Tren berinvestasi masih diminati sejumlah orang. Keinginan untuk bebas beban finansial saat masa pensiun nanti membuat masyarakat menggali lebih dalam seluk-beluk investasi. Ada banyak instrumen untuk digunakan berinvestasi, dan reksadana adalah salah satu yang dinilai mudah serta banyak diminati masyarakat.
Langkah awal yang perlu kamu lakukan untuk berinvestasi adalah belajar mengelola keuangan dengan cara menyisihkan sebagian pendapatan untuk berinvestasi. Investasi sendiri merupakan kegiatan menempatkan sejumlah dana dengan tujuan dan harapan mendapatkan keuntungan atau imbal hasil pada masa yang akan datang.
Saya sangat ingin berinvestasi di reksadana, namun langkah apa yang harus dilakukan? Dengan dana terbatas, dan produk yang begitu banyaknya, bagaimana bisa memilih produk yang benar-benar pas untuk saya dan yang pasti risikonya tidak terlalu tinggi?
Hal Yang Perlu Kamu Perhatikan Dalam Berinvestasi
Sebelum memulai berinvestasi kamu harus memperhatikan beberapa hal penting agar meningkatkan keberhasilan dalam berinvestasi, berikut adalah beberapa hal yang perlu kamu perhatikan:
1. Jangan tergesa-gesa, lakukan dahulu riset yang baik dan pemahaman yang mendalam meliputi objek atau instrumen investasi yang akan kamu pilih.
2. Mengerti dan memahami risiko terhadap modal yang akan kamu investasikan.
3. Jangan bertindak spekulatif, pertimbangan yang matang sangat kamu perlukan dalam dunia investasi.
4. Pentingnya memilih jangka waktu investasi sesuai dengan tujuan finansialmu.
5. Memahami dengan baik risiko yang mungkin terjadi selama investasi berlangsung.
Baca juga: Bagaimana Cara Belajar Reksadana?
Jangka Waktu Investasi
Bicara mengenai jangka waktu investasi, investasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut ini:
1. Investasi Jangka Pendek
Merupakan investasi yang jangka waktunya kurang dari tiga tahun, kelebihan yang dimiliki adalah singkatnya waktu untuk menerima keuntungan. Sedangkan kekurangannya adalah biasanya imbal hasil atau keuntungan yang kam dapatkan tidak terlalu besar. Investasi jangka pendek cocok bagi kamu yang bertujuan memenuhi kebutuhan dalam waktu dekat. Contoh investasi jangka pendek adalah obligasi, reksadana pasar uang dan deposito.
2. Investasi Jangka Panjang
Merupakan investasi yang membutuhkan waktu lebih dari tiga tahun untuk menerima imbal hasilnya. Bisa dalam jangka waktu lima tahun, belasan tahun atau bahkan puluhan tahun. Keuntungan dari investasi jangka panjang tentu potensi nilai keuntungan yang lebih besar daripada investasi jangka pendek. Jenis investasi ini cocok sebagai tujuan finansial kamu seperti dana untuk menikah, dana pendidikan anak, dana pensiun dan lain sebagainya. Contoh investasi jangka panjang yaitu investasi saham, investasi emas dan investasi properti.
Tujuan dan Manfaat Investasi
Berikut tujuan utama dan manfaat inti yang terkandung dalam investasi:
1. Kebebasan Finansial
Kebebasan finansial merupakan impian bagi kebanyakan orang. Bagaimana Tidak? Cukup dengan mengandalkan passive income dari investasi dapat memenuhi kebutuhan hidup dalam jangka waktu panjang. Namun tentunya hal ini tidaklah mudah, untuk mencapai tahap tersebut pasti memerlukan perjuangan dan modal yang cukup besar.
2. Pertahanan Terhadap Inflasi
Maksudnya yaitu melindungi aset kamu dari gempuran inflasi yang ada setiap tahunnya. Inflasi sendiri bisa menjadi penyebab yang menyebabkan nilai aset yang kamu miliki semakin berkurang. Dengan imbal hasil investasi yang persentasenya lebih tinggi dari inflasi tentunya bisa melindungi nilai aset kamu setiap tahunnya.
3. Meningkatkan Aset
Sebenarnya manfaat serta tujuan investasi yaitu untuk meningkatkan jumlah aset maupun kekayan yang kamu miliki. Bisa juga sambil kamu bekerja, passive income dari investasi bisa menjadi pendapatan penghasilan yang tentunya bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
4. Dana Darurat
Kebutuhan yang tidak direncanakan tentu bisa menjadi musibah yang dapat menggerus nilai aset kamu secara signifikan. Pastinya kamu tidak ingin hal itu terjadi bukan? Karena tentu akan menjadi kekecewaan besar bila aset yang telah kamu kumpulkan bertahun-tahun berkurang atau habis dalam sekejap. Inilah salah satu manfaat penting dari investasi, sebagai perlindungan aset sekaligus memenuhi kebutuhan dana darurat, seperti contohnya biaya rumah sakit.
Pengelolaan Risiko
Ketika kita memutuskan untuk melakukan investasi, selain hasil maka risiko adalah sisi lain yang harus kita perhatikan. Risiko biasanya bersifat lebih pasti dibandingkan hasil. Ketika kita memutuskan untuk mendepositokan uang kita di bank misalnya, maka hasil sudah pasti kita peroleh karena sifat deposito yang memberikan bunga pasti. Namun sadarkah kita bahwa risiko juga otomatis kita terima? Opportunity return atau kesempatan hasil menjadi risiko yang harus kita terima. Mudahnya, dengan memilih deposito bank yang memberikan hasil sebesar 6% maka kita telah kehilangan kesempatan untuk mendapatkan hasil sebesar 8% seandainya investasi tadi kita letakkan di reksa dana pasar uang. Oleh karenanya, investor yang bijak akan memperhitungkan risiko sebagai dasar investasinya bukan hanya hasil. Investasi bodong menawarkan hasil 100%, tapi kenapa tidak dianjurkan? Karena risikonya juga sebesar hasil tadi. Dan risiko bersifat pasti sedangkan hasil bersifat tidak pasti.
Portofolio Untuk Mengurangi Risiko
Pembentukan reksa dana dimaksudkan sebagai sarana mengurangi risiko. Dengan contoh di atas. Seseorang yang tidak mau kehilangan opportunity return-nya di investasinya akan membagi dana yang dimiliki sebagian ke produk deposito dan sebagian ke produk reksa dana pasar uang. Dengan tingkat risiko yang relatif sama (karena investasi reksa dana pasar uang juga berbasis deposito atau obligasi maksimal 1 tahun), maka investor tadi memiliki kesempatan mendapatkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan hanya di deposito saja. Jadi reksa dana sebenarnya adalah bentuk portofolio yang tujuannya memberikan hasil lebih tinggi dengan risiko lebih terukur.
Masalahnya adalah apakah kita perlu membuat lagi portofolio di investasi reksa dana kita? Artinya kita membeli reksa dana dari beberapa perusahaan, juga dengan jenis yang berbeda dan jumlah yang proporsinya juga berbeda?
Ada perumpamaan sederhana, sebuah perusahaan kecil menggaji seorang karyawan untuk menangani semua urusan keuangan perusahaan tadi. Mulai dari pembelian, penjualan, dan lainnya. Perjalanan waktu ketika perusahaan semakin besar, maka si pemilik menambah orang di bagian keuangan untuk “membantu” karyawan tadi dengan membedakan karyawan yang menangani pembelian dan penjualan. Menurut kamu apakah si pemilik tadi memang hanya ingin membantu karyawan yang pertama? Bisa jadi, tapi di balik itu dia mengurangi risiko kalau si karyawan bisa berbuat curang karena memegang semua keuangan perusahaan dari masuk dan keluar. Jadi penambahan karyawan untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi.
Nah, menurut kamu apakah reksadana sama seperti karyawan tadi? Begini, ketika investasi kamu dikelola oleh orang lain, maka sebaiknya kamu membuat portofolio untuk mengurangi risiko. Si pengusaha menambah karyawan karena keuangan perusahaannya dipegang orang lain. Investor saham membeli beragam saham karena dia membeli saham perusahaan yang dikendalikan orang lain bukan dirinya. Nah, sama halnya dengan reksadana, dana kita dikelola oleh manajer investasi yang pastinya memiliki strategi, kondisi dan cara yang berbeda-beda dalam menjalankan bisnisnya. Jadi ketika uang kamu dikelola orang lain, maka sebaiknya kamu membuat portofolio atau tidak tergantung pada 1 produk, 1 perusahaan dan 1 pengelola saja.
Portofolio Reksadana
Kalau sampai di sini kamu sudah memahami perumpamaan portofolio reksadana di atas. Yuk, bahas arti sebenarnya dari portofolio reksadana!
Portofolio reksadana adalah beberapa jenis reksadana yang dikumpulkan. Reksadana memang ada bermacam-macam jenisnya, ada reksadana saham, reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, hingga reksadana campuran. Kamu bisa memilih beberapa jenis reksadana sekaligus dalam satu investasi dan kumpulan reksadana itulah yang kemudian disebut portofolio reksadana.
Diversifikasi investasi atau keberagaman dalam memilih instrumen investasi adalah salah satu strategi dasar dalam investasi. Dengan diversifikasi, kamu nggak harus panik saat satu instrumen sedang lesu karena ada instrumen lain yang bisa menutupinya. Nah sekarang pertanyaannya, bagaimana sih cara membangun portofolio reksadana yang tepat?
Baca juga: Bagaimana Cara Daftar Reksadana?
Diversifikasi Jenis Reksadana
Seperti yang sudah disebutkan pada bagian pembuka, diversifikasi investasi adalah strategi investasi. Kamu bisa mulai membangun portofolio reksadana dengan diversifikasi. Misalnya, kamu bisa mengambil reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham sekaligus. Setelah itu, baru tentukan berapa persen dari dana investasimu yang akan dialirkan pada kedua jenis reksadana tersebut.
Untuk menentukannya, kamu bisa berpatokan pada tingkat risiko. Kalau kamu ingin mengejar return besar tanpa khawatir dengan tingkat risiko, beri porsi lebih besar untuk reksadana saham. Sebaliknya, kalau kamu cenderung ingin “main aman” beri porsi lebih besar untuk reksadana pendapatan tetap.
Setelah itu, lakukanlah evaluasi secara berkala. Tidak perlu terlalu sering, satu tahun sekali saja sudah cukup. Ini karena kamu memegang beberapa jenis reksadana sekaligus. Masing-masing reksadana tentu memiliki periode investasi yang berbeda, sehingga dibutuhkan waktu yang lebih panjang untuk bisa melihat apakah investasimu masih sesuai target awal atau tidak.
Menyesuaikan Portofolio dengan Tujuan Keuangan Pribadi
Cara membangun portofolio reksadana juga bisa didasarkan dari tujuan keuangan pribadimu. Masing-masing investor tentu memiliki tujuan keuangan untuk investasi yang dilakukannya. Misalnya ada yang berinvestasi untuk menyiapkan masa pensiun, ada juga yang berinvestasi untuk mendapat pemasukan tambahan. Nah, bagaimana denganmu sendiri?
Katakanlah kamu punya dana Rp 2 juta untuk investasi reksadana. Return dari investasi tersebut ingin kamu jadikan persiapan masa pensiun. Namun, kamu merasa kurang sreg kalau harus menginvestasikan uang Rp 2 juta tersebut pada reksadana saham, karena kurang sesuai dengan tujuan keuanganmu.
Sebagai alternatifnya, kamu bisa membagi investasi senilai Rp 2 juta tersebut menjadi beberapa jenis reksadana, bukan hanya di reksadana saham saja. Selain itu, kamu juga bisa memilih Manajer Investasi (MI) yang berbeda dengan jenis reksadana yang sama.
Administrasi Pencatatan
Cara lain membangun portofolio reksadana adalah dengan memperhatikan administrasi pencatatan. Sedikit informasi, reksadana termasuk sebagai harta yang perlu dilaporkan dalam SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan).
Diversifikasi reksadana memang merupakan salah satu strategi yang efisien. Walau begitu, jika menyangkut masalah administrasi pencatatan, keberagaman tersebut justru bisa menyusahkan. Dengan menginvestasikan uangmu ke bermacam-macam reksadana sekaligus, maka portofoliomu akan semakin variatif isinya. Akibatnya, kamu akan kesulitan menentukan besaran nilai yang harus dilaporkan dalam SPT. Terlebih jika seluruh informasi investasimu tidak diarsipkan dengan baik.
Jika kamu ragu bisa melakukan administrasi pencatatan dengan tertib, sebaiknya portofolio reksadana tidak usah dibuat terlalu variatif. Membagi dana investasi ke dalam dua atau tiga jenis reksadana saja sudah cukup. Namun jika kamu yakin bisa mengatur pencatatan dengan baik, diversifikasi bisa terus dilakukan.
Untuk membangun portofolio yang baik memang tidak ada rumus pastinya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi bagus tidaknya portofolio reksadana, Bisa dari kemampuan MI, bisa juga dari waktu melakukan investasi. Semakin banyak pengalamanmu dalam berinvestasi, maka semakin cermat untuk memprediksi untung ruginya. Disitulah mengapa portofolio reksadana sangat penting. Selain untuk meminimalisir kerugian, juga agar kamu bisa untung berlipat. Jadi tidak ada salahnya, kamu berinvestasi di semua jenis reksadana agar portofoliomu semakin kuat di Bibit. Karena, investasi reksadana online di Bibit, kamu akan menemukan banyak produk reksadana yang bisa kamu pilih dengan MI profesional yang siap memberikanmu cuan berkali-kali lipat. Sudah siap berinvestasi bersama Bibit? Yuk, install aplikasinya di Google Play dan App Store!