Tapera Segera Diberlakukan, Bagaimana Jika Dibandingkan Dengan Investasi Reksadana?

Meski digugat di sana sini, sepertinya kebijakan baru pemerintah bernama Tapera bakal tetap akan diberlakukan. Seperti kita ketahui bahwa kabar tentang Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) memang mendapat respon besar dari masyarakat. Maklum bila melihat dari berbagai potongan yang dibebankan pada para pekerja selama ini, membuat iuran wajib Tapera dianggap semakin memberatkan.

Walau dinyatakan sebagai tabungan dan nantinya bisa bermanfaat di masa tua, namun banyak kalangan yang menentangnya karena dianggap tidak sesuai kondisi saat ini yang masih serba sulit. Lalu bagaimanakah sejatinya perhitungan Tapera ini? Dan bagaimanakah jika iuran Tapera ini dibandingkan dengan investasi di Aplikasi Bibit? Mari kita simak pembahasannya berikut ini.

Iuran Wajib Tapera Dengan Besaran 3%

Sebagaimana termaktub dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024, disebutkan bahwa Tapera merupakan penyimpanan yang dilakukan peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu yang hanya dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan perumahan dan/atau dikembalikan berikut hasil pemupukan setelah kepesertaan berakhir.

Besaran iuran Tapera yang diberlakukan Pemerintah sendiri adalah 3% setiap bulannya, dengan rincian 2,5% ditanggung pekerja dan 0,5% ditanggung perusahaan. Perlu diketahui juga bahwa iuran Tapera ini diberlakukan pada hampir semua kalangan pekerja seperti ASN, TNI, Polri, karyawan swasta dan juga freelancer.

Tapera vs Investasi Reksadana

Simulasi Perhitungan Iuran Tapera

Kalau kita bikin simulasi perhitungan dari iuran Tapera ini, kita bisa mendapat gambaran sebagai berikut:

Gaji Rp 3.000.000 per bulan:

  • Iuran total: 3% dari Rp 3.000.000 = Rp 90.000

  • Dibayar pekerja: 2,5% dari Rp 3.000.000 = Rp 75.000

  • Dibayar pemberi kerja: 0,5% dari Rp 3.000.000 = Rp 15.000

Gaji Rp5.000.000 per bulan:

  • Iuran total: 3% dari Rp 5.000.000 = Rp 150.000

  • Dibayar pekerja: 2,5% dari Rp 5.000.000 = Rp 125.000

  • Dibayar pemberi kerja: 0,5% dari Rp 5.000.000 = Rp 25.000

Gaji Rp10.000.000 per bulan:

  • Iuran total: 3% dari Rp 10.000.000 = Rp 300.000

  • Dibayar pekerja: 2,5% dari Rp 10.000.000 = Rp 250.000

  • Dibayar pemberi kerja: 0,5% dari Rp 10.000.000 = Rp 50.000

Gaji Rp15.000.000 per bulan:

  • Iuran total: 3% dari Rp 15.000.000 = Rp 450.000

  • Dibayar pekerja: 2,5% dari Rp 15.000.000 = Rp 375.000

  • Dibayar pemberi kerja: 0,5% dari Rp 15.000.000 = Rp 75.000

Seperti kita tahu bahwa Tapera bisa dimulai oleh peserta dari usia 20 tahun dengan kepesertaan berakhir pada usia pensiun atau sekitar usia 50 tahun. Jadi total maksimal simpanan Tapera yang bisa dilakukan peserta adalah 30 tahun. Dengan ilustrasi tersebut, maka jika kamu memiliki gaji Rp5 juta dengan potongan Rp150.000/bulan, maka hasil pemupukan Tapera selama maksimal 30 tahun adalah 54 juta.  

Baca juga: Begini Cara Nabung 10 Juta

Bagaimana Dengan Investasi Reksadana di Bibit?

Jika iuran Tapera ini dibandingkan dengan investasi di Bibit, mana yang paling menguntungkan? Baiklah, mari kita simak dengan ilustrasi yang sama dengan contoh di atas. Kita ambil permisalan saja kamu berinvestasi di Bibit dengan nabung rutin Rp150.000/bulan, dengan produk reksadana pasar uang Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia. Dengan produk tersebut, maka keuntungan atau imbal hasil yang bisa kamu dapatkan dari besaran investasi di atas dalam 30 tahun adalah 60 juta. Imbal hasil dari Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia sendiri adalah 4,79% per tahun.

Agar lebih memudahkanmu untuk mewujudkan impian memiliki rumah dari investasi di Aplikasi Bibit, kamu bisa menggunakan fitur goal setting. Dengan fitur goal setting ini kamu bisa merencanakan pembelian apapun yang kamu impikan, termasuk rumah dengan cara menabung secara rutin di Aplikasi Bibit. Berikut simulasi perencanaan pembayaran DP rumah sebesar 150juta dengan fitur goal setting di Aplikasi Bibit.

Investasi DP Rumah dengan Bibit Goal (1)
Investasi DP Rumah dengan Bibit Goal (2)

Dari simulasi perencanaan pembayaran DP rumah dengan Bibit Goal di atas terlihat bahwa untuk mencapai nilai Rp 150 juta dalam waktu 30 tahun, kamu hanya membutuhkan nabung rutin 100.000 saja per bulan. Namun pada Tapera dengan iuran 100.000 per bulan, maka dalam 30 tahun kamu hanya akan mendapatkan hasil 36 juta saja. Jadi untuk mencapai hasil 150juta dalam 30 tahun dalam Tapera, kamu membutuhkan iuran sebesar 420.000 per bulan.

Pada ilustrasi perbandingan di atas nampak jelas bahwa investasi pada reksadana di Aplikasi Bibit lebih menguntungkan. Perlu juga kamu ketahui bahwa Aplikasi Bibit (PT Bibit Tumbuh Bersama), telah berizin dan diawasi Otoritas Jasa keuangan (OJK). Dari sini maka keamanan investasi yang kamu jalankan di Bibit tak perlu diragukan lagi. Jadi tunggu apa lagi yuk investasi di Aplikasi Bibit.