Salah satu tantangan yang harus dihadapi generasi milenial adalah bisa atau tidaknya dalam menabung di masa muda. Hal ini tidak lepas dari kehidupan yang identik dengan travelling, berbelanja, dan kegiatan yang cenderung boros lainnya. Maka, tidaklah heran kalau banyak yang ragu jika mereka bisa menabung sejak usia muda.tapi, justru di saat pandemi seperti ini, banyak yang mulai beralih untuk berinvestasi. Karena ditengah pandemi perekonomian yang tidak menentu, kita pasti butuh mempersiapkan masa depan, salah satunya dengan berinvestasi.
Banyak orang takut bahwa investasi akan menyebabkan kehilangan uang, investasi membutuhkan modal yang besar. Padahal ada beberapa instrumen investasi yang memiliki modal minim. Ketakutan selanjutnya adalah investasi itu rumit dan perlu pengetahuan khusus. Padahal investasi akan menjadi mudah jika kita mempelajari atau memantau investasi kita secara berkala. Investasi merupakan pilihan yang dapat kita manfaatkan dengan bijak. Oleh karena itu, penting bagi kita senantiasa belajar dan menggali informasi terlebih dahulu sebelum memulai investasi dalam bentuk apapun dan investasi yang aman.
Semua orang tentu berharap uang yang dikeluarkan untuk investasi tersimpan dengan aman. Namun seperti apa investasi yang aman tersebut? Berikut penjelasannya!
Tawaran Keuntungan yang Wajar
Salah satu ciri-ciri investasi yang aman, adalah tawaran keuntungan yang wajar. Bila kamu menemukan tempat investasi yang menjanjikan imbal hasil yang tinggi dalam waktu singkat, alangkah baiknya berhati-hati. Jangan cepat tergiur dengan janji keuntungan yang tidak wajar. Contohnya: tingkat keuntungan besar dan pasti tidak akan merugi (misal: 5% keuntungan dari nilai investasi per bulan). Imbal hasil wajar yang diperoleh dari beberapa produk investasi umum seperti surat utang, saham atau reksa dana biasanya berada pada angka 10 hingga 20 persen setiap tahunnya.
Kemudian, lembaga legal yang menawarkan investasi pasti paham benar dengan produk investasi yang mereka tawarkan. Calon pelanggan akan mendapat penjelasan secara rinci mengenai produk yang dimiliki. Paparan yang diberikan juga tidak mengambang dan jelas. Mulai dari besaran dana investasi, aliran dana hingga besar imbalan yang dapat diterima oleh investor.
Baca juga: Investasi Apa Saja yang Mudah dan Aman di Indonesia?
Jangan Mengabaikan Inflasi
Cara berinvestasi yang aman dan patut untuk dihindari, adalah tidak mengabaikan inflasi. Jika kamu mengabaikan inflasi dalam memilih sarana investasi jangka panjang, bisa jadi investasimu mengecil daya belinya. Menurut laporan dari Bank Indonesia, pada Agustus 2013, Indonesia mengalami inflasi sebesar 8.79% dan pada Juli 2013 8.61%. Artinya, jika kamu menanamkan uang di Bank BUMN Deposito yang memberikan bunga 5.46% untuk 1 tahun, atau bahkan di Bank Swasta non-devisa (yang terkenal dengan suku bunga yang tinggi) 7.21% untuk 1 tahun, kamu memiliki risiko inflasi yakni nilai tunai akan berkurang oleh inflasi.
Bagi mayoritas orang, investasi saham atau reksa dana adalah salah satu cara untuk bersaing dengan inflasi. Kamu perlu memperhatikan bahwa nilai saham bisa naik dan turun kapan saja. Hal itu karena saham investasi yang paling beresiko. Namun, saham memberikan potensi keuntungan yang paling besar dan telah secara konsisten melampaui inflasi sejak tahun 1940-an.
Pilih Tempat yang Aman untuk Investasi
Ketika kamu akan memulai untuk berinvestasi, sangat penting untuk mengevaluasi perusahaan yang kamu pilih sebagai tempat untuk berinvestasi. Jika kamu memiliki keinginan untuk berinvestasi di pasar saham, kamu perlu melakukan riset terhadap data perusahaan, manajemen perusahaan, dan prospek produk perusahaan tersebut. Maka dari itu kamu harus mengetahui ciri-ciri perusahaan investasi yang aman untuk berinvestasi.
Cara termudah yang dapat membantu mengetahui perusahaan tersebut aman atau tidak adalah dengan melihat apakah perusahaan yang bersangkutan sudah berada di bawah pengawasan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) atau belum, sehingga terbilang aman karena sudah mendapatkan pengawasan dari OJK. Pilih juga platform yang aman untuk investasi, seperti aplikasi Bibit, selain sudah terdaftar di OJK, aplikasi Bibit juga menyimpan uangmu dengan aman dan bisa kamu ambil kapan saja. Bibit terdaftar sebagai APERD (Agen Penjual Reksa Dana). Dengan artian, dana yang kamu investasikan tidak disimpan dan dikelola oleh BIBIT, melainkan akan langsung ditransfer ke rekening penampungan dana investor dari Manajer Investasi masing-masing reksa dana, dikelola oleh Manajer Investasi berlisensi OJK, dan aset investasi akan disimpan di Bank Kustodian. Dana kamu juga hanya dapat dicairkan ke rekening atas nama kamu.
Investasi yang aman bisa kamu lakukan di mana aja kan? Yuk, investasi sekarang agar masa depanmu terjamin!