Lebih Unggul Mana Baterai Nikel Vs LFP? Ini Jawabannya

Awal tahun ini isu baterai Nikel vs LFP (Lithium Ferro Phosphate) sedang ramai diperbincangkan, khususnya pemakaiannya di mobil listrik atau EV (Electric Vehicle). Salah satu awal isu ini menjadi sorotan adalah kehadiran BYD (Build Your Dream) dari Tiongkok di pasar otomotif Indonesia. BYD memperkenalkan 3 model EV dengan baterai LFP, menantang dominasi baterai Nikel yang selama ini digunakan oleh merek-merek EV di Indonesia. 

Sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia berambisi memaksimalkan sumber daya alam ini, sejalan dengan upaya pemerintah yang berkolaborasi dengan merek-merek terkenal untuk mendirikan pabrik baterai di Indonesia. Alhasil, muncullah perbincangan mengenai keunggulan antara kedua jenis baterai ini dalam konteks perkembangan industri otomotif di Tanah Air. Yuk, simak ulasan lengkapnya!

baterai Nikel vs LFP

Tren Baterai Nikel Vs LFP di Kendaraan Listrik

Melansir IEA (International Energy Agency), dalam 5 tahun terakhir penggunaan baterai LFP memang terjadi peningkatan signifikan. Di tahun 2022 pangsa pasar baterai LFP mencapai 27% secara global, padahal di tahun 2018 hanya di angka 7%. Namun tetap saja, dominasi penggunaan baterai berbasis nikel dengan kadar tinggi (high nickel) belum tergoyahkan dengan pangsa pasar sebesar 66%.

Poweroad, perusahaan baterai asal China mengungkap data tentang superioritas baterai nikel dalam hal kepadatan energi. Baterai nikel diklaim mampu menyimpan energi hingga 220 watt-hour per kilogram (WH/kg), hampir dua kali lipat lebih tinggi dibanding baterai LFP yang hanya mencapai 120 WH/kg.

Meskipun demikian, baterai LFP tidak dapat dianggap remeh. Menurut Poweroad, baterai jenis ini menunjukkan keunggulan dalam usia pemakaian. Baterai LFP dapat diisi ulang hingga 3.000 kali sebelum mengalami penurunan performa, sementara baterai nikel hanya mampu mencapai sekitar 800 kali isi ulang. 

Bahkan, dengan perawatan yang baik, baterai LFP dapat mempertahankan kinerjanya hingga 6.000 kali pengisian ulang. Jadi, perdebatan antara baterai nikel dan LFP melibatkan pertimbangan antara kepadatan energi dan usia pakai.

Saham Merdeka Battery Materials (MBMA)

PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), salah satu perusahaan di Indonesia yang fokus pada produksi nikel. MBMA mulai IPO (Initial Public Offering) atau melakukan penawaran umum perdana di April 2023. Dalam IPO ini perusahaan berhasil meraup dana sebesar Rp9,2 triliun.

Emiten yang bergerak sebagai produsen bahan baku baterai ini merencanakan menggunakan dana hasil IPO untuk proyek-proyek strategis. Salah satu tujuan utamanya adalah membiayai tahap pertama pembangunan fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) dengan kapasitas 60.000 ton per tahun. Fasilitas ini dirancang untuk menghasilkan material penting dalam rantai nilai bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik.

Sedangkan sebagian dana IPO akan dialokasikan untuk memperkuat modal kerja anak usaha, khususnya PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM). SCM bukan hanya sekadar perusahaan tambang nikel, melainkan juga menjadi salah satu pemegang sumber daya terbesar di dunia, terutama dalam hal kandungan nikel.

Perusahaan telah menunjukkan kinerja yang mengesankan. Pada tahun 2023, MBMA berhasil mencapai produksi nikel sebesar 95.450 ton. MBMA menetapkan target untuk tahun 2024 dengan merencanakan produksi nikel mencapai 147.000 ton. Dengan pencapaian ini, perusahaan mengejar pertumbuhan sekitar 54% dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya. 

Mengenal Saham LQ45

Indeks saham LQ45 merupakan indeks pasar saham yang mencakup 45 perusahaan terlikuid di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam indeks ini, saham-saham dipilih berdasarkan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi, mencerminkan kinerja sebagian besar sektor ekonomi di Indonesia. Keuntungan utama dari investasi saham LQ45 adalah representasinya yang kuat terhadap kondisi pasar secara keseluruhan, memberikan gambaran yang jelas bagi para investor.

Investasi dalam saham LQ45 dapat memberikan diversifikasi portofolio yang baik, karena mencakup perusahaan-perusahaan besar dan terdiversifikasi di berbagai sektor. Terlebih lagi, dengan market cap sebesar Rp67,5 triliun saham Merdeka Battery Materials (MBMA) berhasil masuk ke dalam indeks LQ45. Hal ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap kinerja dan potensi pertumbuhan perusahaan, sehingga emiten ini menjadikan pilihan menarik bagi investor yang mengincar saham-saham unggulan di pasar modal Indonesia.

Jadi, secara keseluruhan perdebatan antara baterai Nikel vs LFP memperhitungkan keunggulan masing-masing kedua jenis baterai ini, yaitu kepadatan energi dan usia pemakaian. Namun hal ini juga mencerminkan bahwa masyarakat Indonesia mulai peduli terhadap teknologi yang lebih ramah lingkungan. Dan perusahaan seperti MBMA memiliki peranan penting dalam perkembangan ekosistem EV di Indonesia dengan proyek-proyek strategisnya.

Cara Beli Saham di Bibit Plus

Sekarang pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana caranya untuk membeli saham di Bibit Saham? Sebelum melakukan proses pembelian, pastikan bahwa akun kamu sudah terupgrade menjadi Bibit Plus. Jika belum, kamu bisa mengikuti panduannya disini. Nah setelah upgrade ke Bibit Plus, ini dia langkah-langkah yang bisa kamu ikuti untuk mulai membeli saham di Bibit Plus:

  1. Buka halaman Explore pada aplikasi Bibit, lalu pilih produk investasi Saham.

  2. Kamu bisa memilih saham apapun yang ada di bursa efek dan juga saham yang masuk dalam kategori Indeks.

  3. Pilih saham apapun yang ada dalam Indeks tersebut 

  4. Kamu bisa Klik Beli untuk melakukan pembelian saham pilihanmu.

  5. Masukkan nominal Harga Beli yang kamu inginkan dan juga Jumlah Lot yang akan kamu beli, lalu klik Beli.

  6. Setelah order sudah dilakukan, kamu tinggal menunggu pembelian kamu di proses.

Bagi kamu yang ingin mengetahui soal aplikasi Bibit dengan lebih lengkap, cek video ini ya. Yuk, segera upgrade ke Bibit Plus sekarang juga.

Disclaimer:

Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu.