Kebiasaan Anak Milenial yang Membuat Sulit untuk Menabung

Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2018, dari total populasi Indonesia sebesar 265 juta jiwa, milenial Indonesia atau penduduk berusia 20 sampai 35 tahun berjumlah 63 juta jiwa. Besarnya jumlah penduduk milenial saat ini menjadi tantangan dan peluang bagi Indonesia. Kuncinya adalah memahami perilaku milenial dan mendorong mereka agar menjadi roda penggerak ekonomi Indonesia. 

Tapi, seperti apa perilaku dan minat milenial di Indonesia terutama dalam mengatur keuangan? Apa saja fakta kebiasaan anak milenial? Ternyata salah satunya sulit menabung. Kenapa?

Lebih Dari Setengah Pendapatan Habis untuk Biaya Bulanan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh perusahaan Luno dan Dalia Research kepada 7.000 responden dengan rentan usia 23-28 tahun, maka diperoleh hasil sebanyak 69 persen diantaranya tidak menabung bahkan berinvestasi. Mereka sudah kehabisan uang karena memenuhi kebutuhan bulanan.

Alokasi terbesar dari pendapatan para milenial, sekitar 51,1 persen mereka habiskan untuk kebutuhan bulanan. Belanja bulanan adalah sesuatu yang tak terhindarkan karena berisi pemenuhan kebutuhan yang rutin. Hasil survei menunjukkan, milenial sebenarnya cukup konsumtif menggunakan uang untuk keperluan rutin.

Berdasarkan survei, sebagian besar milenial mengaku gaji mereka habis lebih setengah hanya untuk membayar kebutuhan bulanan ini. Itulah mengapa, mereka sering mengatakan tidak sanggup lagi menabung atau mencicil rumah, mobil, atau benda kebutuhan sekunder.

Baca juga artikel Ciri-Ciri Generasi Milenial di sini 

Pengeluaran Terbesar untuk Hiburan

Studi terbaru mencatat kalau generasi milenial lebih sulit untuk mengembangkan kebiasaan menabung, karena generasi milenial lebih banyak menghabiskan uang untuk hiburan.Jenis hiburan yang paling banyak dikonsumsi para milenial adalah menonton bioskop, gadget dan makan di restoran,makan di luar dengan rata-rata lima kali dalam seminggu.

Gaya hidup generasi milenial adalah mementingkan kebutuhan sekunder. Biasanya, generasi milenial cenderung lihat handphone keluaran baru. Hal ini yang membuat uang mereka terus terpakai dan belum sempat disimpan atau ditabung. Selain itu, di era digital seperti sekarang kebiasaan anak milenial lainnya adalah kemudahan transaksi non-tunai membuat milenial mudah mengeluarkan uang dari rekeningnya. 

Tidak Bisa Membedakan Kebutuhan dan Keinginan

Kebiasaan anak milenial yang paling menonjol salah satunya adalah memiliki banyak kebutuhan dan keinginan yang menuntut untuk dipenuhi. Banyak pula dari kaum muda yang tidak bisa membedakan antara keinginan atau kebutuhan. Hal ini tentunya akan menyebabkan pengeluaran membengkak di kemudian hari. 

Kamu harus paham bedanya antara kebutuhan dengan keinginan. Kebutuhan adalah yang jika tidak ada benda atau hal tersebut kamu tidak bisa hidup atau menyebabkan aktivitas yang kamu lakukan terhambat misal makanan, keperluan sehari-hari seperti keperluan mandi, keperluan membersihkan rumah dan lainnya. 

Sedangkan keinginan adalah yang jika hal atau benda tersebut tidak dimiliki, tidak dipenuhi sekalipun, bukan menjadi halangan dalam aktivitas yang kamu lakukan, misal seperti baju bermerk, handphone yang barang mahal lainnya.

Dalam memenuhi kebutuhan pun juga harus disesuaikan dengan budget yang ada, misalkan untuk makan, jangan makan makanan yang terlalu mahal jika kalian merasa uang yang kalian miliki tidak mencukupi untuk memenuhinya.

Mulai pilih kebutuhan untuk masa depanmu, cari cara mudah untuk kamu bisa mulai menabung, hilangkan kebiasaan susah menabung. Yuk, hilangkan kebiasaan anak milenial di atas tadi, mulai menjadi milenial yang bisa menabung, karena menabung sekarang bisa lebih mudah dengan kamu mulai investasi di Bibit.id, kamu bisa bayar pakai Go-pay yang penting mulai!