Mengapa Obligasi Disebut Fixed Income? Ini Penjelasannya!

Obligasi atau surat utang merupakan salah satu instrumen investasi yang cukup populer di pasar modal. Risiko investasinya yang rendah membuat obligasi kerap jadi pilihan oleh para investor pemula. Selain itu, alasan pemilihan obligasi juga karena disebut sebagai fixed income. Lantas, mengapa obligasi disebut sebagai fixed income? Yuk simak ulasannya di bawah ini.

Apa Itu Obligasi?

Obligasi atau bonds merupakan surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan atau korporasi. Obligasi merupakan salah satu instrumen investasi yang tercatat di bursa efek, bersama dengan efek lain seperti saham dan reksa dana.

Instrumen investasi satu ini berisikan perjanjian dari pihak yang menerbitkannya, pemerintah atau perusahaan, untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode waktu tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Keuntungan investasi obligasi bisa diperoleh oleh investor dari kupon serta capital gain. 

Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah termasuk instrumen investasi dengan risiko paling rendah, jika dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya di bursa efek. Hal ini disebabkan karena risiko gagal bayar oleh pemerintah terbilang sangat rendah. Selain terjamin, pembelian obligasi pemerintah pun memungkinkan investor turut serta dalam pembangunan negara.

Jenis-Jenis Obligasi  

Obligasi atau surat utang ini ada banyak jenisnya, jadi tidak hanya terbatas pada obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah dan perusahaan saja. Anda bahkan juga bisa memilih obligasi yang sudah diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai instrumen investasi. Simak ulasan lengkap mengenai jenis-jenis obligasi tersebut di bawah ini. 

1. Obligasi Pemerintah 

Obligasi pemerintah merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah atau negara. Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah ini memiliki waktu jatuh tempo lebih dari 12 bulan, bahkan hingga mencapai 50 tahun. Obligasi pemerintah ini ada yang memiliki tingkat kupon tetap (fixed rate) dan ada yang variabel (variable rate).

Obligasi pemerintah merupakan salah satu bentuk Surat Utang Negara (SUN). SUN bisa dibedakan menjadi Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Obligasi Negara. Perbedaan antara SPN dan Obligasi Negara terletak pada waktu jatuh temponya, di mana waktu jatuh tempo SPN maksimum 12 bulan, sedangkan waktu jatuh tempo Obligasi Negara melebihi 12 bulan. 

2. Obligasi Korporasi 

Obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan atau korporasi disebut juga sebagai obligasi korporasi. Perusahaan yang menerbitkan obligasi korporasi ini mencakup perusahaan swasta nasional, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Obligasi korporasi juga tersedia dengan tingkat bunga tetap maupun variabel. 

3. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

Jenis obligasi selanjutnya adalah Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dikenal juga sebagai Sukuk Negara. SBSN merupakan surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing.

4. Sukuk Korporasi 

Tidak hanya negara yang menerbitkan obligasi dengan prinsip syariah, melainkan juga perusahaan atau korporasi. Obligasi korporasi yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah ini disebut juga sebagai sukuk korporasi. Layaknya penerbitan obligasi lain, penerbitan sukuk korporasi dimaksudkan untuk mengumpulkan pendanaan bagi perusahaan tersebut. 

5. Obligasi Negara Ritel (ORI)

Obligasi Negara Ritel (ORI) merupakan obligasi pemerintah yang dijual secara ritel kepada masyarakat, melalui agen penjual yang ditunjuk oleh pemerintah. ORI menerapkan kupon fixed rate atau bunga tetap dalam investasinya. ORI ini sendiri bisa tersedia baik di pasar perdana maupun pasar sekunder. 

6. Efek Beragun Aset (EBA)

Efek Beragun Aset (EBA) merupakan efek bersifat utang yang diterbitkan dengan underlying asset sebagai dasar penerbitan. EBA juga dikenal sebagai surat berharga yang terdiri atas sekumpulan aset keuangan berupa tagihan. EBA yang ada di Indonesia ada yang berbentuk Surat Partisipasi (SP), yaitu surat berharga yang terdiri dari sekumpulan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). 

7. Obligasi FR

Obligasi FR (Fixed Rate) merupakan salah satu instrumen investasi yang sangat populer di kalangan high net worth investor. Obligasi FR ini menawarkan suku bunga tetap sepanjang masa berlakunya, yang artinya pemegang obligasi akan menerima pembayaran kupon dengan tingkat suku bunga yang telah ditentukan pada awalnya. Sebagai contoh, jika obligasi FR memiliki suku bunga 7% dan pembayaran kupon dilakukan setahun sekali, pemegang obligasi akan menerima pembayaran bunga sebesar 7% dari nilai nominal obligasi tersebut setiap tahun.

Mekanisme Penerbitan Obligasi FR

Dalam konteks pemerintah Indonesia, penerbitan obligasi FR merupakan salah satu cara bagi pemerintah untuk mendapatkan pendanaan jangka panjang untuk membiayai proyek-proyek pembangunan dan kegiatan pemerintah lainnya.

Mekanisme penerbitan obligasi FR oleh pemerintah dimulai dengan tahap pasar primer. Pemerintah Indonesia mengajukan penawaran obligasi FR kepada investor melalui lelang atau penawaran umum. Investor di pasar primer ini biasanya hanya lembaga keuangan tertentu yang diizinkan membeli contohnya seperti Bank atau perusahaan sekuritas.

Setelah obligasi FR diterbitkan di pasar primer, obligasi tersebut dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Di pasar sekunder, lembaga keuangan yang membeli di pasar primer biasanya akan menjual obligasi FR kepada investor retail. Kemudian, di pasar sekunder, investor retail juga memiliki fleksibilitas untuk menjual atau membeli kembali obligasi FR sebelum jatuh tempo. Harga obligasi FR di pasar sekunder ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Disinilah kesempatan bagi sebagian investor untuk mendapatkan keuntungan capital gain.

Baca juga: Beda Pengertian Dan Keuntungan Obligasi FR Dan ORI?

Alasan Obligasi Disebut Fixed Income 

Selain dikenal sebagai instrumen investasi dengan risiko yang rendah, obligasi disebut juga sebagai fixed income atau sumber pendapatan tetap. Lantas, mengapa obligasi disebut sebagai fixed income? Alasan di balik penyebutan obligasi sebagai fixed income adalah karena obligasi merupakan instrumen investasi yang membayarkan kupon atau bunga yang tetap pada para investornya. 

Obligasi FR bisa dibeli di Bibit

Obligasi menawarkan pembayaran kupon yang tetap bagi para investornya, dengan periode waktu pembayaran yang disesuaikan dengan jenis obligasinya. Sebagai contoh, pemilik obligasi fixed rate atau obligasi FR akan menerima pembayaran kupon setiap 6 bulan, sedangkan pembayaran kupon Obligasi Negara Ritel (ORI), dilakukan setiap sebulan sekali. 

Kupon yang tetap nilainya dan dilakukan pembayarannya secara periodik, membuat investor pun bisa menerima imbal hasil yang tetap. Makanya, tak mengherankan jika kepemilikan atas obligasi bisa membuat seseorang menerima pendapatan yang tetap secara berkala. Pembayaran kupon pun terjamin, mengingat obligasi tersebut dikeluarkan oleh pemerintah. 

Nantinya, investor tak hanya bisa memperoleh keuntungan dari pembayaran kupon tersebut, melainkan juga dari potensi capital gain. Jika harga jual obligasi lebih tinggi dibandingkan dengan harga belinya, maka selisihnya akan menjadi keuntungan tambahan bagi para investor. 

Dimana membeli obligasi yang Aman

Setelah memahami mengenai obligasi FR dan jenis obligasi lainnya di atas, tentu kamu juga ingin melakukan investasi langsung di instrumen obligasi tersebut. Namun, perlu diperhatikan bahwa kamu harus memilih platform yang tepat untuk membeli baik itu obligasi FR maupun jenis lainnya. Platform yang tepat ini pastinya aman karena sudah punya izin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangn (OJK) serta mudah dipahami oleh investor pemula.

Salah satu platform yang bisa digunakan adalah aplikasi Bibit. Aplikasi Bibit punya beberapa kelebihan yang menguntungkan investor ketika berinvestasi obligasi disini. Berikut adalah kelebihannya.

1. Mulai dari Rp 1 juta

Investasi dalam Obligasi FR biasanya memerlukan jumlah minimal yang tinggi, seperti Rp 100 juta. Namun, dengan Bibit, kamu dapat memulai investasi dalam Obligasi FR mulai dari Rp 1 juta. Hal ini memberikan kesempatan kepada investor pemula yang memiliki dana terbatas untuk terlibat dalam investasi Obligasi FR. 

2. Harga Beli Lebih Murah

Di Bibit, kamu dapat membeli Obligasi FR dengan harga beli yang lebih rendah dibandingkan dengan platform lain. Spread lebih rendah dan tidak ada biaya tersembunyi jika kamu membeli Obligasi FR di Bibit. Dengan harga beli yang lebih murah di Bibit, kamu memiliki potensi mendapatkan yield yang lebih tinggi daripada jika membeli di platform lain. 

3. Harga Jual Obligasi FR Lebih Tinggi

Ketika kamu menjual Obligasi FR di Bibit, karena spread obligasi di aplikasi Bibit lebih rendah maka harga jual lebih tinggi dibadingkan platform lain. Kamu bisa menjual obligasi FR kapan saja karena bersifat likuid.

4. Semua Data Obligasi FR Tersedia Lengkap di Bibit

Semua fitur dan data dapat diakses melalui aplikasi Bibit yang tersedia secara online. Harga Obligasi FR akan terus diperbarui setiap hari, sehingga kamu dapat melihat pergerakan harga dengan mudah. Tidak perlu lagi bertanya kepada RM (Relationship Manager). Selain itu, Bibit menawarkan desain interface pengguna yang sederhana dan mudah dipahami bagi pemula untuk membeli Obligasi FR. 

5. Pembayaran yang Mudah

Metode pembayaran yang sederhana melalui Rekening Dana Nasabah (RDN) juga memudahkan proses investasi. Kamu juga dapat mengelola Obligasi FR di Bibit bersama dengan instrumen investasi lainnya seperti Reksa Dana dan Surat Berharga Negara (SBN) ritel yang kamu miliki. Semua ini membuat investasi dalam Obligasi FR menjadi lebih mudah dan terintegrasi dalam satu platform.

Itulah tadi ulasan singkat mengenai obligasi, berikut dengan alasan mengapa obligasi disebut sebagai fixed income. Besaran kupon atau bunga yang tetap, serta pembayaran yang dilakukan secara berkala, membuat obligasi bisa menjadi sumber pendapatan yang tetap. Bagaimana, apa Anda tertarik untuk menjadikan obligasi sebagai instrumen investasi?