Investasi adalah cara membuat uang bekerja untuk kita guna untuk mendapatkan keuntungan. Saat ini terdapat beragam instrumen dan produk investasi yang bisa kamu pilih, misalnya seperti saham dan obligasi. Kedua produk investasi ini dapat memberikan keuntungan dari modal yang ditanamkan investor.
Namun kedua produk ini pastinya memiliki beberapa perbedaaan, mulai dari kepemilikan, keuntungan dan tingkat risikonya. Yuk, kita simak apa saja perbedaan saham dan obligasi ini!
Definisi Saham dan Obligasi
Saham merupakan tanda penyertaan modal atau kepemilikan seseorang atau pihak (badan usaha) pada suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas (PT). Dengan begitu investor memiliki hak untuk hadir dan terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan dalam RUPS. Selain itu, investor juga berhak memperoleh bagian dari laba perusahaan atau yang sering disebut sebagai dividen.
Sementara itu, obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang diterbitkan oleh negara atau perusahaan yang sifatnya dapat diperjualbelikan. Investor mendapat keuntungan dari imbal hasil dalam bentuk kupon yang diberikan penerbit obligasi dalam periode waktu yang sudah disepakati di awal perjanjian. Sedangkan pokok pinjaman akan dilunasi di saat jatuh tempo obligasi.
Perbedaan Saham dan Obligasi
Perbedaan kedua instrumen ini terletak pada potensi keuntungan dan tingkat risikonya. Obligasi ini cocok bagi investor dengan profil risiko konservatif, karena memiliki risiko rendah dan potensi keuntungan yang juga lebih rendah dibandingkan saham. Sebaliknya, saham memiliki tingkat risiko tinggi yang berbanding lurus dengan potensi keuntungan yang juga tinggi.
1. Kepemilikan
Bentuk kepemilikan antara instrumen saham dan obligasi sangat berbeda. Jika kamu membeli saham, artinya kamu menjadi bagian dari pemilik perusahaan tersebut sesuai dengan persentase saham yang kamu miliki. Dengan begitu, kamu memiliki sejumlah hak dan kewajiban sebagai pemilik perusahaan.
Sedangkan dalam obligasi, investor tidak memiliki sedikitpun bagian kepemilikan dari pihak penerbit obligasi. Karena obligasi hanya bentuk surat hutang yang diterbitkan pihak penerbit kepada investor yang akan dilunasi dalam kurun waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak.
2. Potensi Keuntungan
Perbedaan lain antara kedua produk investasi ini adalah dari bagaimana cara instrumen-instrumen ini menghasilkan keuntungan. Mulai dari saham, investor berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan yang akan diberikan ke para pemegang saham atau biasa yang disebut dividen, yang besaran dividen per sahamnya diputuskan dalam RUPS.
Besaran dividen yang akan diterima investor ditentukan sesuai dengan persentase kepemilikan sahamnya. Selain dividen, investor bisa mendapatkan keuntungan lain berupa capital gain, yaitu berupa selisih harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga belinya.
Lain halnya dengan obligasi, instrumen ini memberikan keuntungan berupa kupon yang dibayarkan dalam periode tertentu, misalnya setiap 1 bulan sekali. Besaran kuponnya sendiri umumnya lebih tinggi dari imbal hasil deposito bank BUMN yang berkisar 3%-4%. Seperti halnya saham, obligasi bisa kamu jual kembali di pasar sekunder sehingga bisa mendapatkan keuntungan berupa capital gain.
Produk obligasi Negara terbaru saat ini adalah jenis SBN ritel, yaitu ST011 yang akan terbit sampai 6 Desember 2023. Kupon dari ST011 dibayarkan setiap tanggal 10 setiap bulannya. Kuponnya bersifat floating with floor, yaitu imbal hasil akan ikut naik apabila suku bunga BI naik, namun tidak akan turun dari batas bawah yang sudah ditentukan.
Besaran kuponnya adalah 6,30% untuk jangka waktu 2 tahun (ST011-T2) dan 6,50% per tahun untuk jangka waktu 4 tahun (ST011-T4). Kamu bisa membeli produk SBN ritel ini melalui aplikasi Bibit, karena Bibit merupakan mitra distribusi resmi SBN yang ditunjuk oleh Pemerintah.
3. Tingkat Risiko
Seperti yang kita ketahui, setiap instrumen investasi memiliki risiko, tidak terkecuali saham dan obligasi. Tingkat risiko saham lebih tinggi dari obligasi karena fluktuasi harganya yang begitu tinggi. Tergantung dari sentimen pasar yang ada, yang merupakan dampak dari makro ekonomi, sektor industri dan mikro ekonomi yang sedang terjadi.
Dengan begitu harga saham memiliki risiko mengalami penurunan jika ada sentimen negatif dari bursa. Dan capital loss bisa terjadi, apabila investor menjual saham dengan harga lebih rendah dari harga belinya.
Salah satu risiko yang umum dihadapi dalam investasi obligasi adalah risiko likuiditas. Risiko likuiditas terjadi saat obligasi sulit dijual kembali dengan jangka waktu yang singkat, membuat investasi tersebut dianggap kurang likuid karena dana terikat untuk jangka waktu tertentu. Potensi kerugian bagi investor dapat timbul jika mereka berusaha menjual obligasi sebelum jatuh tempo.
Baca juga: Jam Bursa Saham Kapan Normal? Ini Waktu Buka Dan Tutupnya
Keunggulan Investasi Saham di Aplikasi Bibit
Salah satu cara paling mudah untuk membeli saham bagi pemula adalah dengan memiliki Rekening Efek atau Rekening Dana Nasabah (RDN). Sekarang dengan mengaktifkan fitur Bibit Plus, proses pendaftaran RDN menjadi lebih mudah dan simpel. Yuk, simak apa saja keunggulan memiliki akun Bibit Plus dan RDN!
1. Tampilan yang Sederhana
Bibit plus memiliki tampilan sederhana, sehingga ramah dan mudah digunakan bagi pengguna baru yang ingin mulai berinvestasi di saham tanpa kendala dalam proses registrasi dan transaksi yang dibutuhkan.
2. Beragam Aset Tersedia dalam Satu Aplikasi
Memudahkan pemantauan portofolio investasi seperti reksadana, Surat Berharga Negara (SBN), obligasi FR dan saham tanpa perlu beralih ke aplikasi yang berbeda, sehingga menjadi efisien baik di waktu dan tenaga.
3. Didukung oleh Stockbit Sekuritas
Bibit Plus didukung oleh Stockbit sekuritas yang memiliki pengalaman lebih dari 5 tahun sebagai aplikasi saham yang telah dipercaya oleh jutaan investor. Dengan memiliki Bibit Plus dan RDN, proses investasi menjadi lebih mudah, praktis, dan efisien.
Itu dia pembahasan kita tentang perbedaan saham dan obligasi. Semoga informasi dalam artikel ini, bisa membantu kamu mengetahui lebih jelas tentang perbedaan antara kedua produk investasi tersebut.
Bagi kamu yang ingin mengetahui soal aplikasi Bibit dengan lebih lengkap, cek video ini ya. Yuk, segera upgrade ke Bibit Plus sekarang juga.