Apakah Bunga Reksadana Lebih Besar Daripada Deposito? Ini Penjelasannya!

Investasi pada produk keuangan bisa dianggap paling mudah. Tidak perlu memiliki bekal analisis yang tajam seperti investasi saham, tinggal memercayakan kepada institusi yang menyediakan. Cuan pun bisa didapatkan.

Salah satu produk keuangan yang populer untuk investasi adalah deposito. Hampir semua bank menawarkan deposito sebagai salah satu instrumen investasi yang bisa dipilih. Investasi deposito terbilang mudah, karena umumnya cukup memenuhi persyaratan dan memilih jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan, apakah itu 6 bulan, 12 bulan, atau 24 bulan, dengan bunga yang sudah ditetapkan.

Selain deposito, bank juga biasanya menawarkan reksadana. Sebuah instrumen investasi berupa unit-unit yang berasal dari perusahaan Manajer Investasi. Di posisi ini bank merupakan agen penjual reksadana (APERD) yang menawarkan produk reksadana pada nasabahnya.

Deposito dan reksadana adalah instrumen yang cocok untuk pemula. Karena dengan risiko yang relatif kecil, investor bisa memperoleh keuntungan yang menjanjikan. Namun, belakangan ini reksadana sepertinya lebih digandrungi kalangan muda. Pasalnya, selain lebih mudah dengan adanya platform-platform investasi reksadana online, produk reksadana juga lebih variatif, sebut saja ada reksadana saham, reksadana pasar uang, reksadana obligasi, hingga reksadana syariah.

Lalu, apakah bunga reksadana lebih besar daripada deposito? Jawabannya, ya! Berapa rata-rata perbandingan bunga reksadana dan deposito.

Reksadana Saham vs Deposito

Di antara jenis reksadana yang lain, reksadana saham menjanjikan potensi keuntungan terbesar. Hal ini sebanding dengan risikonya yang tinggi, karena Manajer Investasi mengelola dana masyarakat dan menginvestasikannya ke dalam saham-saham. Rata-rata bunga reksadana saham, misalnya di Bibit 6-50% pertahun. Berbeda-beda antara reksadana saham yang satu dan lainnya. Sementara dalam deposito, bunganya tetap (fixed). Dihimpun dari berbagai sumber bunga deposito berkisar dari 3-5%. Bunga deposito BCA sebagai contoh, sebagai sebuah bank yang sahamnya terkenal sangat stabil menawarkan bunga deposito 2,68% pertahun pada 2021. Bank-bank besar lain secara berurutan, antara lain Bank Mandiri (2,70%), BNI (2,75%), dan BRI (2,75%).

Dari penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa bunga reksadana lebih besar daripada deposito.

Kamu tentu bertanya-tanya, itu kan reksadana saham, bagaimana dengan reksadana lain, seperti reksadana pasar uang dan reksadana obligasi? Jawabannya, sama! Bunga reksadana tetap lebih besar daripada deposito.

Reksadana pasar uang dengan performa yang kurang baik saja, masih bisa memberikan return (imbal hasil) 2% per tahun. Sementara reksadana dengan performa terbaik di Bibit, mampu memberikan bunga hingga 5%. Apalagi kalau dibandingkan reksadana obligasi yang bisa mencapai 9%.

Reksadana Bagi Investor Tipe Konservatif

Memang tidak bisa kita pungkiri bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang berinvestasi pada instrumen deposito bank walaupun reksadana memiliki banyak keunggulan daripada deposito. Mungkin bisa disebabkan ketidaktahuan masyarakat dengan instrumen investasi yang satu ini. Pemilihan investasi deposito biasanya karena mereka mempertimbangkan dari hal keamanan dan imbal hasil yang stabil setiap bulannya.

Dengan kedua fakta tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa kebanyakan dari investor deposito merupakan investor bertipe konservatif. Kemudian pertanyaannya adalah “produk apa yang cocok bagi investor tipe konservatif ini?”. Jawabannya mudah yaitu reksadana pasar uang, sebab reksadana jenis ini memiliki risiko paling rendah daripada jenis reksadana lainnya dengan imbal hasil yang terbilang cukup stabil. Kemudian berikut ini penjelasan mengenai berbagai macam keunggulan yang reksadana pasar uang miliki.

Pertama dari sisi perpajakan, seperti yang kamu tahu deposito merupakan objek pajak sehingga memiliki pengenaan pajak sebesar 20%. Sementara itu karena keuntungan dari reksadana pasar uang bukan merupakan objek pajak maka tidak terdapat pengenaan pajak alias 0%.

Lebih sederhananya begini, keuntungan dari deposito itu bersumber dari bunganya, sedangkan reksadana pasar uang dari pertumbuhan nilai aset dalam portofolionya. Dengan hal ini maka keuntungan yang investor dapatkan dari reksadana pasar uang akan lebih besar daripada deposito.

Selanjutnya adalah dari jangka waktunya, reksadana pasar uang lebih fleksibel daripada deposito. Sebab jika kamu berinvestasi reksadana pasar uang, kamu bebas mencairkan dana investasimu kapanpun kamu mau tanpa harus khawatir dengan adanya denda pencairan. Berbanding terbalik dengan deposito yang mewajibkan investornya terikat kontrak dengan jangka waktu tertentu.

Selain itu jika mencairkan dana deposito sebelum jatuh tempo, investor akan bank kenakan denda sesuai dengan kesepakatan awal. Umumnya besaran denda deposito minimal sebesar 2% dari jumlah dana depositonya. Bisa kamu bayangkan kan jika kamu berinvestasi deposito dan mengambilnya sebelum jatuh tempo, sudah dibebankan pajak ditambah ada denda pula.

Sangat berkurang banyak tentunya imbal hasil yang akan kamu terima secara bersih. Jadi bisa kita tarik kesimpulan dari kedua hal barusan bahwa memang reksadana pasar uang lebih menguntungkan daripada deposito. Sebagai info tambahan, berikut ini rangkuman return tertinggi dari berbagai jenis reksadana yang ada di Bibit yang bisa kamu lihat di sini!

Dengan demikian, pertanyaan apakah bunga reksadana lebih besar daripada deposito, sekarang sudah terjawab, ya. Bunga reksadana lebih besar daripada deposito. Kendati begitu, mau memilih instrumen investasi apa pun itu terserah kamu. Hal yang penting, pastikan investasimu sesuai dengan tujuan (goals) dan dana yang kamu miliki. Yuk, mulai investasi.