Dalam investasi apapun termasuk investasi reksadana dikenal istilah “Portofolio”. Bukan portofolio karya untuk keperluan melamar kerja, ya. Melainkan portofolio investasi di mana instrumen-instrumen investasi ditempatkan.
Portofolio penting untuk memastikan penempatan dana di berbagai instrumen. Dengan portofolio juga kita dapat memantau performa investasi, bagaimana perkembangannya dari waktu ke waktu. Apakah mengalami kenaikan yang signifikan atau malah sebaliknya, mengalami penurunan.
Investasi reksadana di Bibit misalnya. Portofolio bisa berupa tujuan (goals) investasi. Dengan kata lain, investor dapat membuat portofolio sesuai tujuan investasinya, seperti dana darurat, dana pensiun, traveling, beli gadget, pendidikan, atau apa pun itu.
Berdasarkan hal ini, portofolio di Bibit bisa dianggap sebagai “alat bantu” untuk mewujudkan tujuan-tujuan investor. Bagaimana cara membuat portofolio di Bibit? Dan berapa nilai portofolio kamu di Bibit saat sudah mengisinya dengan produk reksadana pilihan?
Jawaban untuk pertanyaan pertama, mudah saja. Kamu cukup klik menu “Portofolio” lalu pilih “Tambah Portofolio”.
Setelah klik “Tambah Portofolio” akan muncul banyak pilihan portofolio yang sudah disediakan Bibit, antara lain Pendidikan, Pernikahan, Umroh, Gadget, sampai Pensiun. Atau kamu mau bikin portofolio sesuai dengan keinginan sendiri? Bisa!
Pilih saja tab “Lainnya” maka akan muncul perintah untuk memberikan nama portofolio reksadamu. Pada tahap ini, kamu bebas menamainya.
Tahap memberi nama portofolio reksadana di Bibit sudah dilakukan. Terus apa lagi? Saatnya kamu tentukan berapa dana yang harus terkumpul untuk mewujudkan tujuan investasi melalui portofolio reksadanamu, lengkap dengan kapan target tersebut harus tercapai. Seru, bukan?
Jadi, investasi reksadana di Bibit, bukan sekadar investasi. Namun, aktivitas menyenangkan untuk mencari cuan dengan tujuan dan target yang jelas. Baca lebih lengkap menambah portofolio Bibit DI SINI ya.
Baca juga: Cara Membangun Portofolio Reksadana yang Tepat untuk Keuntungan Optimal
Berapa nilai portofolio reksadana kamu di Bibit?
Untuk pertanyaan kedua, berapa nilai portofolio reksadana kamu di Bibit ketika sudah berinvestasi reksadana di Bibit? Jawaban untuk pertanyaan ini bergantung pada seberapa besar dana yang kamu setorkan. Sudah lazim diketahui ada berapa tipe reksadana di Bibit dengan karakter berbeda. Sebut saja reksadana saham, reksadana obligasi, dan reksadana pasar uang.
Mengisi Portofolio Reksadana di Bibit
Kalau kamu mengisi portofoliomu dengan reksadana saham, potensi keuntungannya memang besar. Hanya, perlu diingat juga bahwa reksadana saham itu cukup berisiko karena sangat fluid. Nilai reksadana saham bisa naik seketika dan turun dengan cepat setiap waktu. Pilihan lainnya, ada reksadana obligasi dan reksadana pasar uang.
Kedua reksadana itu lebih rendah risikonya dibanding reksadana saham. Akan tetapi, keuntungannya pun tidak sebesar reksadana saham. Lantas, bagaimana solusinya?
Bibit menawarkan strategi berupa diversifikasi. Sebuah metode untuk menggabungkan tipe reksadana berbeda di dalam satu portofolio dengan tujuan memimalisir risiko. Jadi, di dalam satu portofolio terdapat tiga jenis reksadana berbeda, yaitu saham, obligasi, dan pasar uang.
Baca juga: 3 Cara Efektif Memilih Reksadana yang Menguntungkan
Saat strategi ini dipraktikkan, jika suatu saat salah satu reksadanamu mengalami penurunan, reksadana lainnya akan “menambal” kerugian tersebut. Sehingga dana yang kamu setorkan tidak terjun secara drastis. Bagaimana kalau semua reksadana mengalami penurunan dalam satu portofolio? Hal ini sangat jarang terjadi. Bahkan reksadana pasar uang nyaris tidak pernah turun nilainya alias selalu naik.
Itulah manfaat membuat portofolio dengan komposisi reksadana yang berbeda. Kesimpulannya, nilai portofolio reksadana kamu di Bibit bergantung kepada seberapa besar dana yang kamu alokasikan. Selai itu, Bibit pun tidak membatasi berapa maksimal setoran dana.
Bagaimana sudah terjawab, ya? So, mau diisi tujuan (goals) apa aja ini portofolio kamu di Bibit?