Bagaimana Cara Dapat Untung dari Reksa Dana?

Reksa dana adalah satu investasi yang paling diminati saat ini. Produk investasi ini mampu menjembatani investor pemula dan pasar bursa yang terkesan lebih identik dengan saham dan obligasi. Bisnis.com mencatat, sepanjang tahun 2023 AUM industri reksa dana mengalami fluktuasi yang cukup signifikan, dengan level tertinggi menyentuh Rp520,1 triliun pada Juli 2023, dan level terendah di Rp496,27 triliun pada November 2023.

Setali tiga uang, investor reksa dana pun merangkak naik. Berdasarkan PT KSEI, per September 2022 jumlah investor reksa dana baru mencapai 9.090.977 orang. Lebih dari satu tahun kemudian, Investor reksa dana meningkat menjadi 11,42 juta orang per 22 Januari 2024, seperti diberitakan CNBC Indonesia.

Mengapa reksa dana begitu diminati? Jawabannya tidak akan jauh-jauh dari kemudahan, antara lain investasi reksa dana dapat dilakukan secara online via aplikasi dan bisa dimulai dengan modal terjangkau, mulai dari Rp10.000. Kedua hal ini mendorong demokratisasi investasi, selain juga memperluas jangkauan reksa dana ke berbagai kalangan. 

Namun, apakah reksa dana menguntungkan? Kalau iya, bagaimana cara dapat untung dari reksa dana? 

Cara dapat untung dari reksa dana

Cara Dapat Untung dari Reksa Dana

Banyak yang meyakini bahwa investasi reksa dana cukup “didiamkan”. Artinya, tidak perlu repot-repot menganalisis pasar untuk mencari momen terbaik dalam membeli dan menjual reksa dana. Ya, ini ada benarnya. Karena tugas menganalisis pasar dan menempatkan dana ke efek-efek seperti saham, obligasi, dan pasar uang sudah menjadi tugas Manajer Investasi. Namun, untuk membeli dan menjual reksa dana tidak berlaku demikian karena ini tetap menjadi tugas investor: kita, kamu, iya kamu.  Lalu, bagaimana cara dapat untung dari reksa dana? Nah, jawaban akan pertanyaan ini tidak jauh-jauh dengan semua hal itu. Lebih dari itu, ada juga tips dan strategi yang bisa diterapkan agar reksa dana mu nantinya cuan. Yuk, langsung simak.

1. Kenali Jenis Keuntungan Tiap Reksadana

Keuntungan investasi reksa dana adalah capital gain, yaitu peningkatan modal yang diinvestasikan pada setiap produk reksadana. Menariknya, ada beberapa tipe reksadana dengan tingkat return (keuntungan) berbeda-beda.

Reksadana saham misalnya. Reksadana ini dikenal menjanjikan keuntungan yang besar bisa lebih dari 10-20% pertahun. Namun, jangan lupakan juga risikonya yang tinggi. Lalu ada reksadana pasar uang yang minim risiko dan reksadana obligasi yang berkarakter moderat.  Dengan mengetahui tiap-tiap reksadana kamu jadi bisa menentukan kira-kira reksadana mana yang sesuai dengan profil investasi dan kemampuan keuangan 

2. Sesuaikan dengan Tujuan Keuangan

Ada investor yang berinvestasi untuk tujuan jangka pendek, ada pula yang bertujuan jangka panjang demi mewujudkan goals tertentu. Saat kamu punya tujuan investasi jangka pendek, sebaiknya tidak memilih reksadana saham lantaran fluktuasinya yang tinggi. Sementara investasi jangka pendek, misalnya untuk menabung dan “menyelamatkan uang” lebih cocok reksadana pasar uang yang stabil. Saat sudah menyesuaikan tujuan keuangan dengan jenis reksadana, saatnya menerapkan strategi reksadana lanjutan.

3. Strategi Nabung Rutin atau DCA

Dollar Cost Averaging

DCA singkatan dari Dollar Cost Averaging. Sederhananya, DCA adalah menabung atau investasi rutin ke suatu produk investasi. Strategi ini bisa kamu terapkan dalam reksadana dengan mengabaikan fluktuasi atau naik-turunnya nilai instrumen tersebut. Berbekal keyakinan bahwa pada akhirnya tipe reksadana apa pun akan mengalami kenaikan, DCA cocok buat investor berpenghasilan rutin. Untuk investor pemula sebaiknya memilih reksadana pasar uang dan obligasi saat akan mempraktikkan strategi reksadana ini.

4. Strategi Lumpsum

Strategi reksadana ini kebalikan dari DCA, yaitu strategi untuk menginvestasikan seluruh dana yang kamu miliki, tanpa menambah lagi nilainya (top up) dalam periode tertentu. Strategi lump sum dekat dengan aktivitas trading di mana kamu membeli saat harga unit reksadana turun dalam jumlah besar. Tahan beberapa waktu, kemudian kamu jual lagi saat nilainya naik. Untuk menerapkan lumpsum memerlukan dana yang tidak sedikit. Selain itu kamu juga harus sudah mampu menganalisis pasar dan memprediksi merket timing. Kapan saat yang tepat untuk beli, dan kapan saat yang pas buat jual.

5. Strategi Average Up

Strategi ini sebenarnya lebih dikenal dalam investasi saham. Sederhananya, membeli saham secara bertahap demi memaksimalkan keuntungan. Namun, dalam reksadana strategi average up ini juga dapat dipraktikkan lhp. Contohnya kamu sudah punya 1.000 unit reksadana saham A dengan nilai per unitnya Rp500. Setengah tahun kemudian, nilai unitnya naik menjadi Rp1.000. Bukannya menjual, kamu malah menambah kepemilikan reksadana saham A dengan top up. Setahun kemudian, nilai unit reksadana tersebut naik lagi menjadi Rp1.500. Pada saat itu kamu baru memutuskan menjual seluruh reksadana saham A yang dimiliki. Seluruh proses ini merupakan penerapan strategi reksadana average up.

6. Systematic Investment Plan

Terdengar kurang familiar? Ya, strategi ini memang baru belakangan ini banyak diperbincangkan. Pasalnya, SIP tidak bisa terlepas dari perkembangan dunia keuangan digital yang semakin canggih.  Menurut India Times, Systematic Investment Plan (SIP) adalah strategi investasi di mana investor menginvestasikan jumlah uang dengan nominal yang sama ke reksa dana tertentu secara berkala. Dengan dukungan teknologi finansial saat ini, SIP menawarkan kemudahan lebih karena investasi reksa dana dilakukan secara otomatis dengan metode autodebet. 

Artinya, kamu cukup memastikan dana tersedia di Rekening Dana Nasabah atau e-wallet, dana tersebut pun akan langsung terdebet untuk investasi reksa dana. Hal ini tentu akan menumbuhkan disiplin investasi dan konsistensi,  namun, yang paling penting adalah investor akan semakin fokus terhadap goals investasi yang ingin dicapai. 

Baca Juga: Cara Mudah Investasi Reksa Dana, Ini Langkah-langkahnya Agar Cuan

Cara Menggunakan Fitur SIP di Bibit

Bibit SIP Systematic Investment Plan

Fitur SIP Bibit hadir untuk memudahkan para investor dalam upaya mencapai berbagai tujuan investasi. Lalu, bagaimana menggunakan fitur SIP di Bibit? Berikut langkah-langkahnya. 

  • Klik SIP pada homepage

  • Pilih portofolio goals

  • Pilih reksa dana yang kamu mau

  • Isi nilai investasimu

  • Atur jadwal investasi rutin

  • Otomatis terdebit dari RDN Wallet, GoPay, Bank Jago 

Tutorial Cara Pakai SIP di Aplikasi Bibit

Beberapa strategi investasi sebagai cara dapat untuk dari reksa dana sudah dibahas. Saatnya kita menentukan produk reksa dana yang mau di beli via aplikasi Bibit. Daftarnya bisa kamu cek di sini

[DAPATKAN UNTUNG REKSA DANA DI BIBIT