Mendengar kata saham, orang-orang tentu sudah familiar. Beda dengan “reksadana”, mungkin tidak semua orang “ngeh”. Bisa jadi pernah mendengar, namun belum tahu apa itu sebenarnya.
Buat kamu-kamu yang belum tahu, reksadana adalah salah satu jenis investasi. Mengutip dari situs Bursa Efek Indonesia, investasi reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
“Ya, pemodal kecil, tidak memiliki banyak waktu dan keahlian menghitung risiko investasi.”
Bisa dibilang kutipan di atas merupakan beberapa keunggulan dari investasi reksadana. “Pemodal kecil” yang pertama. Maksudnya, kamu yang pemula dengan dana terbatas pun bisa berinvestasi di instrumen ini. Pasalnya, investasi reksadana memang dapat dilakukan dengan nominal terkecil sekalipun.
Dengan Rp100.000, kamu sudah dapat berinvestasi di sana. Bahkan di Bibit, salah satu platform reksadana online terkemuka di Indonesia, kamu bisa investasi reksadana mulai dari Rp10.000.
Kemudian “tidak memiliki banyak waktu”.
Begini, berbeda dengan investasi saham misalnya. Ketika kamu ingin membeli saham, maka kamu harus menghubungi perusahaan sekuritas, membuat rekening efek, dengan nominal tidak sedikit. Selain itu, kamu pun harus mengurus pajak, jika nanti dari saham tersebut kamu dapat dividen atau sharing profit.
Bagaimana investasi saham biar nggak rugi? Baca trik-triknya DI SINI
Di reksadana, semua tahap itu hampir bisa dilewati. Dengan kata lain, kamu tidak perlu datang ke perusahaan sekuritas, kamu tidak perlu mengurus pajak karena investasi reksadana itu bebas pajak. Selain itu, kamu pun tidak mesti punya rekening efek. Cukup punya rekening biasa, keuntungan investasi reksadana bisa dicairkan.
Apalagi, di era serba digital ini, reksadana bisa dibeli lewat aplikasi mobile. Kamu cukup download aplikasi reksadana seperti Bibit di Google Play dan AppStore, lalu pilih deh produk reksadana terbaik yang kamu inginkan di sana. Tinggal klik, bayar, investasi reksadana semudah belanja online.
Ingin tahu apa saja produk reksadana di Indonesia? Baca info lengkapnya DI SINI
Selanjutnya yang terakhir: “Tidak memiliki keahlian menghitung risiko investasi”
Di investasi saham dan obligasi juga valas (valuta asing), kamu wajib menganalisis kondisi aktual atau peristiwa-peristiwa yang terjadi secara mandiri. Soalnya, turun naiknya investasi-investasi tersebut bergantung pada perkembangan sosial, ekonomi, hingga politik di sebuah negara bahkan pasar global.
Dari sini kamu dapat memprediksi, kapan harus beli instrumen investasi, kapan harus menjualnya. Dari hasil analisis ini pula, kamu dapat menghitung risiko, mana saja saham atau obligasi dan valas yang sedang moncer ataupun “terjun bebas”, yang dapat mempengaruhi keputusan investasimu.
Baca cara-cara analisis saham untuk pemula DI SINI
Untuk yang sudah mahir, hal ini tentu tidak merepotkan. Namun buat pemula yang masih meraba-raba, menganalisis dan menghitung risiko, bisa bikin pening. Nah, dalam konteks ini investasi reksadana merupakan pilihan terbaik kalau kamu belum punya kemampuan analisis dan menghitung risiko investasi. Hal ini disebabkan di investasi reksadana ada Manajer Investasi, institusi profesional yang mengelola dana investasimu untuk meminimalisir risiko kerugian. Lebih dari itu, Manajer Investasi jugalah yang berupaya agar investasi reksadana kamu bisa mendapat keuntungan. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa di investasi reksadana, kita tinggal duduk manis dan cuan datang. Gimana nggak senang coba?
Mengenal Tipe-Tipe Reksa Dana
Reksadana bukan instrumen tunggal. Ia memiliki berbagai tipe dan varian, yang menariknya, berpengaruh terhadap tingkat keuntungan produk reksadana itu sendiri. Inilah yang penting dipahami seorang investor saat ingin investasi reksadana selain pengertian reksadana.
Berdasarkan buku Pasar Modal Indonesia Pendekatan Tanya Jawab karya T Darmadji dan Hendry M Fakhrudin, reksadana dibagi ke beberapa tipe.
Reksadana Berdasarkan Bentuknya:
Reksadana berbentuk Perseroan (corporate type)
Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (contractual type)
Reksadana Berdasarkan Sifatnya:
Reksadana Tertutup (Closed-End Fund)
Reksadana Terbuka (Open-End Fund)
Reksadana Berdasarkan Portofolionya:
Reksadana Pasar Uang (money market fund)
Reksadana Pendapatan Tetap atau Obligasi (fixed income fund)
Reksadana Saham (equity fund)
Reksadana Campuran (discretionary fund)
Di sini akan dijelaskan terkait nomor 3 saja, yaitu reksa dana berdasarkan portofolio. Hal ini disebabkan tipe-tipe reksa dana inilah yang banyak diperjual-belikan di pasar bursa, dan mudah didapatkan oleh investor ritel.
1. Reksadana Pasar Uang
Reksadana pasar uang adalah reksa dana yang portofolio investasinya berupa produk-produk pasar uang. Kelebihan reksadana pasar uang: Meski return-nya tidak terlampau besar (sekitar 2-6% pertahun) tetapi minim investasi ini sangat minim risiko. Artinya, nyaris tak pernah mengalami gejolak penurunan nilai. Produk reksadana pasar uang di Bibit, antara lain Batavia Dana Kas Maxima, Sucorinvest Money Market Fund, Bahana Dana Likuid, Manulife Dana Kas II Kelas A, dan TRIM Kas 2.
2. Reksadana Obligasi (Pendapatan Tetap)
Secara definitif, reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang minimal investasinya 80% ke instrumen obligasi sehingga sering juga disebut reksadana obligasi.
Return reksadana obligasi sendiri lebih tinggi dibandingkan reksadana pasar uang, yakni berkisar antara 7-10% pertahun namun memang lebih berisiko daripada pasar uang. Karena itu, reksadana ini cocok untuk kamu yang berprofil risiko moderat.
Produk reksadana obligasi di Bibit, antara lain Danamas Stabil, Sucorinvest Stable Fund, Eastspring IDR, Fixed Income Fund Kelas A, ABF Indonesia Bond Index Fund, dan Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A.
3. Reksadana Saham
Reksa dana saham adalah salah satu jenis reksa dana yang banyak diminati. Soalnya, reksa dana ini menawarkan return (imbal hasil) yang besar dan menjanjikan keuntungan berlipat.
Potensi keuntungan reksadana saham bisa mencapai 20% lebih pertahun. Namun, perlu diketahui reksa dana saham juga berisiko tinggi (high risk) lho. Karenanya, reksadana ini cocok buat kamu yang berprofil risiko agresif atau siap menghadapi fluktuasi harga.
Produk reksadana saham di Bibit, antara lain Manulife Dana Saham Kelas A, Batavia Dana Saham, Sucorinvest Equity Fund, Manulife Saham Andalan, dan BNI-AM Indeks IDX30
4. Reksadana Campuran
Dilansir Blog.bibit.id, reksadana Campuran adalah jenis reksa dana yang isinya merupakan campuran dari pasar uang, obligasi, dan saham. Berdasarkan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) reksa dana campuran memiliki ketentuan penempatan aset maksimal sebesar 79% pada setiap jenis aset pasar uang, obligasi dan saham.
Produk reksadana campuran di Bibit, antara lain Jarvis Balanced Fund, Sucorinvest Flexi Fund, Sucorinvest Citra Dana Berimbang, Schroder Syariah Balanced Fund, dan Schroder Dynamic Balanced Fund.
Mengenal Tipe Profil Risiko Investor Pemula
Dalam dunia investasi termasuk juga reksadana, profil risiko investor umumnya terbagi menjadi 3 tipe, yaitu konservatif, moderat dan agresif. Nah, kebanyakan dari investor pemula masuk dalam tipe konservatif. Meskipun tidak semua, namun sangat wajar bagi seorang pemula kalau belum berani mengambil risiko yang besar.
Jadi investor konservatif merupakan investor yang cenderung memilih instrumen investasi yang aman dan stabil. Alasannya investor konservatif lebih nyaman dengan imbal hasil yang tidak begitu besar asalkan memiliki pergerakan yang stabil, sehingga dana mereka tidak berkurang nilainya. Dalam reksadana, investor tipe ini banyak memilih produk reksadana pasar uang sebagai instrumen investasinya.
Investor Konservatif Cocok Untuk Investasi Jangka Panjang
Berdasarkan profil risiko dan karakteristik produk reksadananya, investor konservatif sangat cocok dalam melakukan investasi jangka panjang. Kok bisa begitu? Kan sudah Bibit jelaskan sebelumnya kalau investor konservatif lebih mengedepankan stabilitas pergerakan instrumen daripada imbal hasil yang tinggi. Oleh sebab itu investor konservatif membutuhkan waktu yang lebih lama dalam mencapai tujuan investasi mereka. Namun kelebihannya keamanan dana investasi mereka lebih tinggi daripada tipe investor yang lain.
Rencana Finansial Investor Konservatif
Karakteristik reksadana pasar uang yang memberikan pendapatan tetap mengindikasikan bahwa tujuan utama dari tipe konservatif adalah rencana jangka panjang. Untuk itu tidak jarang investor konservatif mengalokasikan dananya untuk tujuan dana pendidikan anak maupun dana pensiun. Dengan melakukan investasi jangka panjang, mereka bisa mengumpulkan dana sedikit demi sedikit dengan return yang stabil.
Walaupun reksadana pasar uang tidak luput dari risiko penurunan nilai, tapi bila dilakukan dalam jangka waktu yang lama nilainya pasti akan mengalami peningkatan. Apalagi rata-rata investasi jangka panjang biasanya dilakukan dalam waktu lebih dari 5 tahun. Bila kamu ingin mengetahui lebih dalam mengenai bagaimana cara kerja reksadana, bisa membaca artikel Bibit di sini.
Tips Investasi Reksa Dana
Meski investasi reksadana terbilang mudah, tetap saja kita perlu tips-tips khusus agar investasi reksa dana berjalan maksimal. Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan saat investasi reksadana
1. Tentukan Tujuan
Tujuan investasi yang jelas akan membuat kamu lebih berkomitmen. Misalnya, kamu ingin dana terkumpul, lengkap dengan keuntungannya dalam lima tahun untuk membeli motor baru, liburan, atau dana pendidikan. Goals ini pasti akan memotivasimu untuk investasi reksadana secara rutin. Berbeda halnya, kalau kamu investasi “saja” tanpa tujuan. Kemungkinan besar keuntungan pun tidak akan maksimal.
Serunya, Bibit punya fitur Goal Setting yang dapat mendukungmu investasi reksa dana dalam mencapai berbagai tujuan investasi dan finansial.
2. Pilih Reksadana Terbaik
Hendaknya kamu memilih reksadana yang sesuai dengan profil risiko. Telah dijelaskan di atas, ibaratnya kalau kamu termasuk investor agresif yang mencari untung besar dan siap rugi, reksadana saham sangat cocok. Sebaliknya, apabila kamu masih pemula sebaiknya pilih produk reksadana pasar uang. Di Bibit, investasi reksa dana sebenarnya sudah dimudahkan dengan adanya Robo Advisor. Dengan fitur ini, secara otomatis kamu akan diarahkan ke produk reksadana yang cocok dan terbaik sesuai dengan profil investasi.
Jika pun kamu ingin memilih produk-produk reksa dana sendiri, tidak ada masalah. Di Bibit semua produk reksa dana sudah terseleksi dengan baik, atau berasal dari Manajer Investasi yang berpengalaman dan ahli di bidangnya. Sehingga kamu tidak perlu khawatir akan merugi.
3. Rajin Berinvestasi
Rajin belajar pangkal pandai. Kalau rajin investasi, pangkal kaya dan bebas finansial. Ya, usahakan kamu selalu menyisihkan dana investasi secara rutin dari penghasilan. Besarannya, boleh kamu sesuaikan dengan kemampuan, misal 10% dari pendapatan hingga 30%. Jadi, tidak perlu besar, asalkan rutin agar lama-lama duit jadi sebukit. Berinvestasi rutin termasuk dalam investasi reksa dana dikenal dengan strategi Dollar Cost Averaging (DCA). Sederhananya, strategi Ini merupakan strategi investasi tanpa memedulikan apakah nilai investasi reksa dana yang kamu miliki sedang naik atau turun. Karena seiring berjalannya waktu nilai reksa dana akan terus berkembang. Bahkan, melakukan DCA di Bibit sangat mudah lantaran aplikasi reksa dana ini punya fitur “Nabung Rutin”
Buat kamu yang masih pemula dan belajar, investasi reksadana adalah pilihan terbaik. Tidak perlu ragu, karena tidak ada ruginya kok. Dana investasimu aman, cuan bakal datang lewat genggaman. Ayo investasi di platform yang negara jamin keamanannya seperti Aplikasi Bibit (PT Bibit Tumbuh Bersama) berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Yuk, mulai investasi.