Suatu ketika, sebut saja namanya Agus (bukan nama sebenarnya) membeli jenis produk reksadana, mulai dari reksadana saham, reksadana pasar uang, dan reksadana obligasi sebagai portofolio investasinya. Di sebuah momen, reksadana saham yang ia miliki “kebakaran” karena pasar bursa sedang lesu.
Agus yang masih pemula cukup panik karena portofolionya tiba-tiba memerah. Namun, kekhawatiran tersebut segera sirna karena reksadana lain di dalam portofolio investasinya masih hijau.
Ilustrasi ini hanya melibatkan satu orang. Walau demikian, kemungkinan besar ada banyak investor yang berinvestasi reksadana pernah mengalaminya. Inilah strategi diversifikasi, yaitu membuat portofolio lebih beragam dengan komposisi aset yang berbeda. Tujuannya, tak lain dan tak bukan, untuk meminimalisasi kerugian.
Jadi, lebih baik fokus pada 1 produk reksadana atau membaginya ke beberapa produk? Mengacu ke narasi di atas, membagi portofolio investasi ke dalam beberapa produk reksadana tentu saja lebih bagus. Lantas, apa itu artinya fokus pada 1 (satu) produk reksadana tidak bagus?
Tidak begitu konsepnya, Sobit. Karena faktanya, fokus pada satu produk reksadana pun punya keunggulan tersendiri.
Dengan satu produk reksadana dalam portofolio, kamu bisa fokus dan mencurahkan segala hal ke produk reksadana tersebut untuk memperoleh keuntungan. Selain itu, fokus pada satu produk reksadana juga membuat perkembangan reksadana jadi lebih mudah diikuti. Begitu pula saat kamu ingin belajar menganalisis perkembangan reksadana.
Pasalnya, saat punya satu produk, kamu bisa mencari informasi terkait Manajer Investasi yang menjualnya, berapa expense ratio, kisaran return (CAGR), risiko, max dropdown, dan lain sebagainya.
Hanya memang, saat kerugian terjadi, itulah semua yang kamu dapat alias tidak ada back up dari reksadana jenis lain untuk menjaga kinerja portofolio investasi. Karena itu, kalau ingin fokus pada satu produk reksadana, kamu sudah harus siap menerima risiko rugi.
Jadi, Sebaiknya Pilih Mana?
Pertanyaan, lebih baik fokus pada 1 produk reksadana atau membaginya ke beberapa produk, bukan perkara benar dan salah. Dua-duanya bisa jadi benar karena setiap investor punya kecenderungan psikologis berbeda-beda.
Namun, untuk investor pemula lebih disarankan membagi portofolio ke beberapa produk reksadana. Di Bibit hal ini bisa dilakukan dengan lebih mudah karena Bibit punya fitur Robo Advisor yang akan memberikan rekomendasi reksadana terbaik, sesuai dengan tujuan, pendapatan, dan profil risiko investasi.
Dengan demikian, kamu tidak perlu bingung memilih reksadana mana yang paling cocok dan bagus. Tetapi serahkan semua tugas itu pada Robo Advisor di aplikasi Bibit.
Yuk, mulai investasi reksadana di Bibit. Download aplikasi Bibit melalui AppStore ataupun Google Play di ponsel pintarmu sekarang juga!