Investasi adalah salah satu strategi kita untuk menghadapi adanya kenaikan inflasi yang terjadi setiap tahunnya. Apalagi seperti yang dikutip dari website resmi BPS tingkat inflasi juni 2022 terhadap juni 2021 sebesar 4,35%. Melakukan investasi merupakan suatu cara merencanakan sekaligus mengamankan kondisi keuangan kamu pada masa yang akan datang. Dengan adanya kesadaran finansial, khususnya investasi. Diharapkan investor memahami kelebihan investasi yang bisa memberikan manfaat investor imbal balik ataupun keuntungan yang cukup besar.
Untuk itu dalam proses memilih instrumen investasi tentu kita tidak boleh asal-asalan. Karena perlu diketahui bahwa setiap produk investasi mempunyai risiko yang berbeda-beda pula. Baiknya kamu bisa meriset dan mempelajari terlebih dahulu mengenai masing-masing jenis produk investasi agar tidak terjerumus pada investasi yang kurang tepat.
Pertama kenali dulu bagaimana profil, kemampuan dan kondisi finansialmu, karena setiap individu pasti mempunyai situasi yang berbeda-beda. Bila saat ini kamu masih awam dengan dunia investasi alangkah baiknya memulai dengan berinvestasi pada instrumen investasi yang mempunyai risiko rendah.
Salah satu instrumen yang dipertimbangkan menjadi pilihan tepat adalah SBN (Surat Berharga Negara). Karena selain rendah risiko, SBN juga bisa menguntungkan dan mudah dalam proses pembeliannya. Berikut ulasan singkat mengenai apa itu Surat Berharga Negara.
SBN merupakan suatu program investasi dari pemerintah untuk membangun negara dengan tujuan meningkatkan perekonomian. Produk investasi ini diterbitkan oleh pemerintah sehingga keamanannya sangat terjamin secara hukum yang telah tertuang dalam undang-undang.
Program ini menyasar kalangan ritel agar bisa turut berpartisipasi dalam pendanaan pembangunan negara Republik Indonesia. Logika sederhananya, kamu sebagai warga negara Indonesia bisa meminjamkan atau berinvestasi sejumlah dana ke pemerintah dalam jangka waktu tertentu.
Produk Surat Berharga Negara juga menawarkan imbal hasil yang biasanya lebih besar daripada instrumen investasi yang lain. Imbal hasil tersebut akan diberikan setiap bulannya ke rekening investor. Sementara itu untuk pokok pinjaman atau investasinya akan dikembalikan atau dibayarkan bersamaan dengan imbal hasil terakhir dari jangka waktu SBN.
Baca juga: Selain Investasi Paling Aman, Ini 5 Alasan Orang Perlu Memiliki Surat Berharga Negara
Secara garis besar Surat Berharga Negara terdiri dari dua jenis mekanisme, yaitu SBN konvensional serta SBN syariah. Apakah kamu sudah tahu perbedaannya ? Mari untuk lebih jelas memahami mengenai jenis-jenis SBN, bisa kita simak penjelasan singkat berikut ini.
Prinsip Pengelolaan SBN
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya bahwa SBN terdiri dari dua prinsip pengelolaan yaitu SBN konvensional dan SBN syariah. Jenis instrument SBN konvensional merupakan SBN berbentuk surat utang negara. Pemilik produk atau investor SBN konvensional akan mendapatkan timbal balik berupa bunga setiap bulannya dan pemerintah akan membayar pokok pinjaman pada akhir periode.
Ini tentu jauh berbeda dengan produk SBN yang bersifat syariah, sejumlah investasi yang kamu bayarkan untuk membeli SBN syariah akan tercatat sebagai penyertaan aset negara. Para investor yang mempunyai kepemilikan SBN syariah memiliki status kepemilikan aset berwujud yang tujuannya disewakan kepada pemerintah. Investor ini mendapatkan uang sewa (ujrah) setiap bulannya sebagai imbal hasil rutin dari pemerintah.
Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai surat berharga negara apa saja yang bisa dijadikan investasi :
SBN Konvensional
SBN konvensional biasa disebut juga sebagai Surat Utang Negara (SUN). Ada dua jenis produk yang termasuk dalam SBN konvensional, yaitu :
1. Obligasi Negara Ritel (ORI)
Tujuan utama penerbitan ORI merupakan suatu bentuk kemudahan dari pemerintah kepada masyarakat untuk membeli instrumen investasi ini secara langsung. Pembelian pertama ini umumnya pada pasar perdana dengan menyertakan mitra distribusi. Namun ORI juga bisa diperjualbelikan dalam pasar sekunder. Mengapa begitu ? Karena ada potensi mendapatkan baik itu capital gain maupun capital loss selama masa kepemilikannya. Untuk investor pemula sebaiknya menyimpan produk ini sampai jatuh tempo bila memang masih mempunyai sifat konservatif.
Masyarakat bisa memiliki produk SBN ini mulai dari nominal minimal Rp 1 juta sampai dengan maksimal Rp 3 Miliar. ORI berbentuk tanpa warkat dengan imbal balik bunga fixed rate yang akan dibayarkan setiap bulan, dan pemerintah akan mengembalikan pokoknya dalam jangka waktu 3 tahun.
2. Saving Bond Ritel (SBR)
Produk SBN satu ini sangat mirip dengan tabungan. Maka SBR bisa menjadi pilihan tepat sebagai passive income. Karena SBR mempunyai kelebihan yang menarik, yaitu anggap saja kamu menabung namun setiap bulannya tabunganmu memberikan keuntungan juga. Sangat menggiurkan bukan produk SBN yang satu ini bagi para investor pemula.
SBR mulai bisa dibeli dengan nominal Rp 1 juta sampai dengan Rp 2 miliar. Produk ini juga diperjualbelikan pada pasar perdana namun tidak bisa diperjualbelikan pada pasar sekunder.
Sebagai gantinya ada fasilitas early redemption atau pencairan sebelum jatuh tempo, namun hanya bisa sebesar 50% dari total investasi kamu. Fasilitas ini bisa digunakan para investor setelah SBR berjalan selama satu tahun.
Perlu investor ketahui bahwa SBR mempunyai jangka waktu berbeda dengan ORI yaitu hanya 2 tahun. SBR juga menerapkan kupon floating with floor yang menjamin minimal besaran imbal balik akan tetap sama saat kesepakatan awal pembelian. Bahkan imbal hasil bisa meningkat sesuai suku bunga acuan.
SBN Syariah
1. Sukuk Ritel Indonesia (SR)
Suku Ritel mempunyai kemiripan dengan mekanisme ORI, perbedaannya SR pengelolaannya dengan unsur-unsur syariah. Maksudnya pada pembelian SR ini membutuhkan adanya akad (perjanjian atau kesepakatan). Sama seperti hal nya ORI, SR bisa diperjualbelikan pada pasar sekunder karena mempunyai potensi capital gain dan capital loss.
Kemiripan lainnya yaitu jangka waktunya selama 3 tahun. Masyarakat bisa membeli SR mulai dari Rp 1 juta. Kupon imbal hasil SR ini juga bersifat fixed rate, artinya besaran imbal hasil akan sama dari awal sampai jatuh tempo.
2. Sukuk Tabungan (ST)
Sama hal nya dengan SR sebelumnya, sukuk tabungan (ST) memiliki beberapa kesamaan dengan produk SBN lain yaitu SBR. Bedanya SBR dengan pengelolaan konvensional sedangkan ST dengan pengelolaan syariah. Salah satunya adanya akad dalam penerbitan kepemilikan aset negara yang tidak terdapat pada SBN konvensinal yaitu SBR.
Seperti SBR, ST ini hanya bisa dibeli dan didapatkan pada pasar perdana dan tidak bisa diperjualbelikan pada pasar sekunder. Karena tidak ada potensi capital gain dalam produk SBN yang satu ini. Investor bisa membeli ST melalui mitra distribusi dengan minimal pembelian senilai Rp 1 juta sampai dengan Rp 2 miliar. Kupon imbal hasilnya juga dengan mekanisme floating with floor.
Baca juga: SBN Siap Rilis Lagi, Lalu Apa Saja Metode Pembayaran Untuk Investasi SBN? Lihat Di Sini
Aplikasi Bibit Sebagai Mitra Distribusi
Bagaimana setelah membaca penjelasan singkat barusan ? Apakah kamu sudah mengerti dan memahami bagaimana produk-produk investasi SBN yang pemerintah tawarkan ?
Semua produk Surat Berharga Negara ini dibuat dengan tujuan mengajak para masyarakat termasuk kamu juga untuk dapat berpartisipasi dalam pembiayaan negara. Program pemerintah ini juga dapat menjadi ajang edukasi yang baik ke masyarakat luas. Mengapa begitu ? Tentunya agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang melek finansial akan pentingnya investasi bagi masa depan.
Bila banyak masyarakat yang menginvestasikan uangnya tentu akan berdampak baik pada kelangsungan ekonomi suatu negara. Apalagi ke dalam ranah untuk produk pembiayaan pembangunan infrastruktur dan kepentingan negara yang lainnya.
Baru-baru ini pemerintah akan menerbitkan lagi produk SBN pada Agustus 2022 ini. Produk SBN tersebut adalah SR017. Sukuk Ritel seri ke 17 ini akan mulai terbit pada periode 19 agustus sampai dengan 14 september 2022. Ayo catat tanggalnya untuk memiliki investasi yang selain aman juga mendapatkan passive income setiap bulannya. Segera miliki SR017 dengan aplikasi Bibit!