Obligasi sebagai sebuah instrumen investasi sudah sering kita dengar. Salah satu produk investasi ini dikenal stabil dan bisa memberikan keuntungan secara berkala. Tak mengherankan jika obligasi kemudian kerap dioptimalkan untuk mendapatkan passive income.
Meski begitu, buat yang baru memulai investasi, obligasi bisa jadi terdengar asing. “Obligasi termasuk investasi apa sih?” Kira-kira seperti itu pertanyaan yang muncul di benak investor pemula. Daripada menduga-duga, yuk kita bahas pengertian, keuntungan, risiko, dan contoh-contoh obligasi.
Pengertian Obligasi
Dilansir dari situ sikapiuangmu.ojk.go.id, obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang dapat diperjualbelikan. Obligasi umumnya berisi janji dari pihak yang menerbitkan Efek untuk membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada akhir waktu yang telah ditentukan, kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Dari sisi return yang ditawarkan, obligasi merupakan salah satu investasi Efek berpendapatan tetap yang bertujuan untuk memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi yang relatif stabil dengan risiko yang relatif lebih stabil juga, terutama jika dibandingkan dengan saham yang dikenal turun-naik (fluktuatif).
Dari pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa obligasi termasuk dalam kategori investasi berupa surat utang. Dapat juga dikatakan kalau obligasi adalah instrumen keuangan yang mewakili pinjaman yang diberikan oleh investor kepada penerbit, seperti korporasi swasta dan pemerintah.
Jenis-Jenis Obligasi
Berdasarkan penerbitnya, obligasi terbagi menjadi ke dalam tiga jenis, yaitu:
1. Obligasi Pemerintah
Obligasi dalam bentuk Surat Utang Negara yang diterbitkan oleh Pemerintah RI. Pemerintah menerbitkan obligasi dengan kupon tetap (seri FR- Fixed Rate), obligasi dengan kupon variable (seri VR –Variable Rate) dan obligasi dengan prinsip syariah/ Sukuk Negara.
2. Obligasi Korporasi
Obligasi berupa surat utang yang diterbitkan oleh Korporasi Indonesia baik BUMN maupun korporasi lainnya. Sama seperti obligasi pemerintah, obligasi korporasi terbagi atas obligasi dengan kupon tetap, obligasi dengan kupon variabel dan obligasi dengan prinsip syariah. Ada Obligasi Korporasi yang telah diperingkat atau ada yang tidak diperingkat.
3. Obligasi Ritel
Obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah yang dijual kepada individu atau perseorangan melalui agen penjual yang ditunjuk oleh Pemerintah. Biasanya ada beberapa jenis yaitu ORI atau Sukuk Ritel.
Keuntungan Obligasi
Seorang investor pasti tidak mungkin mau berinvestasi, jika produk investasi yang dipilih tidak memiliki kelebihan atau keuntungan. Karena itu, setelah terjawab obligasi termasuk investasi apa, saatnya kita bahasa keuntungan obligasi.
1. Legal dan Aman
Obligasi adalah surat utang. Karena itu, jika saat suatu perusahaan yang menerbitkan obligasi tersebut mengalami kebangkrutan, pemegang obligasi akan diprioritaskan dibandingkan pemegang aset atau saham.
Lebih-lebih obligasi pemerintah. Kamu tak perlu khawatir akan keamanannya lantaran pembayaran pokok obligasi diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara atau UU Nomor 24 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.
2. Stabil dan Menguntungkan
Ya, semua investasi yang resmi dan sah umumnya menguntungkan. Tidak terkecuali obligasi yang menawarkan imbal hasil tetap sampai jatuh tempo. Dengan kata lain, dana yang kamu setorkan untuk membeli obligasi tidak akan berkurang. Bahkan, investor akan mendapatkan untung secara berkala dari kupon obligasi yang biasanya dibayarkan setiap bulan atau per enam bulan.
Tidak hanya itu, beberapa tipe obligasi pun dapat dijual atau cairkan sebelum jatuh tempo di pasar sekunder, seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SR), dan Obligasi FR (Fixed Rate). Jadi, saat memerlukan dana, kamu bisa menjualnya kapan saja dan di mana saja.
3. Bisa Dijadikan Agunan dan Pajak Relatif Rendah
Kepemilikan akan obligasi yang sah dan tercatat bisa dijadikan agunan saat memerlukan dana di bank. Keuntungan ini bisa menjadi solusi ketika kamu mungkin memerlukan dana segar untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Selain itu, pajak keuntungan obligasi pun lebih relatif lebih rendah, yaitu 10%. Dengan pajak yang lebih rendah tapi bunga keuntungan yang lebih besar dari rata-rata bunga deposito, obligasi bisa optimalkan untuk meraih passive income dan tujuan keuangan lainnya.
Baca Juga: Alasan Kenapa Obligasi Bisa Menjadi Passive Income yang Menarik
Risiko Obligasi
Ada keuntungan yang ditawarkan, ada pula risiko. Itulah investasi termasuk dalam investasi obligasi. Dilansir dari berbagai sumber, berikut risiko-risiko obligasi yang perlu kamu ketahui.
1. Risiko Likuiditas
Risiko ini muncul saat investor ingin menjual obligasi yang dimilikinya, tetapi menghadapi kesulitan untuk menjualnya dengan harga yang wajar dan cepat di pasar sekunder.
2. Risiko Gagal Bayar (Default)
Risiko gagal bayar adalah kegagalan penerbit obligasi untuk memberikan tingkat bunga atau kupon kepada investor dalam jangka waktu yang telah disepakati. Secara umum, kemungkinan terjadinya risiko gagal bayar Risiko gagal bayar obligasi dapat terjadi pada emiten di luar pemerintah.
3. Risiko Inflasi
Risiko daya beli obligasi terkait dengan tingkat inflasi suatu negara. Peningkatan inflasi dapat menyebabkan penurunan daya beli obligasi, yang pada gilirannya bisa menurunkan tingkat suku bunga efektifnya.
4. Risiko Maturitas
Risiko maturitas dalam investasi obligasi menciptakan ketidakpastian terkait masa jatuh tempo. Meskipun risiko ini dapat terjadi baik pada perusahaan maupun negara sebagai penerbit obligasi, kemungkinannya lebih kecil pada obligasi negara.
Contoh-Contoh Obligasi
Setelah mengetahui obligasi termasuk investasi apa, pasti kamu penasaran apa saja contoh dan tipe obligasi. Langsung saja kita bahasa beberapa obligasi yang umum diperjual-belikan di Indonesia berikut ini.
1. Obligasi Pemerintah
Telah disinggung di atas sekilas, bahwa obligasi pemerintah atau government bonds adalah surat utang yang diterbitkan pemerintah. Tujuan dari diterbitkannya obligasi ini yaitu untuk mengumpulkan pendanaan dalam upaya membiayai defisit APBN atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Selain itu, pembiayaan ini juga digunakan untuk membangun infrastruktur, seperti sekolah, jalan, fasilitas umum lainnya.
Satu dari sekian banyak keunggulan obligasi pemerintah adalah lebih terjamin keamanannya karena diterbitkan oleh negara. Obligasi pemerintah menawarkan kupon atau bunga tetap atau floating. Jika tertarik, kamu bisa membeli obligasi pemerintah di bank, lembaga sekuritas, atau platform investasi resmi seperti Bibit.
Berikut beberapa contoh obligasi pemerintah:
Surat Utang Negara atau SUN. Obligasi ini diterbitkan pemerintah sebagai cara untuk mendanai defisit APBN.
Obligasi Ritel Indonesia atau ORI. Jenis obligasi ini sebenarnya memiliki tujuan yang sama dengan SUN. Hanya, obligasi ini memiliki nominal lebih kecil.
Surat Berharga Syariah Negara atau SBSN. Ini adalah contoh obligasi pemerintah yang dijalankan sesuai prinsip syariah Islam. SBSN sering disebut juga sebagai Sukuk Negara
Baca Juga: Apa Itu Surat Berharga Negara? Ini Penjelasan Lengkapnya
2. Obligasi Korporasi
Sesuai dengan sebutannya, obligasi korporasi atau corporate bonds adalah jenis obligasi yang diterbitkan perusahaan, baik perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Tujuan penerbitan obligasi ini adalah untuk membiayai kebutuhan operasional atau pertumbuhan perusahaan. Obligasi korporasi juga biasanya hadir dengan dua jenis kupon, yaitu kupon tetap dan floating. Contoh-contoh obligasi korporasi antara lain Obligasi AB Sinar Mas Multifinance Seri A, dan Obligasi l Kereta Api Indonesia Seri A Tahun 2017.
Bagaimana, sudah jelas terjawab ya sekarang kalau obligasi termasuk investasi apa? Kalau begitu tunggu apa lagi. Buat kamu semua yang tertarik investasi obligasi, kamu bisa investasi beberapa jenis obligasi, seperti Surat Berharga Negara, Obligasi FR, dan Stable Earn melalui aplikasi Bibit. Mudah investasinya, praktis juga pencairannya.