Untuk mendapatkan return atau imbal hasil dalam investasi reksadana, syarat mutlak yang harus kamu lakukan adalah menjualnya.
Investasi reksadana itu sesederhana jual-beli instrumen investasi. Kamu beli saat harganya murah, kemudian kamu jual lagi saat harganya naik. Dari sana kamu bisa dapat keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual.
Selain mendapat keuntungan dari selisih, keuntungan reksadana bisa juga berasal dari nabung rutin atau investasi rutin untuk mencapai tujuan finansial tertentu. Di Bibit, kedua hal ini dapat dilakukan dengan mudah karena Bibit punya keuntungan likuiditas, berupa kemudahan transaksi baik saat menjual maupun membeli.
Namun, tidak jarang para investor yang sudah terlanjur mengklik tombol “Jual” di Bibit, ingin membatalkan penjualannya dengan alasan beragam. Mulai dari ingin terus top up sampai dana yang terkumpul lebih besar. Hingga merasa belum saatnya menjual, entah itu karena harganya belum naik secara signifikan atau justru harga reksadana sedang turun.
Bagaimana dengan yang sudah terlanjur menjual reksadana di Bibit? Bisakah membatalkan penjualan di aplikasi Bibit?
Berbeda dengan saat sudah membeli reksadana di aplikasi Bibit dengan klik tombol “top up”, menjual reksadana di Bibit tidak bisa dibatalkan.
Sangat disayangkan jika kamu membatalkannya, ada beberapa yang bisa menolong agar kejadian menjual reksadana tidak berujung menjadi penyesalan.
Pertimbangkan Matang-matang Sebelum Menjual Reksadana di Bibit
Untung reksadana didapat saat kamu menjual reksadana dengan performa baik. Itu sudah mutlak dan tak dapat diubah. Namun, sebelum kamu mau menjual dan mengklik tombol “jual” di Bibit, sebaiknya pertimbangkan dulu kenapa kamu menjual reksadana tersebut.
Apakah karena memang harganya sedang turun sehingga bikin kamu galau dan khawatir reksadana akan terus menurun? Kalau alasannya demikian, urungkan niatmu menjual reksadana! Pasalnya, reksadana yang turun, seiring berjalannya waktu akan naik kembali. Kamu “hanya” perlu bersabar. Selain itu, tidak menjual reksadana saat harganya turun juga akan menghindarkan kamu dari kerugian.
Baca juga: Tips dan Trik Menghindari Kerugian dalam Investasi Reksadana
Kemudian, kalau memang performanya sedang baik alias mengalami kenaikan. Tanyakan pada diri, “Lo, bener mau jual reksadana ini?” Buat apa? Ada keperluan mendadak?”
Apabila jawabannya iya, Oke! Jual saja tidak apa-apa! Namun, kalau jawabannya tidak ada. Baiknya ditahan dulu mengingat, reksadana dengan performa baik, umumnya akan terus mengalami kenaikan. Nah!
Apa Tujuan Investasimu? Apakah Sudah Terwujud?
Jawab juga hal ini sebelum menjual reksadana di Bibit dan kadung tidak bisa membatalkannya. Setiap investor punya tujuan berbeda saat investasi reksadana. Mau buat menikah, beli barang favorit, traveling, umroh, dan sebagainya. Kalau nilai investasi reksadanamu belum sampai target untuk mewujudkan tujuan investasi, kenapa juga harus dijual? Sayang tau. Lebih baik tunggu sampai sudah mencapai target, baru dijual. Hal ini penting agar tidak ada penyesalan saat menjual reksadana, ya.
Kesimpulannya, pertimbangkan matang-matang sebelum menjual reksadana di Bibit, ya. Walau kamu bisa menjual reksadana di Bibit kapan saja dan di mana saja, setelah klik tombol “jual”, kamu tidak dapat membatalkannya.