Reksa dana sudah dianggap salah satu produk investasi dengan risiko rendah. Setidaknya, jika dibandingkan dengan investasi saham dan valuta asing. Namun, di antara banyaknya tipe reksa dana tentu ada yang paling rendah. Apakah itu?
Risiko Reksa Dana Paling Rendah
Investasi apa pun memiliki risiko. Tidak terkecuali produk reksa dana yang dikenal aman. Tinggi rendahnya risiko biasanya menjadi salah satu pertimbangan investor dalam memilih produk investasi. Meski potensi untungnya besar, tak jarang seorang investor mengurungkan niatnya berinvestasi jika produk investasi tersebut berisiko tinggi.
Karena itu, mengetahui risiko-risiko dari sebuah produk investasi penting untuk memastikan aktivitas ini berjalan lancar.
Risiko Investasi Reksa Dana
Memang benar reksa dana tergolong investasi yang berisiko rendah. Walau demikian, karena reksa dana terbagi ke dalam banyak tipe seperti reksa dana saham, reksa dana obligasi, reksa dana campuran, reksa dana indeks, dan reksa dana pasar uang, risiko reksa dana juga berbeda satu sama lain. Tapi reksa dana yang disebut terakhir, yaitu reksa dana pasar uang, dianggap sebagai reksa dana berisiko paling rendah dibandingkan yang lainnya.
Hal ini disebabkan instrumen pasar uang dan surat utang jangka pendek dalam reksa dana pasar uang, relatif tahan goncangan pasar. Berbeda dengan instrumen saham dan obligasi yang fluktuatif. Meski begitu, secara umum reksa dana tetap memiliki beberapa risiko yang perlu diketahui.
1. Return Tidak Pasti
Seperti telah disinggung sekilas, reksa dana terdiri dari reksa dana pasar uang, reksa dana obligasi, reksa dana saham, dan reksa dana campuran. Nah, setiap reksa dana tersebut punya tingkat return yang berbeda-beda. Potensi return reksa dana saham paling tinggi – bisa sampai 20% per tahun – dibanding reksa dana lainnya, walau risikonya juga paling besar. Reksa dana pasar uang sebaliknya, berisiko paling rendah dengan potensi return yang juga tidak tinggi.
Return-return ini bisa berubah sewaktu-waktu, bergantung pada kinerja Manajer Investasi dan kondisi pasar bursa. Karena itu, return reksa dana itu tidak pasti atau kadang naik, kadang juga turun. Jadi, dari sisi tipe produk reksa dana dapat diurutkan sebagai berikut.
Reksa dana saham sangat volatil atau fluktuatif sehingga tergolong reksa dana berisiko paling tinggi
Reksa dana pendapatan tetap atau obligasi bersifat moderat. Reksa dana ini termasuk reksa dana berisiko moderat
Reksa dana pasar uang realtif tahan goncangan pasar. Reksa dana ini adalah reksa dana paling rendah
2. Risiko Likuiditas
Likuiditas terkait kemampuan bank kustodian atau bank penampung dana untuk memenuhi permintaan penarikan uang. Meski proses penjualan reksa dana sangat mudah karena kini bisa dilakukan melalui aplikasi investasi reksa dana online, seperti Bibit, pencairan reksa dana untuk sampai ke rekening tetap memerlukan waktu. Di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatur pencairan reksa dana maksimal 7 hari kerja (Tidak termasuk hari Sabtu dan Minggu).
Dengan kata lain, reksa dana tidak bisa dicairkan secara real time. Kecuali di aplikasi Bibit yang menyediakan fitur Instant Redemption pada beberapa reksa dana. Dengan fitur ini pencairan reksa dana bisa dilakukan dalam hitungan menit bahkan detik. Info lebih lanjut terkait instant redemption di Bibit, silakan klik di sini.
3. Wanprestasi
Risiko wanprestasi atau gagal bayar bisa saja terjadi bila Manajer Investasi tidak dapat memenuhi kewajiban untuk membayar penjualan reksa dana ke investor. Hal ini disebabkan mitra Manajer Investasi, seperti pialang, emiten, bank kustodian, atau agen penjual efek reksa mengalami kendala. Baik itu karena kesulitan keuangan maupun pailit.
Berdasarkan situs https://www.idx.co.id/, risiko ini adalah risiko reksa dana paling tinggi. Hal ini disebabkan dana nasabah bisa hilang seluruhnya, seiring tutupnya institusi penerbit reksa dana. Karena itu penting bagi kita, memastikan Manajer Investasi dan Agen Penjual Reksa Dana yang dipilih kredibel, berpengalaman, dan legal.
4. Penurunan Nilai
Risiko reksa dana ini berkaitan dengan kemungkinan penurunan nilai reksa dana. Harga reksa dana dihitung berdasarkan nilai aktiva bersih per unit penyertaan, dan fluktuasi pasar dapat menyebabkan penurunan nilai. Risiko ini lebih tinggi terjadi pada reksa dana saham karena fluktuasi harga saham cenderung lebih tinggi dalam jangka pendek. Penurunan nilai bisa dikatakan risiko reksa dana paling umum dan rendah, mengingat tidak akan ada dana investor yang hilang. Selain itu, dengan kesabaran, konsistensi, serta strategi investasi yang tepat, nilai reksa dana yang turun akan kembali naik seiring berjalannya waktu.
Baca Juga: Investasi Otomatis Adalah Solusi Investasi yang Mudah dan Menguntungkan
5. Tidak Dijamin
Berbeda dengan produk investasi tertentu seperti deposito yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), investasi reksa dana tidak dijamin oleh pihak bank atau pemerintah. Jika terjadi kebangkrutan di bank, investor dapat mengalami kerugian tanpa jaminan perlindungan dari pemerintah. Selain tidak adanya jaminan pemerintah, permasalahan ekonomi dan politik juga bisa mempengaruhi stabilitas nilai investasi termasuk reksa dana. Ketika ada perubahan aturan investasi atau ketidakpastian politik, reksa dana harus beradaptasi, dan ini dapat mempengaruhi reksa dana walau tidak sampai wanprestasi.
Risiko Reksa Dana Paling Rendah
Dari semua yang telah dijelaskan, jadi mana risiko reksa dana paling rendah?
Dari sisi produk, dapat langsung dikatakan bahwa reksa dana pasar uang berisiko terendah. Reksa dana ini, seperti kita tahu tahan terhadap goncangan pasar dan faktor-faktor lain, sebut saja kondisi ekonomi dan peristiwa sosial-politik. Tingkat return-nya pun kompetitif, yakni bisa mencapai 6% per tahun.
Sementara dari sudut pandang risiko, risiko reksa dana paling rendah adalah penurunan nilai. Mengapa? Risiko ini bisa terjadi di produk investasi apa pun dan tidak akan menyebabkan dana hilang. Bahkan, para pakar keuangan, ahli investasi, dan investor kawakan menyarankan jika nilai reksa dana mengalami penurunan, itu saat yang tepat buat membeli produk investasi tersebut. Istilah yang populer di dunia investasi, produk sedang diskon, dan itu saat yang tepat buat serok. Sebab, penurunan nilai investasi bisa berarti diskon. Dengan kata lain, produk itu bisa diperoleh dengan harga lebih murah.
Baca Juga: Sangat Minim Risiko, Ini Pengertian dan Keuntungan Reksa Dana Pasar Uang
Risiko reksa dana tidak perlu dirisaukan. Selama Manajer Investasi, Agen Penjual Reksa Dana, dan produk reksa dananya kredibel serta terseleksi dengan baik, investasi reksa dana merupakan salah satu investasi paling aman dan berisiko rendah. Kamu yang ingin segera berinvestasi reksa dana, percayakan pada aplikasi Bibit. Aplikasi reksa dana online ini menawarkan berbagai produk reksa dana yang sudah terseleksi dengan baik yang bisa dipilih sesuai kemampuan keuangan dan tujuan investasi.