Baru Mulai Investasi? Begini Cara Investasi Reksa Dana yang Benar

Tidak ada yang sulit dilakukan di era digital. Mau apa-apa kini tinggal gunakan aplikasi dalam genggaman. Tidak terkecuali saat ingin berinvestasi reksa dana. Seperti sudah kita tahu, kini banyak bermunculan platform investasi reksa dana. Salah satunya Bibit yang menawarkan berbagai tipe reksa dana dari Manajer Investasi terbaik. 

Namun, kemudahan berinvestasi tetap harus diiringi dengan cara investasi yang tepat. Artinya, kita tetap harus serius melakukan langkah-langkah yang benar dalam investasi. Bagaimana caranya investasi reksa dana yang benar? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kita ketahui yuk reksa dana itu apa. Siapa tahu di antara teman-teman di sini ada yang mengetahuinya. 

Pengertian Reksa Dana

Berdasarkan situs www.idx.co.id atau situs resmi Bursa Efek Indonesia, reksa dana adalah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. 

Reksa dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksa dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Cara Investasi Reksa Dana yang Benar

Kelebihan dan Jumlah Investor Reksa Dana

Kelebihan lain investasi reksa dana, terutama di era digital adalah kemudahan mendapatkannya. Jika dulu mungkin untuk mendapatkan produk keuangan ini harus melalui perusahaan sekuritas, Manajer Investasi (MI), hingga bank, kini reksa dana dapat diperoleh secara online dari berbagai platform online. Tak heran, kemudahan ini membuat reksa dana menjelma sebagai primadona untuk investor pemula dan kalangan muda dengan peningkatan investor yang signifikan. 

Seperti diberitakan Kompas (29 Maret 2022), Lembaga Kustodian Sentral Efek Indonesia atau KSEI mencatat, jumlah investor saham, reksa dana, Surat Berharga Negara (SBN) dan pasar modal terus meningkat. Rata-rata penambahan jumlah investor pada keempat instrumen investasi itu berkisar 45-82% per tahun.

Pertambahan jumlah investor paling pesat terjadi pada masa pandemi, yakni pada periode 2020 hingga 2021. Hal ini terjadi pada instrumen investasi saham, reksa dana dan pasar modal. Jumlah investor saham meningkat hingga 79,4% dari 1,7 juta investor pada 2020, menjadi 3,04 juta pada 19 Oktober 2021. Investor pasar modal meningkat 71,4% dari 3,9 juta menjadi 6,7 juta pada periode yang sama. Sementara pada reksa dana, jumlah investor meningkat hingga 89% dari 3,2 juta menjadi 6 juta investor.

Perkembangan terbaru, jumlah investor reksa dana mencapai 10,34 juta. Dilansir oleh Media Indonesia, lebih dari separuh jumlah investor ini disumbang oleh generasi muda yang berada di bawah 30 tahun. 

Cara Investasi Reksa Dana yang Benar 

Ada banyak jalan menuju Roma, pepatah bilang. Begitu juga banyak “jalan” cara investasi reksa dana yang benar. Karena itu, kamu yang baru mau investasi reksa dana tidak perlu bingung, lantaran investasi reksa dana yang baik dan benar itu mudah. Berikut cara-caranya. 

1. Menentukan Tujuan Investasi

Apakah kamu berinvestasi reksa dana untuk masa pensiun, dana darurat, atau untuk tujuan jangka pendek seperti liburan, beli gawai, dan seterusnya? Tujuan investasi penting karena salah satu cara investasi reksa dana yang benar ini bisa lebih memotivasimu  buat menyetor dana secara rutin ke reksa dana. 

Setelah punya tujuan investasi, ukur kemampuan finansial. Artinya, coba alokasikan berapa dana yang mampu sisihkan dari penghasilan sekarang untuk investasi reksa dana. Jangan sampai dana yang kamu gunakan investasi itu, masih digunakan untuk kebutuhan lain. Dengan kata lain, usahakan uang untuk menyetor reksa dana adalah uang dingin. 

2. Memahami Profil Risiko

Reksa dana memiliki berbagai tingkat risiko, mulai dari konservatif hingga agresif.  Karena itu, salah satu cara investasi reksa dana yang benar juga adalah dengan memahami profil risiko. Pada reksa dana saham yang dikenal fluktuatif dan berisiko tinggi misalnya, cocok buat kamu yang berprofil risiko agresif atau sudah siap menghadapi gejolak turun-naiknya harga.  

Selanjutnya, reksa dana pendapatan tetap atau obligasi dikenal berisiko cukup besar namun tidak sebesar reksa dana saham sehingga cocok buat investor berprofil moderat. Terakhir, reksa dana pasar uang yang minim risiko. Reksa dana ini sangat cocok buat kamu yang berprofil risiko konservatif. Di Bibit profil risiko ini bisa kamu cek ketika awal registrasi. 

Setelah registrasi, kamu bisa mengubah profil risiko melalui langkah-langkah berikut: 

  1. Dari halaman Home, klik tab Profil

  2. Kemudian pada halaman Profil, klik tipe investor di bawah nama kamu

  3. Untuk mengubah Profil Risiko, kamu dapat klik tombol - dan + untuk mengurangi atau menambahkan skor Profil Risiko kamu, lalu klik Simpan Hasil

  4. Atau jika kamu ingin Bibit membantu menentukan Profil Risiko yang sesuai, kamu dapat klik Ulangi Pertanyaan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang hasilnya akan dihitung berupa skor Profil Risiko dan tipe investor

  5. Klik Mulai, jawab beberapa pertanyaan dari Bibit, dan tunggu hasilnya

3. Diversifikasikan Portofolio

Meski sejatinya reksa dana sudah merupakan diversifikasi dari berbagai efek, kamu tetap bisa melakukan diversifikasi dengan membagi porsi reksa dana di portofolio sebagai salah satu cara investasi reksa dana yang benar. Sebagai contoh, kamu investor pemula yang konservatif. Komposisi portofolio investasi reksa dana mu sebaiknya: 60% reksa dana pasar uang, 25% reksa dana obligasi, dan 15% reksa dana saham. Begitu pula sebaliknya, jika kamu investor agresif. Meski reksa dana saham akan dominan untuk investor agresif, tetap jangan lupakan reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang dalam portofolio, ya. 

Di aplikasi investasi reksa dana seperti Bibit, melakukan diversifikasi sebenarnya lebih mudah. Karena platform investasi online ini memiliki fitur “Robo Advisor” yang akan membuat diversifikasi otomatis sesuai dengan tujuan investasi dan kemampuan finansial. 

4. Investasi Rutin

Cara investasi reksa dana yang benar lainnya adalah berinvestasi secara rutin, bisa setiap bulan, kuartal, atau bahkan setiap hari, kenapa tidak? Langkah investasi rutin seperti Ini disebut dollar-cost averaging (DCA) dan bisa membantu meratakan risiko pasar. DCA terbilang mudah dilakukan dan tidak memberatkan, lantaran kita tak harus terpaku bahwa investasi harus selalu dengan nominal besar.  

Nominal kecil, namun jika dilakukan rutin dan konsisten, akan berdampak besar. Selain itu, DCA juga sangat bagus untuk membangun kebiasaan investasi sehingga dapat menghindarkan kita dari kebiasaan menghamburkan uang untuk sekadar memenuhi keinginan.

Baca Juga: Cara-Cara Mewujudkan Tujuan Keuangan dengan Reksa Dana

5. Pilih Aplikasi Investasi yang Memudahkan dan Aman

Cara investasi reksa dana yang benar terakhir adalah pilih platform investasi reksa dana yang memudahkan. What? Bukannya investasi reksa dana secara online itu sudah pasti mudah. Ya memang benar. Namun kemudahan tidak hanya terkait mendapatkan reksa dana, lebih dari itu, kita juga harus mempertimbangkan kemudahan dalam hal penjualan atau pencairan. Lalu, kemudahan metode pembayaran  dan customer care 24/7 yang siap sedia menangani keluhan dan pertanyaan. Kalau sudah memenuhi semua kriteria itu, tidak usah ragu memilih platform investasi reksa dana tersebut. 

Itulah beberapa cara investasi reksa dana yang benar. Bagaimana, sudah paham dan semuanya mudah dilakukan, bukan? Sekarang, saatnya kamu praktikkan cara-cara di atas untuk investasi reksa dana di Bibit. Sebagai salah satu platform investasi reksa dana terbaik di Indonesia, investasi di Bibit sangat mudah. Aplikasinya user friendly dengan puluhan produk reksa dana yang bisa diandalkan untuk mewujudkan tujuan keuangan. Belum lagi metode pembayaran dan penjualan reksa dana yang praktis di Bibit, bisa membuat investasi reksa dana semakin nyaman.