Obligasi seringkali dianggap sebagai investasi yang relatif aman karena memiliki tingkat pengembalian yang lebih stabil dibandingkan dengan saham. Namun, seperti halnya investasi lainnya, ada risiko yang terkait dengan obligasi. Oleh karena itu, banyak orang bertanya-tanya, apakah membeli obligasi bisa rugi? Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang hal tersebut.
Investasi Obligasi, Untung dan Ruginya!
Berinvestasi dalam instrumen apapun mengharuskan investor memiliki keberanian menghadapi risiko, termasuk obligasi. Walaupun tergolong investasi dengan risiko rendah, pemahaman akan risiko ini dapat meminimalkan potensi kerugian dan meningkatkan potensi keuntungan. Karena seperti yang kita tahu, bahwa instrumen ini tetap menjadi alternatif terbaik untuk mendapatkan passive income yang stabil. Berikut untung dan rugi berinvestasi obligasi:
Keuntungan Obligasi
Obligasi adalah investasi jangka panjang yang relatif aman atau rendah risiko. Investor perlu memahami karakteristik obligasi agar dapat memaksimalkan keuntungan. Ini dia keuntungan dalam obligasi:
1. Kupon
Investor akan menerima keuntungan pasti, yaitu berupa kupon tanpa melakukan transaksi apapun setelah memiliki surat berharga. Pembayaran kupon terjadwal sesuai kesepakatan awal, contohnya Obligasi FR (Fixed Rate) yang menawarkan passive income tetap setiap 6 bulan. Tentu ini menjadi pilihan investasi yang menarik.
2. Capital Gain
Capital gain adalah keuntungan finansial yang timbul ketika pemilik obligasi melakukan transaksi jual beli di pasar sekunder. Pasar sekunder merupakan tempat alternatif selain emiten atau lembaga yang mengeluarkan obligasi untuk menjual surat berharga tersebut. Untuk meraih capital gain, seorang investor perlu secara rutin mengamati pergerakan harga surat berharga dan menjualnya pada saat nilai jualnya mengalami kenaikan. Syarat utama untuk mencapai capital gain ini adalah menjual obligasi tersebut pada harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga belinya.
3. Jenis dan Produk yang Beragam
Jenis obligasi beragam, seperti konvensional dan syariah. Jadi investor memiliki lebih banyak opsi sesuai dengan prinsip dan tujuan keuangan mereka masing-masing. Terkait harga dan jangka waktu juga memiliki banyak pilihan. Misalnya produk Obligasi FR yang memiliki likuiditas tinggi, jadi investor bisa fleksibel untuk menentukan jangka waktu investasi mereka sendiri, tanpa terpaku oleh jangka waktu Obligasi FR tersebut.
4. Rendah Risiko
Keuntungan dan kerugian saling melengkapi sebagai dua aspek yang tak terpisahkan. Obligasi sebagai salah satu instrumen investasi memiliki risiko yang relatif rendah. Ini disebabkan oleh fluktuasi harga yang cenderung stabil, berbeda dengan instrumen saham yang sering mengalami fluktuasi harga yang tinggi. Sehingga obligasi menjadi pilihan yang lebih aman bagi para investor yang mengutamakan stabilitas nilai investasi.
Kerugian atau Risiko Obligasi
Kerugian menjadi bagian tak terelakkan sebagai bagian dari investasi, namun bukan berarti hal ini tidak bisa diminimalisir. Dalam kasus obligasi, salah satu cara efektif adalah dengan memilih penerbit yang dapat dipercaya dan memberikan kupon dengan nilai yang maksimal.
Selain itu, menginvestasikan dana pada obligasi yang diminati oleh masyarakat luas. Dengan memiliki obligasi yang dikenal terpercaya dan diminati oleh banyak pihak, peluang untuk meraih capital gain menjadi lebih besar. Misalnya seperti obligasi yang diterbitkan Pemerintah yang tidak pernah gagal bayar sepanjang sejarah.
Obligasi Perusahaan atau Korporasi memiliki potensi risiko yang lebih tinggi daripada Pemerintah. Meski begitu, memilih Perusahaan yang terpercaya dan memiliki performa keuangan yang kuat dapat membantu meminimalkan risiko tersebut. Karena tidak bisa dipungkiri, kerugian yang sering dihadapi oleh pemilik obligasi seringkali terkait dengan ketidakmampuan penerbit dalam membayar atau mengembalikan dana.
Risiko lainnya terkait adanya dampak inflasi atau resesi, yang menyebabkan penurunan nilai tukar dibawah pertumbuhan aset dari investasi. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi makro ini dalam mengelola portofolio investasi.
Bagaimana Obligasi FR Dijual
Proses penjualan obligasi dimulai dari pasar perdana, yaitu saat obligasi pertama kali diterbitkan dan dijual kepada investor. Tidak semua investor mendapatkan kesempatan yang sama dalam membeli obligasi di pasar perdana, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan unit yang dijual ataupun adanya aturan tertentu yang membatasi.
Akan tetapi obligasi ini nantinya bisa diperjualbelikan di pasar sekunder melalui perantaraan perusahaan keuangan. Di pasar sekunder inilah, investor yang membeli di pasar perdana bisa menjual kepemilikan obligasi kepada investor lainnya, sehingga semua orang bisa berinvestasi.
Dalam pasar sekunder, harga obligasi ditentukan berdasarkan kondisi pasar dan suku bunga saat ini, sehingga harga obligasi dapat naik atau turun dari harga beli awal. Jika harga obligasi turun di pasar sekunder, maka investor obligasi di pasar perdana bisa mengalami kerugian jika menjualnya sebelum jatuh tempo.
Namun yang jelas, jika pemegang obligasi memegang sampai jatuh tempo, mereka akan mendapatkan pengembalian pokok yang diinvestasikan. Di sisi lain, bila yang terjadi adalah kenaikan harga obligasi, maka investor perdana bisa mendapat untung dari capital gain.
Mengapa Ada Kenaikan Dan Penurunan Harga Obligasi
Selanjutnya, untuk memperjelas apakah beli obligasi FR bisa rugi, penting untuk memahami penyebab kenaikan dan penurunan harga obligasi itu sendiri. Harga obligasi erat kaitannya dengan ekspektasi suku bunga acuan bank sentral. Hubungan antara suku bunga dengan harga obligasi adalah sebagai berikut:
> Ekspektasi Suku Bunga Bank Sentral Naik -> Harga Obligasi Turun
> Ekspektasi Suku Bunga Bank Sentral Turun -> Harga Obligasi Naik
Mengapa bisa terjadi hubungan yang terbalik antara harga obligasi dan suku bunga? Ini disebabkan karena obligasi pembayaran % kupon yang tetap (Fixed) setiap tahunnya, sedangkan suku bunga bank sentral bisa naik dan turun sepanjang tahun.
Anggaplah sebuah obligasi perusahaan ABC membayarkan kupon 5% per tahun. Misalnya suku bunga bank sentral naik dari 5% menjadi 6%. Maka untuk mengkompensasi kenaikan suku bunga bank sentral, obligasi korporasi ABC, harus mengalami penurunan harga. Turunnya harga membuat imbal hasil kupon obligasi mendekati suku bunga terbaru yaitu 6%.
Sehingga, jawaban dari apa beli obligasi bisa rugi adalah mungkin. Tetapi perlu dipahami bahwa meski harga mengalami penurunan tapi obligasi belum dijual oleh investor, maka kerugian yang terjadi barulah di atas kertas saja (belum terealisasi). Sehingga, masih ada kemungkinan harga berbalik arah kembali, dan kerugian pun berubah jadi keuntungan. Namun yang jelas, ketika obligasi jatuh tempo, harga obligasi pasti akan kembali ke harga par (100%).
Apakah Mungkin Memprediksi Harga Obligasi
Seorang investor yang ragu apakah beli obligasi FR bisa rugi, mungkin berpikir untuk memprediksi harga obligasi. Tentu saja hal ini bisa dilakukan dengan melakukan analisis pasar. Namun, prediksi harga obligasi bisa menjadi sulit karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga obligasi. Faktor-faktor tersebut antara lain suku bunga, inflasi, risiko kredit, dan likuiditas pasar obligasi.
Suku bunga adalah faktor terpenting yang mempengaruhi harga obligasi FR. Ketika suku bunga naik, harga obligasi akan turun karena obligasi yang diterbitkan sebelumnya dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah akan menjadi kurang menarik dibandingkan dengan obligasi baru yang diterbitkan dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga obligasi akan naik.
Inflasi juga mempengaruhi harga obligasi. Ketika inflasi meningkat, tingkat suku bunga juga cenderung meningkat, sehingga harga obligasi akan turun. Hal ini disebabkan karena nilai uang di masa depan akan lebih rendah daripada nilai uang saat ini karena inflasi.
Risiko kredit adalah faktor lain yang mempengaruhi harga obligasi FR. Obligasi dengan risiko kredit yang lebih tinggi cenderung memiliki tingkat pengembalian yang lebih tinggi untuk mengkompensasi risiko tersebut. Oleh karena itu, obligasi dengan risiko kredit yang lebih tinggi akan dihargai lebih rendah daripada obligasi dengan risiko kredit yang lebih rendah.
Terakhir, likuiditas pasar obligasi dapat mempengaruhi harga obligasi FR. Obligasi yang lebih likuid cenderung memiliki harga yang lebih tinggi daripada obligasi yang kurang likuid karena lebih mudah untuk membeli dan menjual obligasi tersebut.
Dalam memprediksi harga obligasi, faktor-faktor ini harus dipertimbangkan secara bersama-sama dan dianalisis dengan hati-hati.
Bagaimana Mengatasi Resiko Ketidakpastian Harga
Sekarang kita sudah mendapatkan jawaban yang lebih jelas mengenai apakah beli obligasi bisa rugi. Namun untuk melengkapi pembahasan, penting juga untuk tahu bagaimana mengatasi harga obligasi yang naik turun tersebut. Berikut adalah langkah langkah yang bisa dilakukan:
1. Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi portofolio adalah strategi yang penting dalam mengurangi risiko investasi dan dapat membantu mengurangi ketidakpastian harga obligasi. Diversifikasi portofolio melibatkan membeli obligasi dari berbagai jenis penerbit dan dengan jatuh tempo yang berbeda-beda. Dengan cara ini, jika salah satu jenis obligasi mengalami penurunan harga, maka dampaknya pada portofolio investasi akan lebih kecil.
2. Menghindari Obligasi Dengan Risiko Tinggi
Obligasi dengan risiko kredit yang tinggi cenderung memiliki tingkat pengembalian yang lebih tinggi, namun juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Oleh karena itu, untuk mengurangi ketidakpastian harga obligasi, investor dapat memilih untuk menghindari obligasi dengan risiko tinggi dan memilih obligasi dengan risiko kredit yang lebih rendah. Contohnya adalah Obligasi FR, produk obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah RI. Risikonya lebih rendah karena pengembalian pokok investasi dan pembayaran kupon dijamin oleh negara.
3. Menggunakan Strategi Buy And Hold
Strategi buy and hold melibatkan membeli obligasi dan menahannya hingga jatuh tempo. Dengan cara ini, investor tidak perlu khawatir tentang fluktuasi harga obligasi selama periode investasi dan dapat menghindari risiko ketidakpastian harga obligasi.
4. Membeli Obligasi Dengan Jangka Waktu Yang Pendek
Obligasi dengan jangka waktu yang pendek cenderung memiliki tingkat ketidakpastian yang lebih rendah daripada obligasi dengan jangka waktu yang lebih panjang. Oleh karena itu, untuk mengurangi ketidakpastian harga obligasi, investor dapat memilih untuk membeli obligasi dengan jangka waktu yang lebih pendek.
Baca juga: Berapa Lama Bunga Obligasi Dapat dibayarkan?
Kesimpulan
Jadi itulah pembahasan mengenai apakah beli obligasi bisa rugi. Tentu buat sebagian dari investor pemula, pembahasan di atas mungkin cukup rumit. Namun tidak perlu khawatir karena sekarang sudah ada aplikasi bibit yang bisa membantu kamu memilih obligasi yang tepat. Kamu juga bisa mendapatkan edukasi gratis di bibit yang bisa mempertajam analisa kamu sebagai investor.