Pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia kurang lebih selama dua tahun sejak 2020 memang menghasilkan ekses buruk. Mulai dari banyaknya masyarakat Indonesia yang terinfeksi meninggal dunia hingga masalah ekonomi. Namun, tidak adil juga kiranya kalau pandemi hanya dilihat dari sisi buruknya. Seperti pepatah, akan selalu ada langit yang cerah setelah badai hebat melanda.
Ungkapan tersebut cocok untuk menggambarkan kondisi perekonomian di Indonesia terutama ekonomi digital. Kebijakan untuk menjaga jarak, anjuran untuk #dirumahaja, menghindari kerumunan, belajar di rumah, bekerja di rumah, dan belanja di rumah, ternyata semakin memapankan tren aktivitas digital masyarakat Indonesia.
Platform-platform online menjadi andalan. Belanja kebutuhan sehari-hari tinggal memanfaatkan e-commerce. Mau beli makanan, cukup bermodal aplikasi transportasi online, pesanan bisa sampai depan pintu rumah. Rapat-rapat, mengirim hasil pekerjaan, sampai menonton konser pun sudah tidak terbatas ruang dan waktu. Karena semua bisa dilakukan secara virtual.
Bagaimana dengan investasi? Terutama investasi reksadana? Senada dengan penjelasan di atas, investasi reksadana juga kian praktis. Kemunculan-kemunculan platform investasi online membuat setiap orang dapat berinvestasi reksadana dengan sangat mudah via aplikasi.
Cara Investasi Reksadana Online
Tentu di antara kamu bertanya-tanya, gimana cara investasi reksadana yang cuan sekaligus praktis di era digital? Ya, mudah saja tidak cukup. Namun, kita juga perlu untung. Buat apa kan investasi kalau tidak dapat untung?
Sejatinya investasi reksadana yang untung dapat menerapkan strategi-strategi berikut ini.
Strategi Nabung Rutin atau DCA
DCA singkatan dari Dollar Cost Averaging. Sederhananya, DCA adalah menabung atau investasi rutin ke suatu produk investasi. Strategi ini bisa kamu terapkan dalam reksadana dengan mengabaikan fluktuasi atau naik-turunnya nilai instrumen tersebut. Berbekal keyakinan bahwa pada akhirnya tipe reksadana apa pun akan mengalami kenaikan, DCA cocok buat investor berpenghasilan rutin. Untuk investor pemula sebaiknya memilih reksadana pasar uang dan obligasi saat akan mempraktikkan strategi reksadana ini.
Strategi Lumpsum
Strategi reksadana ini kebalikan dari DCA, yaitu strategi untuk menginvestasikan seluruh dana yang kamu miliki, tanpa menambah lagi nilainya (top up) dalam periode tertentu. Strategi lump sum dekat dengan aktivitas trading di mana kamu membeli saat harga unit reksadana turun dalam jumlah besar. Tahan beberapa waktu, kemudian kamu jual lagi saat nilainya naik. Untuk menerapkan lumpsum memerlukan dana yang tidak sedikit. Selain itu kamu juga harus sudah mampu menganalisis pasar dan memprediksi timing. Kapan saat yang tepat untuk beli, dan kapan saat yang pas buat jual.
Strategi Average Up
Strategi ini sebenarnya lebih dikenal dalam investasi saham. Sederhananya, membeli saham secara bertahap demi memaksimalkan keuntungan. Namun, dalam reksadana strategi average up ini juga dapat dipraktikkan lhp. Contohnya kamu sudah punya 1.000 unit reksadana saham A dengan nilai per unitnya Rp500. Setengah tahun kemudian, nilai unitnya naik menjadi Rp1.000. Bukannya menjual, kamu malah menambah kepemilikan reksadana saham A dengan top up. Setahun kemudian, nilai unit reksadana tersebut naik lagi menjadi Rp1.500. Pada saat itu kamu baru memutuskan menjual seluruh reksadana saham A yang dimiliki. Seluruh proses ini merupakan penerapan strategi reksadana average up.
Baca Juga: 7 Strategi Investasi Reksadana Paling Ampuh untuk Cuan
Strategi investasi reksadana sudah paham, selanjutnya kamu bisa memantapkan tujuan investasi. Apakah kamu ingin berinvestasi untuk tujuan jangka pendek, seperti untuk membeli barang-barang, jalan-jalan, atau barang-barang favorit? Atau jangka menengah dan panjang untuk masa depan dengan tujuan, membeli mobil, rumah, biaya pendidikan, ataupun traveling ke luar negeri? Pertanyaan ini penting dijawab mengingat dengan tujuan investasi yang jelas, kamu akan termotivasi untuk lebih rajin berinvestasi
Cara Investasi Reksadana yang Praktis, Mudah, dan Nyaman
Kalau ada yang praktis dan bikin nyaman, kenapa harus pilih yang sulit dan cuma ngasih harapan, bener kan?
Dalam investasi juga begitu. Kalau kamu masih bertanya gimana cara investasi reksadana terbaik di era digital, ya, jawabannya, secara online. Saat ini hal itu sudah menjadi bagian dari investasi sehari-hari dimana masyarakat Indonesia sudah memilih reksadana online, selain investasi melalui bank dan perusahaan sekuritas.
Berikut beberapa keuntungan investasi reksadana secara online.
1. Praktis
Lebih mudah karena kamu cukup bermodal aplikasi, smartphone, dan akses internet kemudian klik, klik, klik lalu pilih dan bayar. Reksadana pun bisa dimiliki. Cuan datang ke dalam genggaman.
2. Terjangkau
Lebih murah lantaran investasi reksa dana online dapat dimulai dari nominal sebesar Rp 100.000 bahkan lebih kecil lagi. Selain itu, dari sisi waktu juga lebih fleksibel karena kamu bisa langsung bertransaksi dengan cepat.
3. Banyak Pilihan
Dalam investasi reksadana online, kamu dapat membeli reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, reksadana saham sampai reksadana syariah. Kabar baiknya, beberapa platform reksadana online salah satunya Bibit memungkinkan kamu berinvestasi reksadana secara otomatis atau autodebet.
Baca Juga: Cara-Cara Investasi Reksadana Autodebet di Bibit
4. Pencairan Mudah
Tidak hanya mudah namun juga cepat. Hal ini disebabkan kamu dapat langsung menjual reksa dana semudah belanja online. Begitu pula kamu pun bisa melihat data NAB/UP (nilai aktiva bersih per unit penyertaan) dengan transparan.
Semakin praktis bukan kalau investasi reksadana dilakukan daring? Tunggu apalagi, ayo investasi reksadana sekarang juga!