Investasi Untuk Jangka Panjang di Bibit Lebih Baik Reksadana Saham atau Obligasi? Begini Jawabannya!

Investasi bukan perkara mencari keuntungan semata. Investasi adalah tentang mewujudkan tujuan finansial tertentu, bisa berupa goals atau cita-cita, beli barang-barang impian, ataupun segala hal yang kita inginkan dalam hidup.

Dalam konteks ini investasi menjadi instrumen untuk membantu mewujudkan hal tersebut.

Oleh karena itu, lazim dikenal tujuan investasi yang terbagi menjadi investasi jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek.

Kita mulai dari yang jangka pendek. Investasi dengan tujuan jangka pendek biasanya kurang dari satu tahun. Apa yang ingin dicapai dari investasi berdasarkan waktu ini beragam, mulai dari beli barang-barang favorit, liburan, sampai dana darurat.

Sementara investasi jangka menengah memiliki rentang waktu cukup panjang, yaitu antara 1 dan 5 tahun. Tujuan investasi jangka menengah umumnya melanjutkan pendidikan, DP rumah, beli kendaraan, dan menikah.

Nah, kita masuk ke investasi jangka panjang yang memiliki rentang waktu di atas lima tahun.

Investasi jangka panjang, benar-benar tidak mencari keuntungan jangka pendek. Seorang investor yang memilih rentang waktu ini sering tidak memedulikan kenaikan instrumen investasinya secara berkala. Akan tetapi, mereka fokus pada kualitas instrumen investasi, tidak terkecuali kredibilitas instansi yang mengeluarkan produk investasi tersebut.

Ilustrasinya seperti ini. Saat kamu investasi saham untuk jangka panjang, kamu tidak terlalu ambil pusing dengan fluktuasi harga saham yang kamu miliki. Alih-alih seperti itu, kamu rutin top up untuk tujuan jangka panjangmu.

Kenapa bisa demikian? Karena kamu sudah dibekali keyakinan yang didapat dari hasil analisis sebelum melakukan investasi saham. Saham yang kamu beli berasal dari perusahaan yang kinerjanya oke dengan laporan keuangan perusahaan yang juga sehat.

Lantas, apakah hal ini bisa dipraktikkan dalam reksadana? Terutama investasi reksadana di Bibit? Bisa banget! Lebih-lebih, jika dibandingkan saham reksadana relatif lebih minim risiko sehingga lebih aman karena adanya Manajer Investasi.

Mengingat ada banyak tipe produk reksadana di Bibit, reksadana apa yang paling cocok untuk investasi jangka panjang? Reksadana saham? Reksadana obligasi? Atau reksadana pasar uang?

Reksadana Saham

Reksadana yang menyimpan efeknya di berbagai saham atau 80% saham. Keuntungan yang ditawarkan besar, namun risikonya juga tinggi. Kalau kamu punya tujuan investasi jangka panjang, tak ada salahnya memilih reksadana saham sebagai andalan. Kalau kamu memilih reksadana saham yang tepat, keuntungan bahkan bisa berlipat. Tujuan jangka panjangmu tercapai, plus cuan yang bisa kamu gunakan untuk keperluan lain.

Reksadana Obligasi

Reksadana obligasi adalah reksadana yang sebagian besar dana kelolaannya ditempatkan pada obligasi atau surat utang. Obligasi termasuk reksadana moderat dimana risikonya lebih kecil namun potensi keuntungannya lebih besar dari reksadana pasar uang, deposito bahkan mendekati reksadana saham.

Reksadana obligasi untuk jangka panjang terbilang aman. Pasalnya, obligasi tidak banyak berfluktuasi. Karena itu, reksadana obligasi cocok untuk kamu yang ingin investasi jangka panjang, tanpa “diganggu” oleh fluktuasi unit/nilai reksadana.

Bagaimana dengan reksadana pasar uang untuk tujuan investasi jangka panjang? Untuk hal ini kita bahas pada kesempatan lain secara komprehensif ya.

Jadi, mana yang lebih baik untuk investasi jangka panjang di Bibit? Reksadana saham atau obligasi?

Dua-duanya sama baik! Hanya, pastikan kamu sudah tahu kriteria beserta kekurangan dan kelebihan dari reksadana saham dan obligasi. Kalau sudah begitu, investasi reksadana tipe apa pun akan berjalan lancar. Yuk, mulai investasi!