Apa Saja Top 5 Market Cap Saham BUMN yang Ada di Indonesia?

Pernahkah kamu mengetahui apa saja saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Bursa Efek Indonesia? Saham BUMN adalah saham-saham yang sebagian besar kepemilikannya dimiliki oleh negara. Dengan adanya kehadiran negara sebagai pemegang saham pengendali, saham BUMN umumnya banyak diminati oleh investor. 

5 Market Cap Saham BUMN

Berikut ini beberapa saham BUMN dengan kapitalisasi terbesar yang ada di Indonesia.

1. Saham BBRI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) adalah saham yang berada dalam sektor perbankan dan termasuk emiten favorit di kalangan investor untuk investasi jangka panjang. Karena fundamental Bank BRI yang memang kuat dan harga sahamnya yang cenderung naik dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Bahkan dalam 5 tahun terakhir harga saham BBRI tercatat tumbuh +80,99%.

Market cap BBRI  per 18 September 2023 mencapai Rp814 triliun dan emiten BUMN ini rajin bagi dividen. Terakhir, BBRI memberikan dividen pada 12 April 2023 sebesar Rp232,22 per lembar sahamnya. Besaran dividen ini lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp174,25 per lembar sahamnya.

Bisnis utama Bank BRI bertujuan membantu para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan mengandalkan layanan mikro yang tersebar di Indonesia. Layanan lain yang ditawarkan berupa berbagai macam produk consumer banking dan layanan institusional bagi masyarakat kota dengan layanan e-banking yang ada di Indonesia. 

Selain segmen UMKM, BRI juga menyasar segmen usaha Ultra Mikro, yaitu usaha mikro yang dimiliki oleh perseorangan. 

BRI melaporkan bahwa mereka telah menyalurkan pinjaman lebih dari 36,1 juta usaha mikro dan ultra mikro sejak membentuk holding Ultra Mikro (UMi) bersama Pegadaian dan PNM pada 2021 lalu. 

2. Saham BMRI

Masih dari sektor perbankan, emiten BUMN selanjutnya adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang per 18 September 2023 memiliki market cap sebesar Rp553 triliun. Bank Mandiri adalah perusahaan hasil restrukturisasi pemerintah Indonesia di tahun 1999 yang merupakan gabungan dari 4 Bank Pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia.

Bank Mandiri memiliki banyak anak perusahaan, contohnya seperti PT Bank Syariah Indonesia atau BRIS (perbankan syariah), PT Mandiri Sekuritas (Sekuritas) dan PT Mandiri Tunas Finance (pembiayaan konsumen).

Terbaru, BMRI telah membukukan kenaikan laba bersih di semester I 2023 sebesar +24,9% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Tepatnya dari Rp20,2 triliun di semester I 2022 menjadi Rp25,23 triliun di semester I 2023. 

Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan Bank Mandiri dalam menyalurkan kredit secara konsolidasi sebesar Rp1.272,07 triliun, angka ini tumbuh +11,8% secara year on year (yoy). Kabar baiknya pertumbuhan ini melampaui pertumbuhan industri perbankan di Juni 2023 sebesar 7,8% yoy. 

BMRI telah melakukan aksi korporasi berupa stock split dengan rasio 1:2 pada 5 April 2023. Sebagai informasi, stock split adalah aksi korporasi memecah nilai nominal saham dengan rasio tertentu.  

3. Saham TLKM

Selanjutnya berasal dari sektor telekomunikasi, yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). Telkom adalah perusahaan yang berfokus pada penyediaan layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta pengelolaan jaringan telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia. Mayoritas kepemilikan saham Telkom 52.09% dipegang oleh Pemerintah Republik Indonesia dan sisanya 47.91% dimiliki oleh masyarakat umum.

Per 18 September 2023 market cap Telkom sebesar Rp368 triliun dan termasuk emiten yang rajin bagi dividen tiap tahunnya. Terakhir pada 5 Juli 2023 TLKM membagikan dividen Rp167,60 per lembar saham, meskipun laba bersih perusahaan di tahun 2022 hanya Rp20,7 triliun, lebih rendah dari laba bersih tahun 2021 sebesar Rp24,8 triliun.

Namun, saat ini Telkom telah membukukan peningkatan kinerja kembali, melalui pendapatan konsolidasi yang tumbuh +2,1% di semester I 2023 dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya menjadi Rp73,5 triliun. 

4. Saham BBNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) adalah Bank BUMN pertama yang go public setelah sahamnya tercatat di bursa pada tahun 1996. Kepemilikan saham BNI saat ini 60% dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, 39,85% dimiliki oleh publik, dan 0,11% saham treasury. Sedangkan market capnya sendiri ada di angka Rp174 triliun per 18 September 2023.

BNI kini memegang posisi sebagai bank nasional terbesar ke-4 di Indonesia, dinilai dari total aset, kredit yang diberikan, dan dana pihak ketiga yang dikelola. 

Dalam menyediakan layanan finansial yang komprehensif, BNI didukung oleh sejumlah anak perusahaan, seperti BNI Multi Finance, BNI Securities, BNI Life Insurance, dan BNI Remittance.

Pada tahun 2023 ini, BBNI telah melakukan stock split pada 6 Oktober 2023 dengan rasio 1:2. Ini dilakukan BBNI agar sahamnya bisa dijangkau oleh lebih banyak investor ritel. Kemudian dengan bertambahnya lembar saham dan penurunan harga saham, diharapkan transaksi ritel atas saham BBNI meningkat seiring likuiditasnya yang meningkat. 

Perlu kamu ketahui, aksi korporasi stock split ini pertama kali dilakukan oleh BBNI sejak pertama kali IPO atau melantai di bursa tahun 1996. Sebelum stock split dilakukan, saham BBNI sempat menyentuh titik tertinggi sepanjang masa (All Time High/ATH). Tepatnya pada Jumat 29 September 2023, yaitu di sesi I perdagangan pada level Rp10.375.

5. Saham BRIS

PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) adalah emiten syariah BUMN yang berdiri tanggal 1 Februari 2021 dan bergerak di lingkup usaha bank umum yang segala kegiatan usahanya berlandaskan prinsip syariah. BSI merupakan penggabungan dari  PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.

Tahun ini BRIS kembali membagikan dividen bagi para investor Rp9,24 per lembar saham atau 10% dari laba bersih perseroan di tahun 2022 atau sekitar Rp426,02 miliar yang dibayarkan pada 23 Juni 2023. Sementara itu, per 18 September 2023 market cap BRIS berada di peringkat 5 diantara perusahaan BUMN lainnya, yaitu sekitar Rp74 triliun. 

Saat ini, Kementerian BUMN sedang gencar untuk mencari investor baru potensial BRIS di Timur Tengah, seperti Dubai dan Abu Dhabi. Namun sebelum investor baru masuk, dua bank pemegang saham BRIS, yaitu bank BRI dan BNI akan mendivestasikan saham mereka di bank syariah tersebut. Sebagai informasi, komposisi kepemilikan BRI di BRIS sebanyak 15,38%, sedangkan BNI sebanyak 23,24%. 

Selain 5 emiten BUMN tersebut, kamu bisa juga mengetahui kinerja emiten BUMN lainnya melalui indeks IDX BUMN20 yang mengukur kinerja harga saham 20 perusahaan tercatat di bursa yang merupakan BUMN, BUMD serta afiliasinya.

Demikian satu per satu pembahasan kita mengenai 5 saham BUMN dengan market cap terbesar di BEI. Semoga artikel dari Bibit Saham ini menjadi sumber bacaan yang informatif sehingga bisa menambah literasi pembaca mengenai dunia pasar modal. Mulai investasi sahammu dengan Bibit Plus!

Baca juga: SIDO Termasuk Sektor Saham Apa?

Cara Beli Saham dengan Upgrade ke Bibit Plus

Sebelum melakukan proses pembelian di Bibit Saham, pastikan bahwa akun kamu sudah terupgrade menjadi Bibit Plus. Jika belum, kamu bisa mengikuti panduannya disini. Nah setelah upgrade ke Bibit Plus, ini dia langkah-langkah yang bisa kamu ikuti untuk mulai membeli saham di Bibit Plus:

  1. Buka halaman Explore pada aplikasi Bibit, lalu pilih produk investasi Saham.

  2. Kamu bisa memilih saham apapun yang ada di bursa efek dan juga saham yang masuk dalam kategori Indeks.

  3. Pilih saham apapun yang ada dalam Indeks tersebut 

  4. Kamu bisa Klik Beli untuk melakukan pembelian saham pilihanmu.

  5. Masukkan nominal Harga Beli yang kamu inginkan dan juga Jumlah Lot yang akan kamu beli, lalu klik Beli.

  6. Setelah order sudah dilakukan, kamu tinggal menunggu pembelian kamu di proses.

Bagi kamu masih bingung, cek video cara membeli saham di aplikasi Bibit: