di lantai bursa maupun bingung memilih manajer investasi (MI) yang bagus, yuk mantapkan niat untuk memulai investasi di reksadana demi keuangan di masa depan yang lebih baik.
Setelah mantapkan niat, langkah selanjutnya bisa melakukan analisa mengenai siapa MI berikut produk yang ditawarkannya. Bagaimana pun, mempelajari serta mengedepankan prinsip kehati-hatian sendiri sejatinya wajib dilakukan oleh setiap investor.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut, nantinya akan diinvestasikan oleh MI ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Baca juga : Bagaimana Cara Investasi Di Bibit? Begini Cara Mudahnya!
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Adapun reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas atau saham. Dengan mayoritas portofolionya ada di efek saham, maka sifat dan pergerakan reksadana saham mirip dengan sifat dan pergerakan saham.
Reksadana saham memiliki fluktuasi tinggi. Artinya, bisa naik dan turun dalam jangka waktu cepat. Akan tetapi, dalam jangka waktu panjang, reksadana jenis ini berpotensi tumbuh lebih tinggi dibandingkan jenis produk lain.
Investasi reksadana saham memiliki tujuan untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang reksadana pendapatan tetap, maupun reksadana campuran, tetapi memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi (high risk high return).
Makanya, investasi di reksadana saham cocok untuk investasi jangka panjang di atas 5 tahun. Contoh tujuan keuangan jangka panjang, antara lain penyediaan dana pendidikan anak, dana liburan ke luar negeri, atau persiapan dana pensiun.
Melihat sifatnya yang high risk high return, reksadana saham cocok untuk investor yang memiliki profil risiko tinggi atau agresif. Sebab pemilik profil risiko agresif sangat siap untung dan juga siap rugi (risk taker).
Secara definitif, reksadana saham adalah reksadana yang memiliki portofolio berupa saham yang berasal dari perusahaan-perusahaan berbadan hukum dan tercatat di BEI dan luar negeri. Perbedaan mendasar dari reksa dana saham dengan investasi saham yaitu cara pengelolaannya.
Nah, di investasi reksadana saham, kamu tidak perlu memikirkan bagaimana cara mengelolanya. Dengan kata lain, kamu hanya perlu memercayakan investasimu pada profesional yang disebut Manajer Investasi. Mereka lah yang akan menempatkan dana mu ke berbagai portfolio, menganalisis pasar, share profit, hingga memberikan laporan keuangan. Karena tanggung jawab yang besar itu, sangat penting bagimu untuk memilih manajer investasi yang kredibel dengan portofolio dan kinerja yang baik.
Salah satu aplikasi untuk kamu berinvestasi yaitu Bibit, juga menyediakan pilihan investasi reksadana saham. Untuk memulai reksadana saham di Bibit kamu memang harus menyetor sejumlah dana. Lalu berapa dana minimal reksadana saham di Bibit?
Kendala Para Investor Pemula
Kebanyakan investor pemula apalagi pada usia muda biasanya belum mempunyai tujuan investasi yang jelas, sehingga mengakibatkan tertundanya untuk melakukan investasi. Padahal tujuan finansial ini mempunyai peranan yang penting sebagai bentuk komitmen awal dalam berinvestasi. Namun kamu sebagai investor juga harus fokus untuk mencapai tujuan tersebut dalam perjalanan investasimu.
Terlalu serakah dalam berinvestasi juga menjadi kendala utama bagi para pemula. Karena sifat serakah ini bisa menyebabkan seorang investor hanya memikirkan potensi keuntungan dan mengesampingkan risiko kerugian dari sebuah investasi. Padahal pikiran yang jernih dan emosi yang stabil sangat kamu butuhkan dalam menganalisa suatu instrumen investasi. Tentu dengan tujuan menjadikan instrumen investasi tersebut sebagai solusi tepat yang akan kamu pilih sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan finansialmu.
Ketidaksabaran mendapatkan keuntungan yang besar telah menjadi faktor yang menyebabkan banyak dari masyarakat Indonesia tidak berinvestasi. Padahal investasi sendiri terbagi menjadi 3 berdasarkan jangka waktunya, untuk penjelasan lebih dalam bisa kamu baca di sini. Semakin lama jangka waktu suatu investasi tentu juga mendatangkan potensi keuntungan yang lebih besar pula. Maka dari itu bijaklah dalam mengarungi perjalanan investasi
Para pemula juga umumnya tidak melakukan diversifikasi dalam investasinya. Hal ini sebenarnya berkaitan dengan mempertimbangkan risiko investasi. Karena fungsi diversifikasi itu sendiri adalah untuk membagi dan meminimalisir risiko kerugian yang bisa investor alami dalam berinvestasi. Oleh karena itu pentingnya diversifikasi investasi agar peluang mendapatkan keuntungan dari investasi tetap terjaga.
Terakhir adalah faktor dana terbatas yang investor pemula miliki. Memang benar bahwa dalam berinvestasi semakin besar dana yang kamu investasikan berbanding lurus dengan semakin besarnya keuntungan yang bisa dihasilkan. Namun mulai berinvestasi dengan dana yang minim juga mempunyai pengaruh yang baik.
Dengan rutin menabung setiap bulannya untuk berinvestasi akan menciptakan kebiasaan baik sebagai bentuk kedisiplinan. Dengan begini kegiatan investasi telah menjadi hal wajib yang biasa kamu lakukan. Hal ini otomatis akan menjadi bagian rutinitas kehidupan sehari-hari. Dengan tujuan mempersiapkan kehidupan yang lebih baik lagi bagi kamu dan keluarga untuk waktu yang akan datang.
Mengoptimalkan Keuntungan Reksadana
Selain kendala dan solusi barusan, ada juga beberapa kiat bagi kamu sebagai investor untuk dapat mengoptimalkan keuntungan reksadana. Meskipun reksadana merupakan instrumen investasi yang pengelolaannya investor serahkan ke Manajer Investasi (MI). Namun tetap membutuhkan strategi dalam mengoptimalkannya, antara lain adalah sebagai berikut ini.
Langkah awal yang bisa kamu ambil adalah belajar dan meningkatkan pengetahuan terlebih dahulu tentang investasi reksadana. Sebab membekali diri sendiri serta mengenal instrumen investasi adalah hal wajib yang harus investor lakukan. Bisa kamu mulai dengan mempelajari bagaimana reksadana itu terlaksana, memilih Manajer Investasi, jenis-jenis produknya serta hal-hal yang bisa mempengaruhi fluktuasi harganya. Harapannya investor mampu untuk memilih reksadana yang tepat dalam berbagai situasi.
Kemudian investor pemula harus giat berlatih untuk mendapatkan pengalaman. Karena akan percuma menguasai teori tanpa mempraktekkannya. Dengan selalu berlatih kamu nantinya akan mengalami berbagai kesalahan dan bisa mereview dan menganalisisnya agar semakin lihai melihat peluang mendapatkan keuntungan. Tidak perlu khawatir, kegagalan sangat wajar dalam proses awal pembelajaran di berbagai bidang, termasuk dunia investasi.
Hal yang perlu kamu perhatikan juga adalah biaya dalam berinvestasi. Maksudnya setiap jenis produk reksadana dan manajer investasi memiliki biaya yang berbeda-beda. Jadi jangan hanya berfokus pada biayanya melainkan juga dengan biayanya. Umumnya dalam reksadana terdapat 3 jenis biaya yaitu fee jual, fee beli dan fee switching. Kabar baiknya bila kamu menggunakan Bibit, 3 biaya tersebut tidak ada alias gratis. Yang ada hanya Expense Ratio yaitu biaya pengelolaan reksadana oleh MI.
Terakhir kamu bisa memulai berinvestasi reksa dana dengan nominal dana yang terjangkau. Tujuan awalnya adalah agar kamu mendapatkan jam terbang dan pengalaman terlebih dahulu di dunia investasi reksadana. Nah di bawah ini penjelasan lebih lengkap mengenai bagaimana membeli reksadana di Bibit. Namun sebelum itu kamu bisa mengecek terlebih dahulu artikel Bibit tentang cara anti galau memilih manajer investasi di Bibit!
Membeli Reksadana di Bibit
Aplikasi Bibit, memang sangat cocok untuk investor pemula, selain karena aplikasinya yang user friendly, jika kamu memilih reksadana saham di Bibit, kamu cukup mengeluarkan uang 100 ribu untuk minimal reksadana saham di Bibit.
Setiap reksadana memiliki minimum pembelian yang berbeda, minimum pembelian reksadana di Bibit mulai dari Rp 10.000 untuk pembelian secara personal. Sedangkan jika kamu ingin mengikuti rekomendasi reksa dana Robo Bibit, minimum adalah Rp 100.000.
Minimum reksadana saham di Bibit senilai 100 ribu itu, kamu sudah dibantu dengan fitur Robo advisor. Yaitu, Bibit akan merekomendasikan reksadana yang cocok dengan profil risiko kamu.
Robo Advisor akan menentukan alokasi yang optimal yang sesuai dengan level resiko kamu, dan akan membantu seleksi reksadana dengan performa dan track record yang baik. Jadi, kamu tidak perlu takut salah mengambil jenis reksadana, karena Robo advisor akan membantumu.
Sangat Membantu Para Investor Pemula
Jika dahulu, kita harus mempunyai uang yang banyak untuk berinvestasi. Saat ini, semua sudah sangat mudah dan bisa kamu sisihkan setiap bulan. Kamu tinggal buka aplikasi Bibit, masukan 100 ribu minimal reksadana saham di bibit. Selain itu, ada fitur goal settings yang bisa kamu atur tujuan investasinya sampai dengan nominal yang akan kamu masukan setiap bulannya agar tidak lupa berinvestasi. Nabung rutin adalah kunci sukses investor jangka panjang dan tanpa harus menentukan waktu yang tepat. Sangat membantu para investor pemula kan? Bibit juga terdaftar dan diawasi OJK, kamu tidak perlu khawatir, dana investasi kamu akan aman.
Jadi, tidak ada salahnya setiap minggu atau setiap bulan kamu sisihkan uangmu untuk investasi reksadana saham, karena minimal reksadana saham di Bibit cuma 100 ribu, pembayarannya pun bisa menggunakan Go-pay, jadi tidak ada alasan untuk tidak investasi dari sekarang, agar kamu bisa mendapatkan keuntungan nantinya. Yuk, download aplikasi Bibit sekarang!
Baca juga : Reksadana Return Tertinggi Di Bibit Untuk Keuntungan Maksimal
Cara Membeli Reksadana Minimal 10 Ribu
Kalau kamu sudah mengetahui apa itu reksadana, jenis, keuntungan, risiko, dan istilah-istilahnya. Sekarang kamu bisa langsung mulai investasi reksadana di aplikasi Bibit. Sebagai pemula, kamu bisa membeli reksadana dengan dana minimal Rp 10.000. Kamu juga nggak perlu bingung harus investasi apa karena ada Robo Advisor yang memberikan rekomendasi produk terbaik sesuai profil risiko kamu.
Berikut adalah cara membeli reksadana dengan aplikasi Bibit:
1. Klik investasi sekarang
Klik investasi sekarang di halaman utama untuk mulai membeli reksadana.
2. Masukkan nominal
Masukkan nominal investasi yang kamu inginkan, minimal pembelian adalah Rp 100.000.
3. Baca isi prospektus
Baca terlebih dahulu seluruh isi prospektus setelah menentukan nominal. Lalu klik saya menyetujui pembelian reksadana dan klik bayar sekarang.
4. Pilih metode pembayaran
Pilih metode pembayaran sesuai yang kamu inginkan. Di Bibit kamu bisa menggunakan Gopay, Bank Jago, ShopeePay, LinkAja, virtual account, maupun transfer manual.
5. Klik bayar
Setelah itu, klik bayar untuk menyelesaikan pembelian reksadana dari rekomendasi Bibit.
Itulah langkah-langkah pembelian reksadana dari rekomendasi Bibit. Jika kamu ingin membeli reksadana sesuai pilihanmu, kamu tinggal tekan ikon search di pojok kanan atas aplikasi, lalu pilih tipe reksadana sesuai keinginanmu. Setelah itu, metode pembayaran dan lain-lain hampir sama seperti cara di atas. Yuk, mulai investasimu di Bibit dan kembangkan cuanmu untuk masa depan. Install aplikasinya di Play Store atau App Store!