Akhir-akhir ini, masalah financial planning lagi jadi tren banget di sosial media, khususnya Instagram. Beberapa selebgram juga sudah mulai banyak yang sharing bagaimana cara mereka untuk mengatur keuangan demi masa depan. Dan tentu hal itu jadi berefek banget untuk millennials dan Gen Z sehingga mereka jadi penasaran dan sedikit demi sedikit jadi melek finansial.
Baca juga artikel Berapa Harga Emas Hari Ini? di sini!
Nah, cara mengatur dan mengelola keuangan yang paling tepat adalah berinvestasi reksadana. Saat ini, investasi reksadana nggak cuma bisa dilakukan melalui bank saja. Dengan berkembangnya teknologi digital, investasi reksadana bisa kamu lakukan melalui aplikasi. Dan yes, dari sekian banyak aplikasi online untuk berinvestasi, aplikasi yang paling bisa membantu kamu untuk membereskan finansialmu adalah aplikasi Bibit. Dengan aplikasi Bibit, belanja reksadana bisa semudah belanja online! Bahkan kamu bisa transaksi melalui Gopay.
Menyesuaikan Produk Reksadana Dengan Profil Risiko
Sebelum masuk pada pembahasan utamanya, tidak ada salahnya kamu mengetahui dulu bagaimana tingkat toleransimu terhadap risiko kerugian investasi reksadana. Pengelompokan berdasarkan parameter ini istilah umumnya yaitu profil risiko. Maksudnya setiap individu itu memiliki level profil risiko yang berbeda-beda.
Fungsi utama dari hal tersebut adalah agar kamu dapat berinvestasi reksadana dengan menyesuaikan profil risikomu itu. Jadi walaupun mengalami kerugian, persentase penurunan nilai reksadana tersebut masih dalam ambang batas toleransimu. Tentunya ini bermanfaat untuk menjaga psikologismu sebagai investor. Berikut ini profil investor yang umumnya terbagi menjadi tiga jenis:
1. Konservatif
Tipe yang satu ini terdapat pada kebanyakan investor pemula, karena tipe konservatif cenderung tidak terlalu berani mengambil risiko. Dengan kata lain tipe investor ini menghindari investasi high risk dan lebih menyukai instrumen yang aman. Karena pada dasarnya mereka tidak mau modal awal investasinya mengalami penurunan, apalagi dengan persentase yang signifikan.
Untuk itu sangat cocok bila investor tipe konservatif memilih produk reksadana pasar uang. Karena reksadana pasar uang berisi instrumen investasi seperti deposito dan obligasi yang tentunya kedua instrumen ini memiliki risiko rendah. Jangka waktu dari reksadana ini juga terbilang pendek yaitu kurang dari satu tahun.
2. Moderat
Moderat merupakan tipe yang posisinya berada di antara tengah-tengah tipe konservatif dan agresif. Maksudnya profil risiko moderat ini karakteristik utamanya mengharapkan keuntungan yang persentasenya lebih besar dari inflasi. Kemudian tingkat toleransi terhadap fluktuasi harga hanya dalam periode jangka waktu pendek, yaitu antara 3 sampai dengan 5 tahun saja.
Pilihan tepat yang cocok untuk tipe moderat adalah produk reksadana campuran. Karena jenis reksadana ini risikonya tidak sebesar reksadana saham, jadi masih terbilang cukup rendah. Bedanya dengan reksadana pasar uang adalah potensi keuntungannya yang lebih besar. Sebab terdapat instrumen investasi seperti saham dalam komposisi reksadana campuran ini.
3. Agresif
Ini dia tipe terakhir sekaligus profil risiko yang memiliki tingkat kesiapan paling tinggi untuk menerima keuntungan maupun kerugian dalam berinvestasi reksadana. Sebab tipe agresif ini memiliki tingkat toleransi kerugian paling tinggi di antara profil risiko lainnya. Bahkan bisa saja investor tipe agresif ini kehilangan seluruh dana investasinya karena instrumen yang dia pilih penuh dengan risiko.
Dalam investasi reksadana, tipe agresif ini cenderung untuk memilih reksadana saham sebagai pilihan utama sebagai kendarannya untuk mencapai tujuan finansialnya. Alasannya tentu karena reksadana saham memiliki potensi keuntungan dan kerugian yang paling besar dari pilihan produk reksadana yang ada. Jenis produk reksadana saham ini cocok bagi kamu yang mempunyai tujuan finansial jangka panjang seperti contohnya menyiapkan dana pensiun atau pendidikan anak.
Biasanya investor bertipe agresif ini adalah investor yang sudah mempunyai jam terbang tinggi dalam dunia investasi. Untuk kamu yang berprofesi sebagai karyawan, berikut ini terdapat artikel Bibit yang membahas alokasi gajimu untuk menabung reksadana, bisa kamu simak disini. Ok setelah pembahasan singkat tentang profil risiko investor mari kita kembali pada pembahasan utama kita yaitu cara menabung reksadana secara online.
Untuk investor pemula seperti kamu, jangan khawatir karena Bibit akan menempatkan uang kamu ke portfolio reksa dana secara cerdas dan tanpa ribet. Kamu bisa mulai dengan dana serendah Rp100.000 dulu sampai kamu nyaman berinvestasi. Yang penting mulai. Semua pembelian reksadana di Bibit juga gratis biaya komisi. Dan yang terakhir, dana investasi dapat dicairkan kapanpun dengan cepat tanpa penalti. Sebelum semakin tergiur untuk memulai reksadana. Bibit akan mengulas langkah untuk memulainya nih!
Sebelum memulai berinvestasi reksadana, tentunya kamu harus membuka akun rekening secara digital yang dapat diselesaikan dalam hitungan menit. Tanpa formulir, tanpa financial planner, tanpa spreadsheet. Tanpa ribet.
Setelah berhasil melakukan registrasi, langkah selanjutnya adalah Bibit akan mempelajari profil kamu. Kita ingin mengetahui tujuan investasi kamu, umur kamu dan pandangan kamu terhadap resiko.
Lalu dengan Robo Advisor, Bibit akan memberikanmu saran investasi yang optimal berdasarkan toleransi kamu terhadap resiko. Selain itu, di aplikasi Bibit ada simulasi investasi yang akan memberikanmu bayangan berapa cuan yang bisa kamu dapatkan setelah investasi reksadana 10 tahun dibandingkan menabung di bank konvensional. Hasilnya cukup mencengangkan karena jumlah keuntungan yang kamu dapat bisa 2 kali lipat.
Terakhir, saatnya kamu set up dan mulai lihat bibit masa depan kamu bertumbuh.
Gimana semakin semangat kan untuk coba langsung reksadana di Bibit? Biar makin semangat, kebetulan Bibit punya promo khusus untuk bulan Juni lho! Kamu bisa mendapatkan cashback 25ribu kalau kamu pakai kode referral atau sebar kode referral kamu, lho! Ayo tunggu apalagi, download aplikasi Bibit sekarang!