Investasi reksa dana tidak perlu mikir keras. Di era digital ini dapat dibeli dengan mudah dalam genggaman. Selain kemudahan karena keberadaan berbagai platform investasi online, menerapkan strategi reksa dana juga terbilang gampang. Salah satunya strategi Dollar Cost Averaging (DCA).
Pengertian DCA
Buat kamu yang mungkin belum tahu, seperti dilansir Bisnisindonesia.id, strategi Dollar Cost Averaging adalah strategi berinvestasi di mana sejumlah dana tetap diinvestasikan secara berkala, biasanya dalam bentuk yang sama, seperti saham atau reksa dana. Strategi DCA tidak mengharuskan investor untuk "menebak" kapan waktu yang tepat untuk membeli sebuah instrumen investasi, karena pembelian produk investasi dilakukan rutin untuk mencari keuntungan jangka panjang.
Apakah sama DCA dengan investasi rutin? Ya, sama. Dollar Cost Averaging bisa dianggap investasi rasa menabung, dengan menyetor uang untuk membeli atau top up reksa dana, tanpa mengikuti trend pasar maupun penurunan dan kenaikan nilai reksa dana.
Keuntungan Strategi Dollar Cost Averaging
Setelah mengetahui definisi DCA, yuk kita bahas beberapa keuntungan strategi investasi ini.
1. Mengurangi Risiko Timing Pasar
Seperti kita tahu pasar bursa selalu bergerak dinamis. Pergerakannya dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosial, dan politik yang sedang hangat terjadi. Dengan DCA, kamu akan terhindari dari tekanan untuk mencoba memprediksi pergerakan pasar yang tidak dapat diprediksi itu.
2. Mengurangi Dampak Volatilitas
Investasi rutin DCA, bisa membuat dampak fluktuasi reksa dana terutama reksa dana saham lebih teredam. Hal ini karena kamu bisa membeli reksa dana pada berbagai tingkat harga.
3. Disiplin Investasi
Dukungan kecanggihan teknologi finansial berupa platform investasi online, memang menjadikan investasi kian mudah. Namun, dari sisi keuangan investor bisa jadi kebalikannya. Banyak orang masih menganggap jika investasi merupakan kegiatan "sampingan" yang bisa dilakukan seenaknya. Padahal, investasi rutin dan terencana lebih berpotensi menghasilkan keuntungan yang optimal.
4. Harga Rata-rata yang Lebih Baik
Dengan membeli lebih banyak reksa dana saat harga turun dan lebih sedikit saat harga naik, DCA dapat menghasilkan rata-rata harga yang lebih baik dibandingkan dengan investasi sekaligus saat harga reksa dana tinggi.
Penerapan DCA dalam Reksa Dana
Meski tidak mutlak harus dilakukan, strategi Dollar Cost Averaging memang bisa dianggap sebagai strategi investasi paling mudah. Tidak ada tuntutan untuk memahami teori investasi, membaca chart, apalagi menganalisis pasar reksa dana. Lalu, bagaimana menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
1. Mulai Pelan-pelan dan Sesuai Kemampuan
Investasi atau menabung reksa dana dengan target tinggi bisa menjadi beban. Kekhawatiran akan dana yang rugi disebabkan nilai reksa dana menurun atau keuangan yang masih bertaut dengan berbagai kebutuhan, bisa mengurungkan niat siapa pun untuk menyetor reksa dana. Karena itu, memulai DCA bisa pelan-pelan dan setor sesuai kemampuan.
Sebagai contoh kamu baru mampu setor Rp50.000 per minggu atau per bulan. Lakukan! Atau belum mampu juga, maka kamu turunkan lagi menjadi Rp20.000 atau Rp10.000, mungkin. Tidak masalah. Namun, sebaiknya saat “pelan-pelan” itu kamu manfaatkan sambil belajar reksa dana lebih dalam. Setelah sedikit demi sedikit mengerti, kamu bisa meningkatkan frekuensi investasi reksa dana, dan juga menambah nominal.
2. Ketahui Harga Unit Reksa Dana
Strategi Dollar Cost Averaging tidak mensyaratkan harus selalu investasi dengan nominal sama. Itulah yang membuat strategi ini mudah dilakukan dan seperti jalan apa adanya. Meski begitu, hendaknya kamu investasi DCA dengan rutin dan mengetahui harga per unit reksa dana
Simulasinya, kamu setor uang ke Reksa Dana A Rp1.000.000 dengan harga Rp1.000 per unit. Maka di momen ini kamu bisa dapat 1.000 unit Reksa Dana A. Sebulan berikutnya kamu beli lagi Reksa Dana A. Eh ternyata harga per unitnya turun menjadi Rp700. Kalau kamu sekarang menyetor sama dengan bulan sebelumnya, yaitu Rp1.000.000 maka unit yang kamu dapatkan akan lebih banyak, yaitu 1.429 unit hasil dari Rp1.000.000 dibagi Rp700.
Dalam dua bulan kini kamu sudah punya 2.429 unit Reksa Dana A (1.000 unit bulan pertama + 1.429 bulan kedua) dengan rata-rata harga rata-rata Rp850 per unit dari hasil: Harga Rp1.000 per unit di bulan pertama ditambah harga Rp700 unit di bulan kedua dibagi 2. Bayangkan, jika 4 bulan kemudian harga Reksa Dana A kamu itu menjadi Rp1.150 per unit. Begini rumus penghitunganya:
Harga beli rata-rata = Rp850 per unit
Potensi keuntungan = Harga Sekarang - Harga Rata-rata x Jumlah Unitt
= (Rp1.150 - Rp850) x 2.429 unit
= Rp728.700
Semua ini penghitungan simulasi dan potensi keuntungan yang belum terrealisasi dari Reksa Dana A. Poinnya adalah, untuk mengetahui potensi keuntungan dari metode DCA yang kamu terapkan ke reksa dana, kamu sangat dianjurkan untuk mengetahui berapa harga per unit reksa dana saat membelinya.
3. Gunakan “Uang Dingin” untuk DCA
Meski reksa dana mudah dilakukan dan menawarkan keuntungan, tetap saja ia memiliki risiko. Karena itu, investasi apa pun termasuk reksa dana menggunakan strategi Dollar Cost Averaging usahakan selalu menggunakan uang dingin. Sederhananya uang dingin adalah dana yang tidak terikat atau terpaut dengan kebutuhan sehari-hari. Hal ini penting karena jika investasi menggunakan bukan uang dingin, aneka kebutuhan malah jadi terbengkalai. Selain itu, uang dingin juga bisa membuat sisi psikologismu lebih tenang. Lantaran kekhawatiran akan risiko kerugian menjadi lebih terkendali.
Namun, jika ingin tetap rutin investasi dengan menyisihkan dana yang ada. Kembali ke poin satu! Mulai pelan-pelan dan lakukan sesuai dengan kemampuan keuangan.
4. Rencanakan Target Investasi
Kamu mau apa? Menginginkan apa? Punya cita-cita apa di masa depan atau dalam waktu dekat ini? Saatnya menjadikan reksa dana sebagai kendaraan untuk mewujudkan itu semua. Selain bisa kamu lebih disiplin dalam mengumpulkan uang dengan metode Dollar Cost Averaging atau nabung rutin. Reksa dana juga bisa menawarkan keuntungan saat dicairkan. Misalnya, kamu ingin membeli motor baru seharga Rp30 juta dalam tiga tahun. Saat ditempatkan dalam reksa dana dan mencapai jumlah tersebut, kamu kemungkinan besar akan mendapatkan sekaligus keuntungannya.
Nah, kabar baiknya, untuk memudahkan kamu semua dalam mencapai berbagai tujuan investasi, Bibit menghadirkan fitur Systematic Investment Plan.
Fitur ini memungkinkan kamu untuk investasi secara rutin, terjadwal, dan sesuai kebutuhan. Selain bisa menumbuhkan disiplin investasi dan konsistensi, yang paling penting adalah kamu akan semakin fokus terhadap goals investasi yang ingin dicapai. Lalu, bagaimana menggunakan SIP di Bibit? Ini dia langkah-langkahnya.
Klik SIP pada homepage
Pilih portofolio goals
Pilih reksa dana yang kamu mau
Isi nilai investasimu
Atur jadwal investasi rutin
Otomatis terdebit dari RDN Wallet, GoPay, Bank Jago
Info lebih lanjut penggunaan fitur SIP di Bibit, baca di sini
Baca Juga: Semakin Diminati Masyarakat, Apakah Reksa Dana Mudah Dicairkan?
Setelah membaca pengertian, keuntungan, dan penerapan strategi Dollar Cost Averaging, tidak perlu menunggu lama lagi. Yuk, sisihkan dana yang kamu punya buat investasi reksa dana. Tidak apa sedikit demi sedikit, karena yang sedikit itu lama-lama akan menjadi duit.