Cara Membuat Laporan Keuangan dengan Benar untuk Perusahaan

Akhir tahun akan segera tiba, artinya kegiatan-kegiatan seperti membuat laporan keuangan, tutup buku, audit dan lainnya akan menghiasi para pelaku usaha, manajemen dan akuntan. Membuat laporan keuangan bukanlah hal yang mudah, tidak bisa satu dua hari selesai tetapi membutuhkan waktu bahkan tak jarang mereka akan lembur untuk menyelesaikan segala kegiatan akhir tahun.

Sebenarnya laporan keuangan apa saja yang harus disiapkan pada akhir tahun? Bagi beberapa pelaku usaha terutama pengusaha baru yang baru terjun di dunia bisnis akan merasa bingung. Untuk itu artikel ini akan membahas mengenai laporan apa saja yang harus kamu siapkan di akhir tahun dan mengapa kamu harus membuatnya.

Tujuan Laporan Keuangan Perusahaan

Secara ringkas tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang aktivitas perusahaan selama periode pembukuan. kepada:

  1. Manajemen perusahaan

  2. Pemilik

  3. Investor

  4. Pemerintah (perpajakan)

Dari Laporan Keuangan perusahaan tersebut, kita akan mengetahui berbagai informasi penting, antara lain:

  1. kondisi kas perusahaan,

  2. jumlah hutang piutang,

  3. persediaan,

  4. aset perusahaan,

  5. penjualan,

  6. biaya-biaya, dan

  7. aliran kas (cashflow).

“Bagi investor, berguna sebagai dasar pertimbangan untuk membuat keputusan strategis tentang investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya”

Dengan membaca dan melakukan analisis laporan keuangan, investor bisa menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa depan.

Penerimaan kas yang berasal dari dividen atau bunga dan penerimaan yang berasal dari penjualan, pelunasan, atau jatuh tempo-nya surat-surat berharga atau pinjaman-pinjaman. Dari laporan keuangan juga dapat menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan.



Klaim atas sumber-sumber tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber-sumber ke perusahaan lain dan ke pemilik perusahaan).



Jenis-jenis Laporan Keuangan Perusahaan

Masing-masing contoh laporan keuangan terdiri dari 5 jenis laporan keuangan utama, yaitu:

  1. Laporan laba rugi (Statement of Profit or Loss)

  2. Neraca (Statement of Financial Position)

  3. Laporan arus kas (Statement of Cash Flows)

  4. Laporan perubahan modal/Laporan perubahan ekuitas/laporan ekuitas pemilik (Statement of Changes in Equity)

  5. Catatan atas laporan keuangan (Notes of The Financial Statements)



Contoh Laporan Keuangan Sederhana – Laporan Laba Rugi

contoh-laporan-laba-rugi.jpg

Perhatikan contoh laporan laba rugi di atas.

Ada dua periode laporan laba rugi, yaitu periode Oktober 2019 dan September 2019.

Selanjutnya disajikan persentase masing-masing pos/ komponen Laporan Laba Rugi terhadap jumlah penjualan. Disajikan seperti itu agar pemilik dan pengelola usaha lebih mudah melakukan analisis. Misalnya, pada bulan September 2019, persentase Laba terhadap  penjualan sebesar 29,03%. Sedangkan pada periode Oktober 2019 perusahaan mengalami kerugian.

Dari sekilas bentuk penyajian Laporan Laba Rugi seperti di atas, pengelola dan pemilik usaha akan terbantu dan lebih cepat untuk melakukan perbaikan serta keputusan strategis.


Contoh Laporan Keuangan Sederhana – Laporan Posisi Keuangan/ Neraca

contoh-laporan-posisi-keuangan.jpg

Cara menyajikan laporan posisi keuangan atau neraca di atas adalah bentuk skontro. Yaitu bentuk penyajian neraca dengan membagi aktiva di sisi kiri dan pasiva di sisi kanan.

Ada bentuk lain untuk menyajikan neraca, yaitu bentuk staffel, yaitu bentuk penyajian neraca dari atas ke bawah. Bagian paling atas sendiri adalah aktiva/ aset, kemudian disusul penyajian utan dan modal.

Contoh Laporan Keuangan Sederhana – Laporan Arus Kas

contoh-Laporan-Arus-Kas.jpg

Untuk membuat Laporan Arus Kas di atas dibuat dengan menggunakan metode tidak langsung. Hasilnya sama bila kita menggunakan metode langsung.

Komponen Laporan Arus Kas juga sama, yaitu terdiri dari:

  • Arus kas dari aktivitas operasi

  • Arus kas dari aktivitas investasi

  • Arus kas dari aktivitas pendanaan.