Berapa Perbandingan Bunga Deposito BCA dengan Reksadana Pasar Uang?

Kamu yang sudah memiliki rekening bank dan sudah familiar dengan transaksi perbankan, tentu sudah tidak asing dengan istilah “deposito”. Namun, meski sudah sering mendengar, belum tentu banyak yang sudah paham apa itu deposito. Lebih-lebih, perbedaannya dengan tabungan cukup bikin kepala pusing.

Berbeda dengan produk tabungan untuk menyetor sejumlah uang secara rutin, deposito tidak bisa demikian. Di dalam deposito, kamu biasanya diwajibkan menyetor uang dalam jumlah cukup besar di awal dan bisa mendapatkan bunga dari uang yang kamu depositkan tersebut.

Masalahnya, kamu tidak dapat mengambil uang tersebut dalam jangka waktu tertentu. Artinya, depositomu itu baru bisa diambil sesuai kesepakatan dengan pihak bank, apakah itu dalam jangka waktu 1, 3, 6, 12, atau 24 bulan. Bergantung pada kesepakatan di awal. Hanya saja, enaknya bunga depositomu bisa masuk ke rekening kamu setiap bulan tanpa harus mengurangi nilai uang deposito.

Berdasarkan penjelasan ini, tidak heran jika kemudian deposito termasuk instrumen investasi. Karena di sini kita menginvestasikan sejumlah uang, dengan mengambil hasil (return) dari bunga.

Bagaimana perbandingan antara deposito dan reksadana pasar uang?

Terutama bunga deposito BCA, sebagai salah satu bank swasta terbesar dan sahamnya sering menjadi acuan di pasar modal.

BACA DI SINI: Kenapa saham BCA selalu jadi incaran para investor?

Berdasarkan informasi yang disajikan Kontan per tanggal 03 November 2020, bunga deposito BCA adalah 3,25% untuk tenor 1, 3, 6, 12 bulan. Meski bunga deposito BCA terhitung tidak begitu besar, BCA termasuk bank yang menyediakan produk deposito dalam berbagai mata uang.

Melansir dari situs resminya, www.bca.co.id, ada 9 mata uang yang bisa dipilih yaitu Rupiah, USD, SGD (Singapore Dollar), Hongkong Dollar (HKD), Australia Dollar (AUD) Yen (JPY), Pound sterling (GBP), Euro (EUR), dan China Yuan (CNH). Adapun minimal setor deposito BCA untuk rupiah adalah minimal Rp8.000.000. Sementara untuk mata uang asing berturut-turut: USD 1.000, SGD 2.000, HKD 8.000, AUD 2.000, JPY 150000, GBP 1.000, EUR 1.000, dan CNH 7.000.

BACA DI SINI: 3 cara mudah transaksi dengan BCA Online

Sementara untuk reksadana pasar uang, kalau perbandingannya perbulan, bunga deposito BCA lebih besar. Kita ambil contoh salah satu produk reksadana di Bibit, yaitu Sucorinvest Sharia Money Market. Hingga artikel ditulis reksadana tersebut memiliki bunga 0,54%. Akan tetapi, uniknya reksadana pasar uang adalah peningkatan imbal hasil (return) yang konstan setiap waktu.

Sucorinvest Sharia Money Market ini bisa menjadi contoh. Dalam tiga bulan, bunganya meningkat menjadi 1,55% dan saat mencapai satu tahun, bunganya meningkat sangat signifikan menjadi 5,72%. Oleh sebab itu, reksadana pasar uang bisa dikatakan cocok untuk investor yang punya tujuan finansial jangka panjang. Sebab, semakin lama jangka waktu yang digunakan untuk investasi, semakin besar keuntungan yang didapat.

BACA DI SINI: Tips dan trik investasi reksadana biar cuan

Bukan bermaksud mengesampingkan bunga deposito BCA, namun kenyataannya investasi di reksadana memang lebih mudah. Pertama, kamu tidak perlu datang ke bank untuk mendaftar. Cukup bermodal aplikasi, kamu sudah bisa investasi reksadana seperti di aplikasi Bibit.

Kedua, kamu tidak memerlukan dana yang besar untuk memulai investasi. Punya dana hanya Rp100.000 pun kamu sudah bisa investasi, misalnya membeli reksadana pasar uang Sucorinvest Sharia Money Market di aplikasi Bibit yang dapat kamu download di Google Play maupun AppStore.

Ketiga, dana dan keuntungan bisa diambil kapan saja alias tidak memiliki jangka waktu. Beda dengan deposito yang harus mematuhi perjanjian penarikan dana dalam jangka waktu tertentu. Kalau kamu lalai, kamu bisa kena penalti berupa pemotongan sejumlah dana.

Pertimbangan Dalam Memilih Reksadana Atau Deposito

Ada 2 hal dasar yang harus kamu perhatikan dalam memilih sebuah instrumen investasi, yaitu keuntungan dan tingkat risikonya. Namun kebanyakan investor apalagi yang masih pemula banyak yang mengabaikan tingkat risiko dan hanya berfokus pada segi potensi keuntungannya. Akibat dari kesalahan ini tentu menimbulkan pemilihan jenis instrumen investasi yang kurang tepat.

Demikian pula dengan reksadana dan deposito, kamu wajib mengenali kedua instrumen investasi tersebut sebelum memilih salah satunya. Penjelasan sederhana di atas sebenarnya sudah cukup memberikanmu gambaran singkat tentang kedua jenis investasi ini. Nah, berikut ini tambahan mengenai perbedaan yang ada dari reksadana dan deposito:

·         Fleksibilitas

Sudah Bibit jelaskan sebelumnya bahwa mekanisme bila kamu menyimpan dana dalam rekening deposito, dana tersebut tidak bisa kamu ambil sampai dengan waktu yang telah disepakati bersama. Dengan demikian bisa kita ambil kesimpulan bahwa fleksibilitas deposito terbilang rendah.

Sementara itu reksadana kebalikan dari deposito, yakni memiliki flesibilitas yang tinggi. Kenapa bisa begitu? Sebab kamu bisa melakukan pembelian dan penjualan kembali di waktu kapanpun yang kamu mau. Transaksi jual belinya juga tidak ada pengenaan biaya, dengan alasan ini semakin memperkuat bahwa fleksibilitas dari reksadana ini tinggi.

·         Penempatan Dana Investor

Dalam berinvestasi deposito dana nasabah hanya akan disimpan ada bank penerbitnya saja. Sehingga kemudahan pencairan dana akhir deposito kamu tergantung pada kondisi bank penerbit itu. Namun tenang saja, sebab semua bank yang menerbitkan deposito sudah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jadi keamanannya cukup terjamin.

Sedangkan untuk reksadana, dana investasimu akan masuk ke bank kustodian dan akan manajer investasi sebarkan ke sejumlah instrumen investasi. Penyebaran ini kita kenal sebagai diversifikasi yang manajer investasi lakukan sesuai pilihan produk reksadana yang kamu pilih. Maksud dari tindakan ini tentunya untuk meminimalisir risiko yang akan kamu tanggung.

·         Sifat Keuntungan

Deposito memiliki keuntungan berbentuk tetap (fixed), jadi setiap tahunnya kamu akan menerima keuntungan yang tetap dari bank melalui rekening deposito. Besaran dari suku bunga deposito ini tentunya lebih besar dari suku bunga tabungan biasa dan sesuai regulasi LPS.

Untuk reksadana keuntungannya lebih bersifat fluktuatif, maksudnya yaitu bisa berubah-ubah. Fluktuasi keuntungan reksadana dipengaruhi oleh berbagai hal dan kamu tidak bisa mengatur besaran keuntungan maupun kerugian reksadana di awal investasinya. Jadi secara tingkat risiko, reksadana ini lebih tinggi daripada deposito, tapi potensi keuntungannya tentunya juga lebih besar.

·         Pengenaan Pajak

Investasi Reksadana memiliki pengenaan pajak yang wajib kamu bayar sebagai pemilik dana investasi. Jenis pajaknya adalah pajak final dan besarannya sendiri adalah 20%, mekanisme pemotongannya pada saat jatuh tempo periode deposito itu berakhir. Jadi keuntungan bersih investasimu adalah 80% dari keuntungan kotor.

Reksadana lebih enak daripada deposito, karena instrumen investasi ini tidak pemerintah kenakan pajak sepeserpun dari keuntungannya. Ini karena keuntungan investasi reksadana bukan merupakan objek pajak. Jadi pajak dalam reksadana itu manajer investasi yang menanggungnya sebagai pihak yang menjalankan reksadana tersebut.

Jadi, mau investasi deposito atau reksadana nih? Apapun pilihanmu, pastikan memilih instrumen investasi yang cocok, sesuai dengan tujuan keuangan dan kemampuan ya. Berikut sekilas berita mengenai indeks keyakinan konsumen yang menurun yang bisa kamu baca di sini. Yuk mulai investasi.