Mie instan Indomie populer di Nigeria? Kok bisa? Terdengar aneh tapi faktanya memang begitu. Rasanya sudah menjadi hal yang wajar mie instan Indomie populer di Indonesia, karena selain merupakan negara asal produk ini, Indomie juga memiliki cita rasa khas yang disukai banyak orang. Namun ternyata Indomie sangat populer di negara lain seperti Nigeria. Apa alasannya? Yuk kita simak ulasan lengkapnya.
Cikal Bakal Mie Instan Indomie
Pada tahun 1972 Sanmaru Food Manufacturing yang didirikan oleh Djajadi Djaja memulai produksi mi instan yang kemudian dikenal sebagai Indomie. Kepopuleran merek ini terus meningkat, mengundang perhatian Liem Sioe Liong atau yang dikenal sebagai Sudono Salim.
Kemudian Sudono Salim mengajak Djajadi Djaja untuk bergabung dengan Salim Group, yaitu perusahaan yang menaungi merek mi instan Sarimi dan Supermi. Dari kerjasama ini, keduanya mendirikan PT Indofood Interna Corporation pada tahun 1984. Saat ini, produksi Indomie ditangani oleh Grup Salim melalui PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Popularitas Indomie di Nigeria
Berdasarkan laman web resminya, Indomie saat ini telah hadir di lebih dari 100 negara dunia, seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada, Asia, Eropa, Timur Tengah bahkan hingga Afrika. Diantara negara-negara itu, Nigeria merupakan salah satu negara yang paling menggemari produk mie instan dari Indonesia ini.
Hal ini tercermin dari Indomie yang memimpin pangsa pasar mie instan di Nigeria. Perlu kamu ketahui, Indomie telah hadir lebih dari 35 tahun atau sejak tahun 1988 di Negara Afrika tersebut. Salah satu faktor kesuksesan Indomie adalah melakukan inovasi dengan menciptakan varian rasa yang berbeda. Bahkan untuk memenuhi permintaan pasar, Indomie mendirikan pabrik sendiri di Nigeria yang didirikan tahun 1995.
Selain penjualan, Indomie juga menorehkan prestasi yang membanggakan di Nigeria. Terbaru, The Advertisers Association of Nigeria (ADVAN) telah menganugerahi Indomie dengan sembilan penghargaan dalam kategori berbeda di ADVAN Awards for Marketing Excellence (Africa) 2023.
Fakta Menarik Seputar Indomie di Nigeria
Berikut fakta-fakta menarik Indomie yang ada di Nigeria:
1. Strategi Pemasaran
Pada awal penetrasi pasar di Nigeria, Indomie menerapkan strategi pemasaran yang sangat efektif dengan menggunakan metode door to door. Tim pemasaran Indomie dengan antusias mendatangi rumah-rumah warga, memperkenalkan dan mengajak mereka mencicipi kelezatan Indomie. Keberhasilan strategi ini karena faktor ketiadaan pesaing pada saat itu, membuat Indomie menjadi produk asing eksklusif yang diterima masyarakat Nigeria.
2. Tagline yang Melekat di Masyarakat
Slogan atau tagline memiliki peran krusial dalam membentuk identitas produk, menjadikannya melekat di hati masyarakat. Indomie di Nigeria sukses mencapai hal ini dengan tagline terkenalnya, "No mama be like you, no noodles like Indomie" yang artinya "Tiada ibu sepertimu, tiada mie seperti Indomie". Slogan ini menciptakan ikatan emosional yang kuat dengan konsumen dan mengukuhkan posisi Indomie sebagai merek yang tak tergantikan di hati masyarakat Nigeria.
3. Menjadi Makanan Pokok Setelah Nasi
Indomie telah menjadi makanan pokok kedua di Nigeria setelah nasi, sama halnya dengan di Indonesia. Harga yang terjangkau dan rasa yang lezat menjadi alasan utamanya. Pada tahun 2015, saat krisis ekonomi berdampak pada kenaikan harga beras, Indomie menjadi solusi ekonomis sebagai sumber karbohidrat yang terjangkau bagi masyarakat Nigeria.
4. Menjadi Pengganti Nama Mie
Indomie begitu populer di Nigeria sehingga masyarakatnya kerap menyebut semua mie instan dengan nama Indomie. Fenomena serupa juga terjadi di Indonesia, di mana merek yang pertama kali muncul tanpa pesaing menjadi sinonim bagi produk tersebut. Saat orang berbicara tentang mie instan, seringkali mereka menggunakan istilah "mau beli Indomie" meskipun sebenarnya hendak membeli merek lain.
Saham Indomie (ICBP)
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), anak perusahaan dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dikenal sebagai produsen mie instan Indomie. ICBP memiliki beragam produk lain seperti susu, makanan ringan, penyedap makanan, makanan khusus, dan minuman. Namun tidak diragukan lagi bahwa Indomie adalah produk andalan mereka.
Sejak melantai di bursa saham di tahun 2010, saham Indomie terus menghasilkan laba selama 13 tahun berturut-turut. Dampak positifnya, saham Indomie rajin membagikan dividen setiap tahun kepada para investor.
Dividen adalah pembagian sebagian dari laba perusahaan kepada pemegang saham sebagai imbal hasil atas kepemilikan saham mereka. Sementara itu, capital gain adalah keuntungan yang diperoleh saat investor menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga belinya.
Itu dia pembahasan singkat mengenai mie instan Indomie yang begitu populer di Nigeria. Ayo ambil kesempatan untuk meraih kemajuan finansial dengan menjadi seorang investor saham. Jangan sekedar menjadi konsumen, melainkan menjadi seorang investor yang berpotensi memperoleh keuntungan dari pasar saham.
Baca juga: Lebih Unggul Mana Baterai Nikel Vs LFP? Ini Jawabannya
Cara Beli Saham Indomie (ICBP) di Bibit
Sebelum melakukan proses pembelian, pastikan bahwa akun kamu sudah terupgrade menjadi Bibit Plus. Jika belum, kamu bisa mengikuti panduannya disini. Nah setelah upgrade ke Bibit Plus, ini dia langkah-langkah yang bisa kamu ikuti untuk mulai membeli saham di Bibit Plus:
Buka halaman Explore pada aplikasi Bibit, lalu pilih produk investasi Saham.
Kamu bisa memilih saham apapun yang ada di bursa efek dan juga saham yang masuk dalam kategori Indeks.
Pilih saham apapun yang ada dalam Indeks tersebut, sebagai contoh kamu bisa coba klik saham ICBP.
Kamu bisa Klik Beli untuk melakukan pembelian saham ICBP.
Masukkan nominal Harga Beli yang kamu inginkan dan juga Jumlah Lot yang akan kamu beli, lalu klik Beli.
Setelah order sudah dilakukan, kamu tinggal menunggu pembelian kamu di proses.
Bagi kamu masih bingung dan ingin mengetahui soal aplikasi Bibit lebih lengkap, kamu juga bisa cek video ini ya. Yuk, segera upgrade ke Bibit Plus sekarang juga.
Disclaimer:
Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu.