Kamu pemula dan belum berani ambil risiko rugi untuk dapatkan keuntungan? Reksadana pasar adalah solusinya. Hal ini disebabkan reksadana pasar uang sangat stabil dan nyaris tak pernah turun nilainya. Dalam dunia investasi bisa dianggap tidak pernah “kebakaran” jika dibandingkan reksadana saham dan obligasi.
Definisi Reksadana Pasar Uang
Reksadana Pasar Uang (RDPU) adalah salah satu produk atau jenis investasi reksadana yang menempatkan atau mengalokasikan dana investor 100% pada instrumen pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito, atau obligasi yang memiliki masa jatuh tempo di bawah 1 tahun. Reksadana pasar uang akan sangat cocok untuk tipe investor konservatif yang memiliki tingkat toleransi risiko rendah. Reksadana Pasar Uang (RDPU) memang menawarkan investasi dengan risiko minim dibanding jenis reksadana lain sehingga cocok untuk investor dengan tujuan jangka pendek.
Cara Kerja Reksadana Pasar Uang
Kamu tentu bertanya-tanya, bagaimana cara kerja reksadana pasar uang sehingga ia punya risiko paling kecil di antara reksadana lainnya?
Pertama, berbeda dengan reksadana saham yang mengalokasikan dananya ke dalam saham-saham bervolatilitas tinggi, reksadana pasar uang mengalokasikan dana investasi ke pasar uang seperti deposito, sertifikat deposito, sertifikat Bank Indonesia, dan surat utang atau obligasi jangka pendek (kurang dari satu tahun).
Deposito punya pergerakan bunga tetap sesuai dengan perjanjian dengan penerbitnya. Selain itu, obligasi berjangka pendek pun relatif tahan terhadap gejolak.
Kedua, Manajer Investasi (MI) sebagai pihak yang menginvestasikan danamu di pasar uang bekerja secara profesional. Selain memastikan reksadana pasar uangmu bekerja dengan baik, MI juga menjaga agar performa produk reksadana pasar uang stabil bahkan di atas bunga deposito itu sendiri.
Itulah jawaban atas pertanyaan bagaimana cara kerja reksadana pasar uang. Namun, jangan lupa juga dengan prinsip umum investasi bahwa high risk high return, membuat peluang mendapatkan untung besar di reksadana pasar uang lumayan kecil.
Mengenal Instrumen Investasi Dalam Reksadana Pasar Uang
Alangkah baiknya kamu mengetahui komposisi yang terkandung dalam reksadana pasar uang. Berikut ini adalah beberapa instrumen investasi yang menjadi komposisi dalam reksadana pasar uang, mari kita simak bersama:
· Sertifikat Deposito
Instrumen investasi yang bank atau lembaga keuangan lainnya terbitkan dalam periode waktu tertentu dan maksimal jangka waktunya 1 tahun. Investasi ini berbentuk simpanan deposito yang sifat kepemilikannya bisa untuk investor perjual belikan dalam pasar uang. Suku bunga sertifikat deposito umumnya nilainya lebih tinggi daripada nilai suku bunga deposito biasa. Tidak lupa keamanan dari sertifikat deposito telah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
· Surat Utang Negara (SUN)
SUN adalah surat berharga yang pemerintah Indonesia jamin pembayaran pokok dan bunganya, dimana bentuk SUN ini berupa surat pengakuan utang dalam bentuk valuta asing atau bisa juga dalam bentuk rupiah. Tentu SUN ini juga bersifat bisa investor perjual belikan dalam pasar uang dan umumnya terdiri dari Obligasi Negara (ON) dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN).
· Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Berbeda dengan SUN, SBI ini merupakan surat pengakuan dalam jangka waktu pendek dengan sistem diskonto yang hanya berbentuk mata uang rupiah yang Bank Indonesia (BI) terbitkan. SBI ini berguna bagi BI untuk mengendalikan kestabilan nilai tukar rupiah dengan menyerap kelebihan uang primer yang beredar dalam masyarakat.
· Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
Merupakan surat berharga yang Bank Umum terbitkan dan telah nasabah tanda tangani sebagai jaminan pelunasan utang . Melalui Bank Umum, Bank Indonesia maupun lembaga keuangan bukan bank SBPU ini umum diperjual belikan. Sama seperti SBI, sistem SBPU juga menerapkan diskonto dalam perdagangannya dengan cara pelelangan.
Baca juga: Gimana Cara Kerja Reksadana?
Keuntungan Investasi Reksadana Pasar Uang
Perlu dipahami bahwa investasi pada reksadana pasar uang ini memang keuntungannya tidak sebesar investasi reksadana lain seperti reksadana campuran atau saham. Namun demikian ada beberapa keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari investasi ini, antara lain:
1. Keuntungannya lebih tinggi dibanding menabung di bank
Meski imbal hasilnya kecil, namun jika dibandingkan menyimpan uang di bank dalam rekening, reksadana pasar uang jelas menawarkan return lebih tinggi. Persentase keuntungan yang bisa kamu dapat dari investasi reksadana pasar uang yakni sekitar 3% sampai 6% setiap tahunnya. Sementara itu persentase keuntungan menabung di bank sekitar 0%-1%. Dari sini jelas terlihat bahwa return investasi di reksadana pasar uang lebih menguntungkan dibanding hanya menabung di rekening bank.
2. Bisa dimulai dengan dana Rp 100.000,-
Untuk berinvestasi pada reksadana pasar uang, kamu bisa memulainya dengan modal Rp.100.000,- saja. Tapi jika ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar, kamu harus mengawalinya dengan modal yang besar pula.
3. Pengambilan dana bisa dilakukan kapan saja
Dalam investasi reksadana pasar uang ini kamu bisa melakukan pengambilan dana kapan saja. Dengan sifatnya yang likuid, kamu bisa mencairkan dana kapan pun tanpa harus menunggu jangka waktu tertentu. Perlu juga dipahami bahwa proses pencairannya terbilang sangat mudah karena dapat dilakukan secara online. Jangan lupa juga pencairan dana ini tidak dikenakan denda sepeserpun.
4. Cocok untuk investasi jangka pendek
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa investasi pada reksadana pasar uang ini tergolong jangka pendek antara 1-3 tahun. Dari sini maka dengan investasi RDPU ini kamu bisa memiliki keuntungan dalam merencanakan keinginan-keinginan jangka pendek seperti membeli gadget, liburan luar kota dan lainnya.
Sebagai contoh kamu sedang mengumpulkan dana untuk liburan ke luar kota. Budget-nya sendiri adalah Rp6 juta dan harus terkumpul selama satu tahun (12 bulan). Dalam perhitungan tanpa reksa dana, kamu harus mengumpulkan sekitar Rp500 ribu perbulan untuk mencapai jumlah tersebut.
Namun, jika kamu menabung untuk liburan di reksa dana pasar uang. Kamu bisa meraih goals sekaligus keuntungannya. Ambil contoh kamu menabung untuk liburan di reksa dana pasar uang dengan return 4,32%. Maka simulasinya adalah:
Disclaimer: Simulasi berdasarkan return produk reksa dana pasar uang Majoris Pasar Uang Syariah di aplikasi Bibit pada 25 Juli 2023. Nilai return dapat berubah sewaktu-waktu, dipengaruhi oleh kondisi pasar dan performa reksa dana.
Nah. Ada lebihnya Rp259.200. Lumayan, bukan, buat tambahan uang jajan atau keperluan lainnya?
Risiko Investasi Reksadana Pasar Uang
Seperti jenis investasi lainnya, investasi pada reksadana pasar uang juga memiliki risiko. Berikut beberapa risiko investasi reksadana pasar uang yang perlu kamu pahami.
1. Risiko ‘gagal bayar’
Risiko pertama adalah gagal bayar. Salah satu produk dalam reksadana pasar uang yakni obligasi atau surat utang dengan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun. Nah dalam pelunasan obligasi ini ada dua kemungkinan yakni dilunasi tepat waktu atau gagal bayar atau tidak bisa dilunasi. Dari sinilah risiko kerugian muncul. Tapi ada solusi yang bisa kamu ambil untuk mengatasi risiko ini yaitu dengan membeli obligasi pemerintah yang lebih terjamin keamanannya dibanding obligasi swasta atau perusahaan lainnya.
Keamanan dari risiko ini juga bisa kamu dapatkan jika kamu berinvestasi di Aplikasi Bibit. Keamanan dari risiko ini juga bisa kamu dapatkan jika kamu berinvestasi di Aplikasi Bibit. Hal ini dikarenakan saat investasi reksadana di Bibit, uangmu tidak disimpan di Bibit tapi di bank kustodian yang bertanggung jawab menyimpan dan menjaga dana yang sudah kamu setor (investasikan). Selain itu, dalam investasi RDPU di Bibit, kepemilikan aset investasimu akan tercatat di AKSes KSEI. Semua investasimu tercatat atas nama kamu. Jadi aset kamu tidak disimpan atas nama Bibit dan tidak tercampur dengan aset Bibit. Ingat juga bahwa pencairan dana investasi di Bibit bisa kamu lakukan kapan saja.
2. Redemption besar-besaran
Berikutnya risiko yang bisa muncul dalam investasi reksadana adalah ketika terjadi penarikan uang secara besar-besaran (redemption) oleh investor. Jika hal ini terjadi, akan membuat reksadana pasar uang terpaksa dijual sebelum tanggal jatuh tempo. Bila reksadana pasar uang dijual sebelum jatuh tempo maka akan terjual dibawah harga pasar. Dari sini maka kamu akan mendapat kerugian. Untuk mengatasi risiko ini, kamu harus memilih tempat investasi reksadana yang kuat dan besar serta profesional seperti Bibit.
Tips Berinvestasi Reksadana Pasar Uang
Lantas, bagaimana tips berinvestasi reksadana pasar uang?
1. Pilih AUM yang Besar
AUM (asset under management) adalah total dana kelolaan atau aset yang dikelola oleh Manajer Investasi. Semakin besar AUM reksadana pasar uang, dapat menjadi indikasi bahwa produk reksadana tersebut banyak diminati investor. Di reksadana Bibit total AUM semua reksadana pasar uang disajikan secara rinci. Beberapa reksadana pasar uang di Bibit dengan AUM terbesar antara lain Batavia Dana Kas Maxima 7,07T, Sucorinvest Money Market Fund dengan AUM 5,65 triliun, Eestspring Investment Cash Reserve Kelas A sebesar 5,37 triliun, Manulife Dana Kas II Kelas 4,59 triliun, dan Danareksa Seruni Pasar Uang II senilai 3,37 triliun.
Baca juga: Tips Investasi Reksadana Untuk Pelajar
2. Return Tertinggi
Buat apa investasi kalau tidak cuan. Oleh sebab itu, cara memilih reksadana pasar uang lainnya adalah dengan mempertimbangkan return atau imbal hasil rata-rata produk reksadana. Karena setiap produk reksadana pasar uang ini menawarkan return berbeda-beda, kita harus jeli melihat pergerakan return dari waktu ke waktu. Untuk memudahkan hal ini, Di Bibit reksadana sudah disediakan informasi berapa return setiap produk reksadana pasar uang dari yang tertinggi ke paling rendah.
5 Besar Reksa Dana Pasar Uang dengan Return Tertinggi di Bibit
(Data diambil pada 25 Juli 2023)
Pada tampilan produk ini, kita bisa mengetahui urutan reksa dana pasar uang mana saja yang memiliki return tertinggi sampai terendah. Caranya, klik menu “Urutkan” kemudian klik pilihan return yang ingin ditampilkan.
3. Sesuaikan dengan Kemampuan
Begini, kemampuan finansial investor pemula tentu itu berbeda-beda. Namun jangan hanya karena punya dana terbatas, kita jadi mengurungkan niat berinvestasi reksadana. Soalnya, kini investasi reksadana pasar uang bisa dengan nominal terkecil. Anggaplah kita menyisihkan uang yang tidak terpakai untuk investasi masa depan. Apalagi dengan adanya platform reksadana online seperti Bibit, dengan beragam produk reksadana pasar uang terbaik yang ada di sana, potensi cuanmu bisa menjadi lebih besar.
Untuk memudahkan setiap investor, Bibit juga dilengkapi “Mesin Waktu”. Sebuah fitur yang bisa kamu manfaatkan untuk menghitung simulasi keuntungan reksa dana pasar uang dan reksa dana lainnya dalam jangka waktu tertentu. Dengan Mesin Waktu ini keuntungan reksa dana pasar uang menjadi bisa diprediksi, dan goals pun dapat diraih sesuai rencana.
Tipe Investor yang Sesuai dengan Reksadana Pasar Uang
Seperti yang sudah kamu tahu sebelumnya, aplikasi Bibit sudah memiliki fitur Robo Advisor yang bisa membantu para penggunanya mengetahui profil risiko masing-masing. Dengan mengetahui profil risiko kamu juga akan mendapatkan rekomendasi produk reksadana yang sesuai dengan tingkat risikomu. Dalam kasus ini reksadana pasar uang sangatlah cocok dengan investor bertipe konservatif.
Mengapa demikian? Sebab reksadana pasar uang memiliki tingkat risiko rendah dengan jangka waktu yang pendek pula. Sedangkan investor konservatif adalah investor yang toleransi risikonya rendah. Tipe konservatif juga cenderung menyukai investasi dengan imbal hasil stabil dalam jangka waktu yang pendek. Jadi bisa kita simpulkan bahwa reksadana pasar uang adalah produk reksadana paling ideal untuk investor konservatif.
Bagaimana cara kerja reksadana pasar uang sudah terjawab. Tunggu apa lagi, kini saatnya kamu investasi reksadana di Bibit. Yuk download aplikasinya melalui Google Play dan AppStore.