Surat Berharga Negara (SBN) akan segera hadir di tahun 2025. Kepastian akan meluncurnya SBN 2025 sendiri sudah dinyatakan sendiri oleh Pemerintah sebagai penerbitnya. Dengan kembali terbitnya SBN 2025, tentu menjadi kabar baik untuk masyarakat memiliki instrumen investasi yang aman dan menguntungkan. Lalu berapa kuota SBN 2025 kali ini? Inilah penjelasannya!
Kuota SBN 2025
Seperti dikutip Kontan, Pemerintah menyatakan bahwa akan menerbitkan surat berharga negara (SBN) senilai Rp 642,56 triliun di tahun 2025. Jika dibandingkan dengan outlook APBN tahun 2024 sebesar Rp 451,85 triliun maka angka penerbitan SBN tahun 2025 tadi tercatat naik 42,2%.
Melihat besaran kuota SBN 2025 yang mencapai 642,56 triliun, maka jika dibandingkan dengan target penerbitan SBN pada 2024 sebesar Rp 666,4 triliun, angkanya mengalami penurunan. Menurut CNBC Indonesia, penurunan kuota SBN 2025 ini dikarenakan arah strategi pembiayaan anggaran Kementerian Keuangan di tahun 2025 dalam wujud penerbitan SBN yang mengalami perlambatan. Di sisi lain, pembiayaan dalam bentuk pinjaman meningkat drastis.
Suminto selaku Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan menyatakan bahwa strategi pembiayaan anggaran 2025 tetap mengacu pada aspek makro dan mikro. Dari sisi makro, pembiayaan anggaran 2025 akan mengacu pada upaya menjaga stabilitas dan kondusifitas pasar surat utang negara, sembari menjaga kinerja perekonomian tetap kuat dan APBN tetap sehat.
Jadwal SBN Ritel 2025
Jadwal Surat Berharga Negara (SBN) ritel tahun 2025 sendiri sudah dirilis oleh website Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPRR) Kemenkeu dengan rincian sebagai berikut:
ORI027 (Obligasi Negara Ritel seri 027) dengan masa penawaran 27 Januari hingga 20 Februari 2025
ST014 (Sukuk Tabungan seri 014) dengan masa penawaran 7 Maret hingga 16 April 2025
SR022 (Sukuk Ritel seri 022) dengan masa penawaran 16 Mei hingga 18 Juni 2025
SBR014 (Savings Bond Ritel seri 014) dengan masa penawaran 14 Juli hingga 7 Agustus 2025
SR023 (Sukuk Ritel seri 023) dengan masa penawaran 22 Agustus hingga 12 September 2025
ORI028 (Obligasi Negara Ritel seri 028) dengan masa penawaran 29 September hingga 23 Oktober 2025
ST015 (Sukuk Tabungan seri 015) dengan masa penawaran 10 November hingga 3 Desember 2025
Kupon dan Return SBN 2025
Jika kuota SBN 2025 yang mencapai 642,56 triliun lalu berapa return SBN 2025? Dari media Bisnis.com, kita bisa mendapatkan informasi bahwa dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2025, Pemerintah telah menetapkan target suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun pada 2025 dengan besaran 7,1%. Penetapan target suku bunga SBN 2025 ini sendiri dilakukan Pemerintah untuk menjaga stabilitas pasar keuangan domestik dari ketidakpastian global.
Dari besaran target suku bunga SBN 2025 tersebut, nampak bahwa angkanya jauh lebih tinggi dari posisi dan asumsi APBN 2024 sebesar 6,7%. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani tingkat bunga SBN ini telah mempertimbangkan volatilitas pasar. “Suku bunga SBN 10 Tahun 7,1% itu dengan antisipatif melihat volatilitas yang terjadi tahun ini,” kata Sri Mulyani.
Sementara itu para pelaku pasar punya asumsi sendiri. Menurutnya, indikasi penetapan angka asumsi akan lebih tinggi dari prospek rata-rata imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tahun ini di angka 6,9 persen. Alasan dan dasar para pelaku pasar dalam penetapan asumsi ini adalah adanya kebutuhan pendanaan yang besar guna menjalankan program kerja pemerintah baru.
Return SBN 2025 Masih Menguntungkan Dibanding Deposito
Dengan target dan asumsi kupon dan kupon SBN 2025 di atas, apakah return SBN 2025 masih menguntungkan dibanding deposito? Jawabannya tentu saja masih lebih menguntungkan. Sebab menurut proyeksi Suhindarto selaku Kepala Divisi Riset Pefindo Suhindarto dikutip Kontan menyatakan bahwa rata-rata kupon SBN ritel di tahun 2025 akan berkisar antara 5,7% - 6%, tergantung dari lamanya tenor. Dasar proyeksi Suhindarto sendiri adalah spread wajar antara kupon SBN dengan yield 10 tahun yang merupakan benchmark di pasar keuangan.
"Saya asumsikan yield 10 tahun akan berada berkisar 6,31% - 6,69% di tahun depan," ucap Suhindarto.
Meski ada penurunan jika dibandingkan dengan besaran kupon SBN 2024 yang berada di kisaran 6,3%-6,5%, tapi menurut Suhindarto SBN 2025 masih menarik untuk dimiliki karena penurunannya tadi cenderung kaku. Lebih lanjut Suhindarto mengatakan bahwa kekakuan kupon SBN 2025 terjadi karena tingginya kebutuhan untuk menerbitkan surat utang seiring dengan tingginya defisit anggaran serta surat utang pemerintah yang jatuh tempo di tahun depan.
Dari alasan itu, Suhindarto masih meyakini kalau SBN 2025 akan tetap laris manis karena masih mampu menghadirkan imbal hasil yang lebih tinggi dibanding deposito yang bunganya rata-rata hanya 3%. Bukan hanya karena imbal hasilnya yang cuan, laris manisnya SBN 2025 menurut Suhindarto juga dikarenakan tingkat risiko yang sangat rendah, bahkan dianggap sebagai aset bebas risiko (risk-free assets). Dua hal inilah yang menjadi faktor penting karena akan mendorong investor untuk membeli dan investasi SBN 2025.
Baca juga: SBN 2024 Berakhir, Lalu Jadwal SBN 2025 Kapan Dibuka?
Itulah penjelasan tentang kuota SBN 2025. Dengan masih tingginya kuota dan return SBN 2025, maka instrumen ini akan sangat disayangkan bila dilewatkan begitu saja. Jadi bersiap saja untuk investasi SBN 2025 di tempat terbaik seperti Aplikasi Bibit (PT. Bibit Tumbuh Bersama) yang sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK). Berstatus juga sebagai mitra distribusi (midis) penjualan SBN yang telah ditunjuk Kementerian Keuangan tentu akan semakin meningkatkan kredibilitas Bibit. Jangan lupa juga bahwa Bibit juga telah meraih penghargaan sebagai sebagai mitra distribusi SBN dan SBN syariah terbaik tahun 2022-2023.