Sebagai investor reksa dana, tentu kamu ingin mendapatkan keuntungan dan uang yang kita punya tidak tergerus oleh angka inflasi tahunan. Tapi apa yang harus dilakukan ketika nilai investasi tiba-tiba turun? Tetap tenang dan tidak panik adalah langkah paling pertama, dan selanjutnya kamu harus segera mengetahui apa saja yang bisa dilakukan sesegera mungkin.
Sebelum mencari tahu strategi untuk menangani nilai reksadana yang turun, kamu harus tahu bahwa yang namanya produk investasi tentu memiliki risiko penurunan nilai. Begitupun dengan investasi reksadana tidak melulu bicara kenaikan nilai, tapi akan ada momen dimana nilai produk reksadana akan turun mengikuti kondisi pasar yang ada.
Sebagian dari kita biasanya panik ketika melihat nilai negatif atau minus dalam portofolio reksadana kita. Jika nilai aktiva bersih (NAB), yang mencerminkan harga, produk reksadana terus mengalami penurunan dalam suatu periode tertentu, apa yang harus dilakukan investor?
Ganti Komposisi Investasi
Jangan selalu tergiur keuntungan yang tinggi. Lebih baik, cocokkan profil investormu dengan tujuan investasi. Selalu pikirkan matang-matang risiko instrumen reksa dana yang dipilih sebelum menginvestasikan uangmu. Jangan hanya karena sedang banyak yang berinvestasi pada suatu instrumen, kamu pun ikut berinvestasi di instrumen yang sama. Meskipun suatu reksa dana terlihat menjanjikan retur tinggi, tidak ada yang bisa menjamin hal ini apalagi untuk jangka waktu yang panjang.
FYI, reksadana pasar uang tidak terdampak oleh pandemi, sehingga lebih stabil. Namun, ini tidak berarti investasimu selalu aman dan tidak akan pernah turun. Ketika investasi reksa dana yang kamu miliki nilainya turun, kamu bisa mengubah komposisi investasi yang dipilih. Kamu bisa menjual atau menggantinya dengan instrumen yang lebih aman. Dua instrumen reksa dana yang dinilai cukup aman adalah pasar uang dan juga deposito. Kamu juga harus pandai mengatur rasio investasimu sesuai dengan profil investor yang dimiliki. Hal ini bisa meminimalkan risiko yang terjadi pada investasimu apabila terjadi gejolak di pasar.
Cek Kembali Tujuan Keuanganmu
Hal ini penting untuk menentukan instrumen mana yang paling tepat untuk investasi reksa danamu. Kamu harus memilih jenis reksa dana yang akan kamu beli, jual, serta berapa faktor risiko dari pilihan yang dibuat.
Penting juga untuk menentukan jangka waktu investasi yang kamu pilih. Kamu bisa berinvestasi selama 1 bulan, 5 tahun, 20 tahun, bahkan lebih jika kamu bisa merencanakannya dengan baik. Keputusan ini harus dibuat sesuai dengan tujuan keuanganmu.
Tujuan keuangan bisa jadi dana pendidikan anak, dana pensiun, dan lain-lain. Ketika sudah mengetahui tujuan investasi, kamu bisa dengan mudah menentukan berapa jangka waktu investasi yang tepat untuk tujuan tersebut. Meskipun gejolak nilai reksa dana tidak bisa ditebak, tetapi dengan perencanaan yang baik, kita bisa lebih siap menghadapi risiko yang akan datang.
Dalam investasi, perlu diingat bahwa dalam kurun waktu 1 atau 2 tahun, nilai investasi yang kian turun pun bisa pulih kembali. Jadi, jangan terlalu cepat panik dan menjual asetmu pada waktu yang tidak tepat.
Tambah Investasi
Ketika nilai investasi tabungan reksa dana melemah, investor yang sudah berpengalaman justru memutuskan untuk menambah investasi. Ketika valuasi sedang murah, saatnya untuk meningkatkan tabungan reksa dana. Salah satu kunci penting dari investasi reksa dana adalah kesabaran.
Ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1998 dan 2008, strategi ini banyak dilakukan investor. Beberapa tahun setelahnya, keadaan pasar membaik dan investor mulai meraup keuntungan.
Tetap Investasi Rutin
Meskipun keuntungan yang kamu peroleh sedang berada di angka minus, jangan berhenti menabung.Tetaplah berinvestasi secara disiplin. Jangan berfokus pada kapan waktu yang tepat untuk masuk atau keluar, jangan pedulikan pasar yang sedang turu maupun naik.
Strategi investasi secara disiplin ini disebut dollar cost averaging (DCA). Dengan strategi ini, investor bisa membeli jumlah unit investasi lebih banyak ketika pasar melemah dan investasi turun. Ketika pasar sedang naik, strategi ini mampu mendorong pertumbuhan nilai total investasi. DCA merupakan strategi yang paling tepat khususnya untuk pemula. Investor akan selalu mendapatkan keuntungan meskipun terjadi gejolak di pasar.
Cut Loss
Pilihan strategi ketika investasi turun ini menempatkanmu di posisi rugi. Apabila kamu melakukan cut loss, kamu mencairkan seluruh investasi yang kamu miliki pada saat mengalami kerugian.
Ambil strategi ini apabila kamu harus menggunakan dana investasi dalam waktu kurang dari sebulan. Asumsi strategi ini adalah kerugian kita tidak akan menjadi semakin besar jika pencairan dilakukan sesegera mungkin.
Nah, itu tadi beberapa langkah yang bisa kamu lakukan jika nilai investasi reksa dana yang kamu miliki turun. Intinya, pada saat bergejolak, jangan cepat panik dan menjual unit reksa dana. Lihat dan analisa dulu kondisi dan tujuan keuangan berinvestasi di reksa dana. Dan yang terpenting tetap disiplin investasi reksa dana di aplikasi Bibit ya!